Jakarta - Bali United menggelar selebrasi unik dalam menandai kesuksesan memenangkan Shopee Liga 1 20-19. Perayaan tersebut sarat dengan nilai toleransi.
Bali United sukses menjadi juara Shopee Liga 1 2019 setelah menekuk Semen Padang 2-0 di Stadion H Agus Salim, Padang, Senin (2/12/2019). Tim berjuluk Serdadu Tridatu itu mengunci titel juara meski kompetisi Liga 1 2019 masih menyisakan empat pertandingan.
Baca Juga
Ilija Spasojevic dan kawan-kawan sudah mengoleksi 63 poin. Poin itu sudah tak terkejar oleh Persipura Jayapura yang bercokol di posisi dua klasemen sementara dengan 47 poin.
Advertisement
Catatan itu tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi Bali United. Klub yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta hanya butuh lima tahun menjadi kampiun kompetisi sepakbola nomor satu di Indonesia itu.
Teco disebut menjadi salah satu faktor yang membuat Bali United keluar sebagai pemenang. Pelatih asal Brasil itu begitu baik dalam meracik Serdadu Tridatu menjadi tim paling disegani di Indonesia.
Kemenangan Bali United itu pantas dirayakan. Seluruh pemain dan manajemen Bali United melakukan doa bersama pada di Pusat Peribadatan Puja Mandala, Nusa Dua, Kamis (5/12/2019).
Puja Mandala merupakan kompleks yang memiliki lima tempat ibadah, yaitu masjid, gereja katolik, gereja prostestan, wihara, dan pura. Kelima tempat ibadah tersebut berdiri berdampingan dengan mesra di satu kawasan.
Pusat peribadatan (Puja Mandala) ini dibangun sejak 1994 dan mulai digunakan pada 1997. Kendati berdampingan dan sering menggelar acara keagamaan secara berbarengan, tetapi tidak pernah ada gesekan yang menimbulkan keributan di komplek peribadatan tersebut.
Manajemen Bali United mengunggah perayaan tersebut di akun ofisal klub. Ada empat foto yang diunggah manajemen. Empat foto tersebut memperlihatkan prosesi doa dari pemain Bali United.
Para pemain Bali United melaksanakan doa di beberapa tempat ibadah yang berbeda. Foto itu disebut mempertontotan keberagaman dan toleransi dari setiap pemain dan menajer klub.
Perbedaanlah yang menyatukan kita, hingga dapat menjadi yang terbaik! 🏆.Sebagai ucapan syukur atas gelar yang diraih musim 2019 ini, keluarga besar Bali United beribadah bersama di Pusat Peribadatan Puja Mandala, Nusa Dua. pic.twitter.com/R1J9fALoYA
— Bali United FC (@BaliUtd) December 5, 2019
Bukan Kali Pertama
Unggahan manajemen Bali United itu tentu mengundang komentar positif suporter. Banyak suporter memuji tolerensi yang diperlihatkan pemain Bali United itu.
Ini bukan kali pertama Bali United mempertontonkan toleransi beragama. Foto selebrasi tiga pemain Bali United juga sempat menjadi bahasan dunia. Selebrasi tersebut terjadi kala Bali United menantang Perseru Serui pada 4 Juni 2017.
Ngurah Nanak, Yabes Roni, dan Miftahul Hamdi melakukan seberasi yang pantas mendapat sederet pujian. Kala Yabes Roni mencetak gol, Nanak yang beragama Hindu mengucap syukur dengan menelungkupkan tangannya ke depan dahi.
Yabes yang beragama Kristen berlutut, sementara Miftahul yang beragama Islam melakukan sujud syukur. Selebrasi itu disebut merepresentasikan Bhineka Tunggal Ika yang selama ini menjadi slogan Indonesia.
From Indonesia, Bali United goal celebration in 3 faiths (Hindu, Christian, Islam) pic.twitter.com/mHQy1j7SoB
— sweetsilversong (@andridsaid) August 14, 2019
Advertisement
Nuansa Toleransi saat Ramadan
Nilai-nilai toleransi juga kental terlihat di Bali United pada Ramadan lalu. Pemain Bali United sangat menghormati rekannya yang beribadah puasa. Michael Orah, misalnya. Bek kiri berusia 33 tahun menghargai sesama pemain Serdadu Tridatu, yang berpuasa dengan menambah porsi latihan.
"Saya melihat bila kami sangat siap menjalani kompetisi Liga 1, meski dalam bulan ramadan. Toleransi antarsesama dalam tim ini sangat kuat. Jika pemain yang muslim fokus berlatih malam, kami yang nonmuslim bisa menambah porsi latihan pagi atau sore hari untuk menjaga stamina kami," ujar Orah disadur dari laman klub, pada Mei 2019.
"Begitu juga saat menjalani pertandingan Liga 1 mendatang, yang berlangsung setelah berbuka puasa. Teman-teman yang nonmuslim bisa menopang kekuatan stamina tim selama pertandingan berjalan," kata Orah.
Selama Ramadan, Bali United juga mengubah waktu latihan dari sore hari menjadi malam hari untuk menghargai pemain yang berpuasa. Meski tidak berpuasa, Orah sepakat dengan kebijakan tersebut.
"Untuk latihan malam saya rasa tidak ada masalah. Kami dari pemain sangat menikmati dan saya melihat kami juga semakin kompak mempersiapkan Liga 1," imbuh mantan pemain Persija ini.
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Hesti Puji Lestari/Editor: Yus Mei Sawitri, published 5/12/2019)