Liputan6.com, Jakarta- Indonesia menempati urutan ketiga untuk jumlah perokok tertinggi di dunia. Dengan demikian, satu dari lima orang di Indonesia adalah perokok.
Bukan hanya perokok laki-laki, banyak pula perokok perempuan. Sebenarnya, para perokok mengetahui dampak negatif yang diakibatkan rokok. Namun mereka memilih abai akan hal tersebut.
Di Indonesia sendiri, dampak negatif merokok telah disampaikan secara masif. Salah satunya adalah melalui kemasan rokok itu sendiri. Di kemasan rokok, dijelaskan apa saja dampak yang ditimbulkan ketika seseorang merokok.
Advertisement
Salah satu jenis dari produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok adalah produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco product).
Produk tersebut jika digunakan secara tepat dapat membantu mengurangi masalah rokok di Indonesia. Namun, informasi yang akurat terhadap produk tembakau yang dipanaskan masih minim diketahui oleh perokok dewasa.
“Permasalahan rokok di Indonesia sudah lama sekali tidak ada jalan keluarnya. Kalau dulu kebutuhan nikotin hanya didapati melalui rokok, sekarang ada cara lain untuk memperoleh kebutuhan nikotin dengan risiko yang lebih rendah yaitu melalui produk tembakau yang dipanaskan,” kata Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, Prof. Dr. drg. Achmad Syawqie, M.S, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tembakan yang dipanaskan punya banyak kelebihan dibanding rokok maupun rokok elektrik. Simak perbedaannya di halaman berikutnya:
Kadar Zat Kimia Lebih Rendah
Produk tembakau yang dipanaskan memiliki kadar zat kimia yang lebih rendah daripada rokok karena dalam penggunannya tidak terjadi proses pembakaran, melainkan pemanasan.
Produk tersebut memanaskan tembakau asli yang dibentuk seperti batang tembakau berukuran kecil.
Produk tembakau yang dipanaskan menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) sebesar 85 persen dan senyawa karbon (Carbonyl Compound) sebesar 77 persen lebih rendah dari kadar yang dihasilkan oleh rokok.
Adapun ROS biasanya dikaitkan dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan rokok, seperti kanker (ROS berperan sebagai pemicu perkembangan kanker atau tumor ganas).
Advertisement
Uap Bukan Asap
Ketika dipanaskan, produk tembakan yang dipanaskan tersebut menghasilkan uap, bukan asap, yang mengandung nikotin, seperti rokok pada umumnya.
Karena tidak ada proses pembakaran, produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan TAR, zat karsinogen yang memicu kanker atau tumor ganas, dan karbon monoksida.
Tingkat Toksisitas Rendah
Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment/BfR) juga mengkaji produk tembakau yang dipanaskan. Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas (tingkat perusakan zat terhadap organisme) yang lebih rendah hingga 80-90 persen dibandingkan rokok konvensional.
"Hasil kajian ilmiah tersebut semakin menguatkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah daripada rokok, karena tidak menghasilkan TAR. Pemerintah seharusnya mensosialisasikan hasil-hasil kajian ilmiah dan informasi yang akurat mengenai produk tersebut kepada perokok dewasa, sehingga perokok dewasa memiliki pilihan untuk beralih ke produk yang lebih rendah risiko daripada terus merokok," jelas Syawqie.
Penulis: Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com
Advertisement