Jakarta - Persija Jakarta dengan berani memberikan kontrak jangka panjang kepada Marko Simic. Durasi kontrak tiga tahun yang disepakati kedua belah pihak menandakan babak baru sang striker di Liga Indonesia.
Jarang ditemukan ada klub sepak bola di Indonesia yang mau menyodorkan kontrak jangka panjang kepada pemain asing. Biasanya, kontrak hanya akan bertahan selama satu tahun atau satu musim, lalu ditambah lagi masa kerjanya, juga satu tahun.
Itu bisa dimaklumi karena harga pemain asing yang relatif sangat tinggi buat klub Indonesia. Apalagi, harga dan kualitas pemain lokal pun saat ini cukup bersaing sehingga keberadaan pemain asing tak jarang hanya sekadar pelengkap saja.
Advertisement
Pengecualian tampaknya dimiliki oleh Simic. Persija begitu yakin kontrak tiga tahun tidak akan sia-sia. Pemberitahuan ini muncul tak lama setelah Bambang Pamungkas melakoni laga pamungkasnya bersama Macan Kemayoran di Stadion Gelora Bung Karno.
"Semua tahu Simic bermain sangat baik di kompetisi tahun ini. Ia juga memiliki komitmen yang kuat untuk tetap bertahan di Persija, dan berjuang bersama di tahun depan," beber Ferry Paulus.
"Maka dari itu kami putuskan memperpanjang kontrak Marko Simic untuk tiga tahun ke depan," tegas pria yang menjabat sebagai CEO Persija itu.
Ini bukan aktivitas transfer biasa. Ini dilakukan sebelum Liga 1 2019 mengakhiri roda kompetisi. Ini menunjukkan kalau manajemen Persija serius berbenah dan menatap Liga 1 2020.
Berikut ini Bola.com mengulas mengapa Marko Simic pantas diberikan kontrak jangka panjang poleh Persija Jakarta.
Video
Komitmen dan Ingin Terus Berseragam Persija
Beberapa bulan lalu, Bola.com sempat mendapatkan informasi bahwa Marko Simic diisukan dengan klub lain, namun bukan tim Indonesia. Penyerang asal Kroasia itu tidak memberikan jawaban solid.
"Mana mungkin manajemen Persija mau melepas striker terbaik klub musim kemarin dan musim ini," ujarnya.
Usai membubuhkan tanda tangan di atas dokumen kontrak barunya bersama Persija, Simic mengakui dirinya tengah berada di puncak performa. Ia juga mengatakan sudah lama memendam keinginan bertahan di klub berjulukan Macan Kemayoran itu.
"Saya hanya bilang bahwa ini adalah puncak karier, dan sangat bangga saat ini. Sebelumnya saya sudah berdoa, dan berharap sejak lama dan akhirnya saya bisa tinggal di sini untuk tiga tahun ke depan. Tentunya ini sangat menyenangkan," kata Simic.
Advertisement
Konsisten Menjadi Mesin Gol Persija
Marko Simic datang ke Indonesia berbekal sembilan gol dari sembilan pertandingan bersama Melaka United, klub asal Malaysia. Sebelumnya, torehan gol eks rekan Dejan Lovren itu teramat meragukan.
Berdasarkan statistik Transfermarkt, striker berusia 31 tahun itu hanya sanggup mencetak 25 gol di delapan klub berbeda dari tahun 2006 hingga 2017. Bahkan pada musim 2016-2017, Simic hanya bermain satu kali buat Negeri Sembilan FA.
Kendati demikian, sama seperti jodoh, karier tak ada yang tahu. Indonesia seperti sudah berjodoh dengan Simic. Bergabung ke Persija tahun 2018, dengan bekal bermain di Asia yang minim, Simic langsung menjadi monster kotak penalti yang ditakuti di Liga 1.
Pada musim perdananya, ia sukses melesakkan 17 gol di Liga 1 saja. Di pentas Liga 1 2019, bukan penurunan yang ia tampilkan, namun justru peningkatan performa. Simic malah melesat menjadi top scorer sementara dengan torehan 28 gol dari 33 pertandingan Persija.
Simic sempat digunjang gosip yang menimpa dirinya dengan artis kondang Via Vallen. Ia juga harus menjalani pemeriksaan setelah dianggap melakukan pelecehan seksual di Australia. Namun, itu tak menganggu produktivitasnya di pertahanan lawan.
Sudah Nyetel dengan Gaya Bermain Persija
Saat bergabung dengan Persija, mungkin Simic ingung bagaimana bisa langsung nyetel dengan permainan Macan Kemayoran. Akan tetapi, kendala bahasa dan adaptasi bukan masalah besar buat skuat Persija.
Ditempatkan sebagai target man dengan sejumlah striker seperti Osas Saha, Rudi Widodo, dan Bambang Pamungkas, Simic menyita perhatian pelatih Persija kala itu, Stefano Cugurra Teco. Dengan taktik baru dan penambahan pemain lainnya, tak butuh waktu lama buat Simic nyetel dengan Persija.
Memasuki musim kedua, dengan minimnya perombakan di lini serang, Simic tak punya banyak pesaing di sana. Hengkangnya Renan Silva dan Bruno Matos membuat Simic selalu menjadi pilihan utama.
Persija memiliki Heru 'Hersus' Susanto. Akan tetapi, keduanya memiliki gaya bermain yang berbeda. Jika Simic merupakan target man dengan skill utama insting dalam menyelesaikan peluang, Hersus adalah striker eksplosif yang mau menjemput bola hingga ke dalam dan memulai serangan.
Performa Hersus juga sangat menjanjikan meski lebih sering tampil dari bangku cadangan. Musim depan bisa jadi Hersus bakal sering bermain sebagai tandem Simic, tergantung skema seperti apa yang akan dijalankan pelatih. Buat Simic, ini bukan masalah besar karena perbedaan tipe dengan Hersus.
Pada musim 2018 dan 2019, Simic selalu dimanjakan oleh umpan-umpan dari sisi lapangan. Keberadaan Novri Setiawan dan Riko Simanjuntak atau Ramdani Lestaluhu yang rajib memberikan servis kepada Simic juga sangat membantu.
Advertisement
Keikhlasan Bambang Pamungkas
Satu faktor lain adalah sudah ikhlasnya sang ikon Persija, Bambang Pamungkas. Ini mungkin bukan faktor kuat, bahkan tidak substansial sama sekali, tetapi setidaknya apa yang dikatakan striker yang akrab disapa Bepe itu mengesankan bahwa akhirnya sudah ada pengganti yang bakal melegenda lagi dengan balutan seragam berlambang Monas di dada.
"Kalau dibandingkan, cedera saya tahun ini lebih banyak dari sepuluh tahun terakhir. Saya pikir ini adalah saat yang tepat, dan kami punya Marko Simic yang merupakan salah satu striker terbaik di Indonesia saat ini." kata Bambang Pamungkas mengomentari keputusannya pensiun.
Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani/Benediktus Gerendo P., published 21/12/2019)Â