Manchester - Manchester City kini sudah menjelma menjadi klub papan atas Liga Inggris dan sering juara. Ini setelah diakusisi Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada 2008.
The Citizen tekah menorehkan catatan spesial, yakni klub tersukses di Inggris sejak 2010-2011. Berdasarkan statistik di Sky Sports Statto, City mampu merengkuh 10 titel juara.
Kesepuluh trofi itu adalah empat di ajang Premier League (2011-2012, 2013-2014, 2017-2018, 2018-2019), dua Piala FA (2010-2011, 2018-2019), dan empat gelar Piala Liga Inggris (2013-2014, 2015-2016, 2017-2018, 2018-2019).
Advertisement
Prestasi yang ditorehkan Manchester City membuat jumlah penonton di stadion meningkat drastis. Rata-rata penonton Manchester City di Premier League mencapai 54.386 dari kapasitas Etihad 55.017. Itu berarti sudah 98,9 persen dari kapasitas stadion.
Namun, dilansir dari Give Me Sports, Senin (20/1/2020), seorang netizen mengunggah video lucu terkait stadion Manchester City.
Google Maps sends you to Man City’s Etihad Stadium when you search ‘empty seats’ 👀 pic.twitter.com/plLVhiGQpr
— OllieBrowning (@Olliebrowning8) January 19, 2020
Jika anda mengetik kata kursi kosong di layanan pemetaan online, Anda akan langsung dibawa ke Stadion Etihad. Itu menjadi sebuah lelucon yang khas karena markas Manchester City itu pernah mendapat julukan Emptyhad.
Selain itu, fans Manchester City juga mendapat candaan yang kurang enak. Mereka mendapat julukan fans plastik dari klub rival karena mendukung tim setelah menoreh prestasi.
Etihad Sepi saat Pertandingan Liga Champions
Animo pendukung Manchester City di Etihad saat berkompetisi di Liga Champions musim ini cukup mengecewakan. Mereka gagal menghadirkan suasana angker saat laga melawan Dinamo Zagreb dan Atalanta.
Manchester City juga mendapat ejekan setelah klub dilaporkan menggunakan jasa influencer di media sosial untuk mempromosikan pertandingan Liga Champions.
Kejadian tersebut membuat penggemar Manchester United akan menyoraki fans klub rival dengan sebutan plastik.
Sumber: Give Me Sports
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Hanif Sri Yulianto/Editor: Yus Mei Sawitri, published 20/1/2020)
Â
Advertisement