Doha - Calon lawan Liverpool di final Piala Dunia Antarklub memiliki perjalanan panjang dan merupakan satu di antara tim paling disegani di Amerika Latin. Flamengo jelas bukan tim sembarangan.
Liverpool akan berhadapan dengan wakil Brasil itu pada Minggu (22/12/2019) dini hari pukul 00.30 WIB. Flamengo lolos ke final dengan chant dari suporter berbunyi, "Pada Desember 1981 kami berlari memutari orang-orang Inggris, 3-0 melawan Liverpool, kami meninggalkan sejarah".
Lagu tersebut merujuk pada pertemuan tahun 1981 silam di partai final Intercontinental Cup, cikal bakal Piala Dunia Antarklub. Liverpool sang jawara Eropa tumbang 0-3 dari Flamengo, kebanggaan Amerika Latin.
Advertisement
Saat itu The Reds masih dibela Kenny Dalglish, legenda klub yang juga pernah menjabat sebagai manajer Liverpool. Manajernya juga bukan sembarangan, Bob Paisley.
Sementara Flamengo dihuni oleh Zico, gelandang serang legendaris Brasil. Mereka juga dibela oleh Leovegildo Lins da Gama Júnior alias Leo Junior, maestro bek kiri yang dikenal memiliki kecepatan dan tendangan kaki kiri sangat baik seperti Roberto Carlos.
Singkat cerita, Flamengo yang berisi seutuhnya oleh orang Brasil itu mengalahkan Liverpool yang diisi oleh orang Zimbabwe, Inggris, Skotlandia, dan Republik Irlandia. Saat ini, 38 tahun kemudian, laga kedua tim kembali tersaji, dengan gairah dan semangat berbeda.
Sejarah Klub
Flamengo awalnya merupakan klub rowing (dayung) yang terbentuk tahun 1895. Huruf kapital R pada logo klub merujuk pada rowing. Klub sepak bolanya, CR Flamengo, baru berdiri pada 1912.
Flamengo merupakan klub besar, disegani, dan memiliki banyak suporter di Brasil. Hanya saja, tak banyak bintang Timnas Brasil yang pernah berseragam Flamengo. Saat itu, Pele atau Garrincha memperkuat Santos dan Botafogo, dua klub yang juga punya basis suporter besar di Negeri Samba.
Pada awalnya, Flamengo memang bukan klub seperti sekarang. Baru pada tahun 1980, saat mereka meraih titel pertamanya, banyak yang beralih mendukung Flamengo.
Sejak saat itu, banyak gelar diraih, termasuk empat gelar liga, Piala Libertadores 1981, yang berujung pada trofi Intercontinental. Performa mereka sempat menurun akhir 1980-an sebelum kembali meraih gelar titel liga tahun 1992.
Flamengo sempat mendatangkan bintang Timnas Brasil di Piala Dunia 1994, Romario. Akan tetapi, kesalahan manajemen klub membuat Flamengo bangkrut dan prestasi tim merosot.
Advertisement
Bangkit
Flamengo tenggelam cukup lama. Tahun 2013, mereka bangkit.
Mendapatkan suntikan dana mencapai 200 juta pounds, Flamengo menjelma dari klub payah menjadi satu di antara klub paling kaya, tak cuma di Brasil, namun juga di Amerika Latin dan bahkan dunia.
Finansial yang membaik tak serta merta membuat prestasi Flamengo meningkat. Itu baru terjadi setelah manajemen klub menunjuk sang otak dibalik mencuatnya prestasi tim, Jorge Jesus.
Mantan pelatih kepala Benfica itu benar-benar berjudi dengan menerima pinangan Flamengo. Maklum, Jesus lebih akrab dengan Eropa, seperti Spanyol dan Portugal. Apalagi, beban berat di pundaknya, yakni membawa Flamengo kembali ke jalur juara.
Tidak butuh waktu lama buat Jesus, dan tak cuma gelar juara liga saja yang berhasil ia berikan. Ia juga mengantar Flamengo keluar sebagai juara Liga Champions Amerika Latin usai memenangi raksasa Argentina, River Plate dengan skor 2-1.
Dibumbui Pengalaman
Liverpool sangat dilarang menganggap remeh Flamengo. Mungkin banyak yang menilai kalau senjata utama Flamengo adalah lini depan, namun kekuatan skuat besutan Jorge Jesus terletak pada pengalaman di lini belakang.
Mantan bek Chelsea dan Atletico Madrid, Filipe Luis merupakan satu di antara pemain paling berpengaruh di Flamengo. Selain itu, ada eks Bayern Munchen, Rafinha, yang juga membuat Flamengo sangat layak dihormati.
Di bawah mistar gawang, ada sosok Diego Alves, kiper yang pernah merumput lama di Valencia. Apa hebatnya? Dia mengalahkan Alisson sebagai penjaga gawang terbaik Brasil tahun 2019.
Naik ke tengah, ada playmaker Everton Ribeiro dan Giorgian De Arrascaeta. Keduanya merupakan ruh penting Flamengo. Dan, jangan lupakan satu pemain ini: Diego Ribas, kapten tim yang punya segudang pengalaman di Eropa.
Di ujung tombak, ada pemain yang sepertinya bakal membuat Inter Milan penasaran dan heran, Gabriel Barbosa. Bagaimana tidak, melempem pada musim pertamanya di Serie A, sinarnya kembali muncul saat dipinjamkan ke Flamengo.
Bersama Bruno Henrique, keduanya mencetak 46 gol, dengan rincian 25 gol buat Barbosa, 21 gol sisanya dilesakkan Henrique. Barbosa juga menjadi top scorer Copa Libertadores dengan koleksi sembilan gol.
Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani/Aning Jati, published 21/12/2019)
Advertisement