Liputan6.com, Jakarta Liga I musim 2020/2021 bakal terasa lebih melelahkan. Utamanya bagi tim-tim yang berasal dari ujung Barat dan Timur Indonesia, seperti Persiraja Banda Aceh dan Persipura Jayapura.Â
Lolosnya Persiraja ke Liga I pada musim depan memang tidak hanya menambah warna pada kompetisi kasta tertinggi di Indonesia. Kehadiran tim dari Serambi Mekah itu sekaligus menambah panjang jarak yang harus ditempuh sebagian klub-klub Liga 1 pada musim depan.Â
Persipura Jayapura salah satunya. Bila Persiraja tetap bermarkas di Banda Aceh, maka Mutiara Hitam harus menempuh penerbangan sejauh 5121 km bila melakoni away, begitu juga sebaliknya.Â
Advertisement
Jauhnya jarak yang harus ditempuh para pemain setiap musim menjadi tantangan tersendiri bagi klub. Dua musim lalu, pertandingan tandang terjauh di Liga I bahkan mencapai jarak hingga 5300 km saat Semen Padang bertandang ke markas Perseru Serui. Perjalanan memakan waktu hampir 20 jam mengingat rute yang harus dilalui sebagian hanya bisa dilalui lewat jalan darat.
Penderitaan seperti ini ternyata tidak hanya dialami tim-tim Liga 1 saja. Nasib yang sama juga menimpa klub amatir dari Pulau Reunion, JS Saint-Pierroise di Piala Prancis musim ini.
Klub dari divisi V Liga Prancis itu itu harus menempuh perjalanan sejauh 6000 mil atau sekitar 9565 km untuk berhadapan dengan tim divisi II Liga Pancis, Niort, pada babak 64 besar, pekan lalu.Â
Sebanyak 100 suporter ikut mendampingi JS Saint-Pierroise menyambangi markas Niort yang berada 120 mil di utara Bordeaux. Perjuangan mereka tidak sia-sia. JS Saint-Pierroise menang 2-1 dan berhasil melaju ke babak 32 besar Piala Prancis. Dua gol tim tamu lahir dari kaki Gerard Hubert dan Ryan Ponti. Sementara gol balasan tuan rumah dicetak oleh bunuh diri Gervais Randrianarisoa.
Selanjutnya, JS Saint-Pierroise yang pernah diperkuat mantan playmaker West Ham United, West Ham playmaker Dimitri Payet berpeluang bertemu tim papan atas Liga Prancis,  Marseille atau Bordeaux.
Â
Â
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Turnamen Lokal yang Melelahkan
Piala Prancis atau Coupe de France telah berlangsung sejak 1917 dan dikelola oleh Federasi Sepak Bola Prancis (FFF). Turnamen ini diikuti oleh klub-klub amatir dan profesional yang terdapat di Prancis.
Meski hanya level domestik, bagi JS Saint-Pierroise turnamen ini terasa sangat melelahkan. Pasalnya, meski masih masuk dalam negara Prancis, lokasi klub berlambang bangau tersebut justru berada di luar Eropa atau akrab disebut sebagai kawasan département et région d’outre-mer atau DOM.Â
Ya, pulau Reunion berada di pantai barat Afrika. Tepatnya di antara Madagascar dan Mauritius.Â
Selain Pulau Reunion, klub-klub dari Guadeloupe, French Guiana, Martinique, Mayotte, New Caledonia, Tahiti, Reunion, Saint Martin, dan Saint Pierre and Miquelon juga ikut ambil bagian di Piala Prancis.Â
ASC Le Geldar dari Guiana sebelumnya juga sempat melaju ke babak 32 besar. Sementara JS Saint-Pierroise menjadi tim pertama dari Pulau Reunion yang berhasil melangkah sejauh ini di Piala Prancis.Â
Â
Advertisement