Jakarta Ketua Olimpian Indonesia dan mantan petenis nasional, Yayuk Basuki meminta atlet dan pemerintah mulai alihkan target pembinaan ke cabor Olimpiade. Ini harus dilakukan karena Olimpiade sudah dekat.
Langkah ini harus ditempuh oleh Indonesia setelah menjalani Asian Games 2018 dan SEA Games 2019. Dalam dua ajang itu, prestasi dari cabang-cabang Olimpiade belum maksimal.
Baca Juga
Kurnia Meiga Berpendapat Timnas Indonesia Tak Butuh Naturalisasi Emil Audero Mulyadi, Ini Alasannya
Pengamat: Keberhasilan Timnas Indonesia Mengalahkan Filipina di Piala AFF 2024 Bergantung pada Lini Tengah
Mauro Zijlstra, Penyerang Berdarah Bandung Ini Dikabarkan Akan Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia
Pada Asian Games, Indonesia mengandalkan cabang olahraga jetski, pencak silat, dan paralayang. Sementara, untuk cabang-cabang Olimpiade, hanya bulutangkis, angkat besi, dan panjat tebing.
Advertisement
"Di SEA Games Manila ada 56 cabor. Itu membuat kita tidak fokus. Ada anggaran sekian dan dibagi rata, seharusnya tidak," kata Yayuk, dikutip dari Antara, pada acara seminar kajian strategis penyusunan road map peningkatan prestasi olahraga oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Pada Olimpiade 2020 di Tokyo, Indonesia kembali mengandalkan bulutangkis, angkat besi, dan panahan. Namun, panjat tebing, atletik, modern pentathlon, menembak, dayung, kano, juga diharap memberikan kejutan.
Sementara itu, Kementerian PPN/Bappenas mencatat, sepanjang sejarah Olimpiade, Indonesia hanya konsisten meraih medali dari tiga cabang olahraga, yakni bulutangkis, panahan, dan angkat besi.
"Kalau untuk Olimpiade 2020 sudah mepet. Jadi ini fokusnya untuk 2024. Mulai dari sekarang fokus di cabang Olimpiade," kata Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas, Woro Srihastuti Sulistyaningrum.
Â
Sumber: Antara
Disadur dari Bola.com (Aning Jati/ Wiwig, published 19/12/2019)