Sukses

Persija Punya Deposito untuk Bayar Kerusakan di SUGBK Usai Lawan Persebaya

SUGBK mengalami kerusakan setelah laga Persija Jakarta kontra Persebaya Surabaya. Klub berjulukan Macan Kemayoran ini diyakini

Jakarta Hubungan Masyarakat (Humas) Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) GBK, Dyah Kumala Sari memastikan Persija Jakarta tak akan menunggak pembayaran ganti rugi untuk memperbaiki kerusakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Kerusakan di sejumlah titik terjadi setelah partai pekan ke-33 Shopee Liga 1 2019 antara Persija kontra Persebaya Surabaya, Selasa (17/12/2019).

Selain itu, kata Dyah, PPK GBK juga sedang menghitung kerugian akibat kerusakan yang terjadi di sejumlah titik. Di antaranya sejumlah kursi tribune, pagar pembatas berbahan akrilik yang roboh, dan rusaknya papan iklan elektronik.

"Kami sedang berhitung. Ini saya juga sedang berada di lapangan untuk mendata kerusakan dan mengecek kerugian," kata Dyah ketika dihubungi Bola.com, Kamis (19/12/2019).

Setiap tim yang memakai SUGBK, termasuk Persija, selain membayar uang sewa Rp450 juta, juga membayar deposito Rp1 miliar. Menurut perkiraan Dyah, uang jaminan tersebut terbilang cukup untuk mengganti rugi kerusakan.

"Kelihatannya mencukupi uang depostio itu. Tapi, bukan berarti bayar uang deposito, lalu bebas melakukan apa saja. Tidak seperti itu. Ini stadion milik negara, masyarakat, bukan milik kelompok orang atau klub tertentu," imbuh Dyah.

 
 
 
View this post on Instagram

#GBKPeople ayo bantu jaga GBK yaa🙏🙏🙏

A post shared by GBK Sports Complex (@love_gbk) on

video

2 dari 2 halaman

Pagar SUGBK Sering Roboh

Untuk kondisi rumput SUGBK, kata Dyah, masih dalam keadaan normal. Pengelola sempat khawatir lantaran ribuan pendukung Persija menyerbu lapangan ketika prosesi perpisahan Bambang Pamungkas yang akan pensiun pada akhir musim.

Khusus pagar pembatas berbahan akrilik yang rubuh, kejadian itu bukan sekali atau dua kali saja. Saat Persija Jakarta menjamu Mitra Kukar pada musim lalu dan Persib Bandung di tahun ini, pagar tersebut juga rusak.

Namun, Dyah menolak pagar akrilik tersebut disebut tidak terlalu kuat menahan euforia suporter.

"Begini, kalau pagar itu kami tak asal juga. Ada pertimbangan kenapa kami pakai akrilik, tidak dibeton. Banyak memang masyarakat yang menyarankan kenapa tidak dibeton saja. Untuk rumput lapangan, sampai siang ini masih aman," tutur Dyah.

Disadur dari Bola.com (Ady /Wiwig, published 19/12/2019)