Sukses

Shin Tae-yong Paparkan Proses Timnas Indonesia Menuju Juara

Shin Tae-yong tidak dapat menggaransi kehadirannya langsung membuat Timnas Indonesia memenangkan sejumlah trofi.

Jakarta - Menjadi manajer pelatih Timnas Indonesia bukan pekerjaan mudah bagi Shin Tae-yong. Juru taktik asal Korea Selatan ini dibebankan untuk memimpin seluruh level timnas, termasuk senior, U-22, U-20, dan U-16.

Shin Tae-yong dan PSSI sepakat dengan kontrak berdurasi empat tahun. Nantinya, fokus Shin Tae-yong adalah timnas senior dan U-20. Level usia itu akan bertanding di Piala Dunia U-20 2021 dengan status tuan rumah.

"Perasaan saya saat ini jujur ada sedikit beban. Ada keinginan untuk memberikan yang terbaik setelah bertemu langsung dengan PSSI dan mengetahui tingginya ekspektasi rakyat Indonesia terhadap kemajuan timnas dan sepak bolanya," ujar Shin Tae-yong disadur dari wawancaranya dengan PSSI.

"Sesungguhnya melatih Timnas Indonesia adalah tantangan berat. Dan ini pertama kalinya buat saya melatih di luar Korea Selatan. Dan juga karena bahasanya berbeda, lingkungan, dan budayanya juga berbeda."

"Tapi, saya sangat antusias untuk melatih Timnas Indonesia karena saya melihat negara ini memiliki talenta dan potensi bagus dalam sepak bola," tutur Shin Tae-yong.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Ingin Menang, Harus Kupas ke Akarnya

Shin Tae-yong tidak dapat menggaransi kehadirannya langsung membuat Timnas Indonesia bergelimang trofi. Pelatih berusia 50 tahun tersebut meminta seluruh elemen timnas, termasuk PSSI, agar introspeksi demi kemajuan bersama.

"Berbicara tentang kemenangan, kita harus kupas sampai ke akarnya. Tidak semata-mata jika pelatih bagus, lantas timnya langsung juara. Bukan juga pemain saja yang bermain baik, lalu semuanya bisa membaik dan langsung juara," jelas Shin Tae-yong.

"Untuk bisa menang, mulai dari pihak federasi, staf, tim, pemain, dan seluruh pelatih harus menjadi satu terlebih dahulu. Untuk semua timnas, baik itu senior, U-22, U-20, saya akan berusaha untuk membuat semuanya bersatu."

"Semua kelompok timnas harus berkesinambungan dan saling mendukung. Itu yang coba saya wujudkan," terang arsitek yang membawa klub Korea Selatan, Seongnam Ilhwa Chunma menjuarai Liga Champions Asia 2010 itu.

Disadur dari Bola.com (Penulis Muhammad Adiyaksa / Editor Benediktus Gerendo Pradigdo, Published 09/09/2020)