Sukses

Marc Marquez Ungkap Siapa Musuh Terberatnya di MotoGP 2020

Marc Marquez menyebutkan masa-masa di Moto3 berpengaruh besar di kariernya selama MotoGP. Dia juga mengenang kegagalan juara di 2015.

Liputan6.com, Cervera- Marc Marquez saat ini sedang berada di kampung halamannya di Cervera usai jalani operasi bahu setelah kecelakaan di tes pasca musim MotoGP 2019. Marquez saat ini dalam masa pemulihan cederanya.

Meski istirahat total, Marc Marquez tak ragu untuk bicarakan MotoGP. Termasuk soal siapa musuh terberatnya di MotoGP 2020 nanti.

MotoGP 2020 memang masih lama. Musim depan, balapan bakal berjumlah 20 seri karena da MotoGP Finlandia di sirkuit Kymi Ring.

Marc Marquez mengatakan punya potensi jadi juara MotoGP sejak dirinya sukses di Moto3. Sejak itu dia merasa bakal sukses di balap profesional.

"Saya kerap memikirkan masa saat memenangkan Moto3 di Portugal. Saat itu saya bisa menangi balapan meski start di posisi paling belakang," katanya seperti dikutip as.

"Sejak saat itu, saya berpikir bisa tampil di balapan profesional. Fabio Quartaro juga terbantu masa-masanya di Moto3, dia bakal jadi lawan terberat saya," ucap Marc Marquez menambahkan.

 

Video

2 dari 3 halaman

Kunci Selalu Menang

Marquez juga mengungkapkan mengapa dirinya bisa selalu menang balapan. Dia mengatakan alasannya cukup sederhana.

"Ada adrenalin untuk terus bersaing. Saya membalap untuk mengejar kemenangan dan membuat orang terdekat saya gembira," katanya.

"Itulah yang memotivasi saya untuk terus menang di setiap pekannya."

Marquez juga mengatakan 2014 dan MotoGP Malaysia 2019 sebagai masa paling bahagia di kariernya.

"Memilih momen paling bahagia itu sulit karena kegiatan setiap tahun itu sangat padat. Bagi saya sekarang, 2014 dan MotoGP Malaysia 2019 jadi momen paling menggembirakan. Itu karena saya dan adik bisa sama-sama rayakan gelar juara dunia di kategori berbeda," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Kenangan 2015

Marquez juga mengungkapkan kalau bisa memutar waktu, dia ingin mengubah momen di 2015. Saat itu, dia gagal juara karena sering terjatuh.

"Kalau bisa mengubah waktu, saya ingin koreksi gaya balap di 2015. Mungkin, saya bisa lebih konservatif saat membalap," ujarnya.

Meski begitu, dia tak mau terus menyesali kegagalan itu. Kini, dia punya gaya khas yang hanya dimilikinya sendiri.

"Saya pembalap yang selalu ambil risiko. Bagi saya, pembalap yang baik itu harus kencang," ujarnya.