Sukses

Luis Suarez Cedera, Barcelona Hadapi Dilema

Ada dua hal yang bisa dilakukan, yakni membeli striker 'yang sudah jadi' sekarang dan menunda pembelian Martinez, atau membiarkan Messi berjuang sendirian di depan.

Jakarta- Barcelona tak bisa lama-lama bersenang-senang usai meraih kemenangan perdana di bawah arahan Quique Setien. Mumpung masih musim transfer, manajemen Barcelona harus segera menemukan pengganti Luis Suarez.

Barcelona meraih kemenangan tipis atas Granada akhir pekan kemarin. Lionel Messi menjadi pencetak gol pada pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 tersebut.

Laga itu adalah yang kesekian kali Barca bermain tanpa Suarez. Suka tidak suka, Setien harus segera berunding dengan manajemen klub untuk mendaratkan pemain baru di posisi striker, tepatnya 'striker bernomor punggung 9'.

Messi, meski memulai musim dengan cedera, telah terlibat pada 26 gol Barcelona. Rinciannya, 17 gol dan 9 assist. Luis Suarez mengekor dengan 14 gol dan 11 assist. Ini menunjukkan bahwa penyerang Uruguay itu sama pentingnya dengan Messi.

Duet Suarez-Messi praktis terputus menyusul cederanya Suarez, cedera lutut yang memaksa pemain berjulukan El Pistolero itu harus absen membela Barcelona hingga empat bulan lamanya.

Kembali ke laga kontra Granada, hasil akhir mengindikasikan bahwa gaya permainan possession ball ala Setien sangat bergantung pada Messi seorang dalam penyelesaian akhir, tanpa Suarez sebagai pendampingnya.

Video

2 dari 2 halaman

Skenario yang Rusak

Mengenai siapa dan kapan pengganti Suarez harus didatangkan Barcelona, masih sangat bisa diperdebatkan. Quique Setien, Direktur Sepak Bola Barcelona, Eric Abidal, dan asistennya, Ramon Planes kabarnya sudah melakukan pertemuan guna mendiskusikan masalah ini.

Barcelona tahu mereka harus segera mendatangkan striker baru, tapi mereka harus belajar dari kasus Kevin Prince Boateng pada Januari tahun lalu. Barca tidak boleh salah membeli pemain lagi kali ini.

Barcelona diketahui terobsesi mendatangkan Lautaro Martinez sejak musim panas kemarin. Dengan kondisi sekarang, tentu manajemen klub bisa saja mempercepat negosiasi dengan Inter sebagai pemilik sahnya.

Hanya saja, memboyong Martinez dari Inter pada Januari ini nyaris mustahil. Duet Martinez dan Romelu Lukaku yang sedang moncer menjadi penyebab utama Inter tak akan serta merta melepasnya ke Camp Nou.

Kini, Barcelona dihadapkan pada sebuah situasi dilematis, yakni membeli striker 'yang sudah jadi' sekarang dan menunda pembelian Martinez, atau membiarkan Messi berjuang sendirian di depan.

Alternatif lain yang dimiliki Barcelona adalah Pedro. Winger Chelsea itu mengaku pernah berkomunikasi dengan Ernesto Valverde, namun karena sekarang kursi kepelatihan dipegang oleh Setien, situasinya sudah berbeda lagi.

"Kalau Barcelona menghubungi saya, saya akan tinggalkan semuanya," kata Pedro sebelum Natal kemarin.

"Saya bicara kepada Ernesto Valverde mengenai peluang tersebut, tapi ia tidak memberikan respons. Sekarang saya tidak tahu apa yang bakal terjadi," katanya lagi.

Setien, di sisi lain, terkesan tenang-tenang saja menghadapi krisis di lini depan. Barcelona juga masih memiliki Riqui Puig, gelandang muda yang bisa memainkan peran False 9 di ujung tombak.

Pemain berusia 20 tahun itu juga sudah beberapa kali mengikuti latihan dengan skuat utama Barcelona. Mungkin, Setien bakal memanfaatkannya mengingat ia suka bereksperimen dengan pemain muda.

"Saya selalu memperhatikan pemain akademi. Penting untuk merotasi skuat inti agar tetap segar. Saya tak ragu memberikan kesempatan kalau ada pemain muda yang menunjukkan progres bagus," kata Setien.

Barcelona tentu tak pernah menyangka kalau Suarez akan cedera panjang, sementara mereka tak menyiapkan alternatif lain.

Mendatangkan striker baru yang punya kualitas setara dengan Suarez, atau setidaknya striker setengah jadi yang perlu diasah lagi keterampilannya bakal merusak skenario Setien dalam membangun tim. Padahal, datangnya Setien saja mungkin di luar rencana Barcelona pada awal musim ini.

Diolah dari berbagai Sumber

Disadur dari Bola.com (Penulis Gregah Nurikhsani/Editor Benediktus Gerendo, Published 21/1/2020)