Barcelona - Jurnalis ESPN, Gabriele Marcotti, menilai ada beberapa masalah yang harus diselesaikan oleh pelatih anyar Barcelona, Quique Setien. Ia dianggap masih gagal memunculkan 'DNA Barcelona', meski telah memperbaiki beberapa aspek, utamanya penguasaan bola.
"Apa yang telah kita lihat dari Setien dalam upaya untuk menciptakan kembali Barcelona seperti satu dekade yang lalu, sebagian besar gagal," kata Marcotti dikutip dari ESPN.
Barcelona memang dominan dalam hal penguasaan bola. Tetapi, mereka tidak mampu menciptakan situasi berbahaya. Selain itu, Barcelona juga tidak mampu mengantisipasi ketika lawan melakukan serangan balik cepat.
Advertisement
"Ada dua masalah yang lebih luas yang perlu diatasi, dan ini tidak mudah."
"Barcelona era Guardiola bekerja bukan sekadar menjaga bola, ya, tetapi juga karena ketika mereka kehilangan itu mereka menekan dengan kekejaman dan intensitas kolektif," sambung Marcotti.
Video
Sulit Menyamai Era Pep Guardiola
Menurut Gabriele Marcotti, sulit bagi Barcelona era Quique Setien untuk bermain dengan intensitas seperti era Pep Guardiola. Sebab, Lionel Messi tidak punya kemampuan melakukan pressing seperti dulu. Pemain depan lainnya pun begitu.
"Bisakah Anda menekan secara efektif dengan Lionel Messi yang berusia 32 tahun dan Antoine Griezmann yang berusia 28 tahun? Saya tidak yakin mereka bisa melakukannya," kata Gabriele Marcotti.
Satu masalah lain, Barcelona kini tidak diperkuat Luis Suarez. Pemain asal Uruguay tersebut absen lama karena cedera lutut. Tanpa Luis Suarez, Barcelona kurang tajam dan kehilangan opsi di lini depan selain Lionel Messi.
"Logika akan menyarankan untuk membawa penyerang baru, Rodrigo Moreno masuk bidikan. Namun, apa Anda bersedia membayar mahal ketika Anda juga akan melakukan hal yang sama pada awal musim depan," ucap Marcotti.
Advertisement
Pragmatis di Tangan Valverde
Barcelona menyambut Quique Setien dengan penuh suka cita. Walau tidak punya rekam jejak dengan Barcelona, pelatih berusia 61 tahun tersebut dianggap bisa mengembalikan 'DNA Barcelona'.
Barcelona acap kali dianggap tampil sebagai tim yang berbeda pada era Ernesto Valverde melatih. Barcelona bukan menjadi tim yang bermain atraktif, menyerang, dan mendominasi penguasaan bola.
Valverde membawa Barcelona tampil lebih pragmatis dan menang adalah tujuan utama. Pendekatan Valverde itu mendapat banyak kritik dan, walau mampu memberikan dua gelar juara La Liga, dia akhirnya dipecat.
Quique Setien sejak awal bertekad untuk mengembalikan Barcelona tampil sesuai identitas klub. Mantan pelatih Real Betis itu adalah fans berat Johan Cruyff, satu di antara sosok yang membangun fondasi gaya bermain Barcelona.
Â
Sumber: ESPN
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, published 28/1/2020)