Liputan6.com, Bangkok - Virus Corona telah membatalkan pertandingan tinju babak kualifikasi Olimpiade 2020. Wabah itu sedang menyelimuti beberapa daerah di wilayah, Tiongkok, salah satunya Wunan.
Wunan adalah lokasi tempat ertandingan tinju di babak kualifikasi Olimpiade 2020 zona Asia-Oceania akan digelar. Pertandingan ini bakal berlangsung pada 3 hingga 14 Februari 2020.
Demi menjaga warga negaranya dan atlet luar negeri dari wabah virus corona, pemerintah Tiongkok pun memutuskan untuk membatalkan pertandingan kualifikasi Olimpiade 2020. Namun, hal tersebut berdampak buruk bagi para petinju Selandia Baru.
Advertisement
Tercatat, sembilan petinju Selandia Baru, satu di antaranya juara Commonwealth Games, David James, tertahan di Thailand. Mereka berada di sana untuk pemusatan latihan dan direncanakan bakal ke Tiongkok pada pekan depan.
Dengan pembatalan akibat virus corona, Ketua Asosiasi Tinju Selandia Baru, Keith Walker, bingung dan tak tahu harus berbuat apa.Â
"Kami hanya tahu sedikit tentang informasi ini. Kami berharap ada informasi lebih lanjut dalam 24 jam ke depan," ucapnya dikutip dari 1 News.
Saksikan video terkait Virus Corona di Bawah Ini
Sudah Melakukan Persiapan Penuh
Walker menyebut negaranya sudah melakukan persiapan yang matang. Pasalnya, atlet asal Selandia Baru sangat sulit untuk lolos ke Tokyo untuk mengikuti Olimpiade.
"Cukup sulit untuk lolos di Asia. Masalah besarnya adalah, mereka bakal mencapai puncaknya untuk pertandingan bulan depan," kata Walker.
Â
Advertisement
Bisa Menular
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah merilis pedoman untuk deteksi diagnostik virus pada hari Jumat 17 Januari, sambil mengkonfirmasi kecurigaan bahwa penyakit tersebut dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya
"Jelas bahwa setidaknya ada beberapa penularan dari manusia ke manusia dari bukti yang kami miliki, tetapi kami tidak memiliki bukti jelas yang menunjukkan bahwa virus telah memperoleh kapasitas untuk menularkan di antara manusia dengan mudah," kata Dr Takeshi Kasai, direktur regional WHO untuk pasifik barat, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV.