London - Meski dalam periode sulit, Tottenham Hotspur berhasul meraih kemenangan penting pada akhir pekan lalu, ketika tim Jose Mourinho mengalahkan juara Manchester City 2-0 lewat sumbangsih gol, Steven Bergwijn dan Son Heung-min.
Hasil positif itu menempatkan Spurs hanya empat poin di belakang Chelsea yang berada di urutan keempat sebelum jeda musim dingin Premier League. Tiga hari berselang, Spurs juga meraih kemenangan dramatis 3-2 melawan Southampton di ronde keempat Piala FA.
Tanda-tanda Tottenham mulai stabil mulai terlihat, walau juga tak dibilang kondisi mereka sudah kembali normal sebagai tim elite spesialis big four Liga Inggris lima tahun terakhir.
Advertisement
Pertanyaannya dapatkah mereka berhasil masuk ke zona Kualifikasi Liga Champions pada akhir musim ini? Sebuah pekerjaan yang berat, walau amat mungkin Tottenham Hotspur lakukan.
Berikut adalah tiga alasan mengapa Tottenham Hotspur akan finis di 4 besar dan lolos ke Liga Champions pada 2019-20.
Video
Rival-rival yang Tak Stabil
Keunggulan besar Liverpool di puncak klasemen Liga Ingris, serta jarak poin dengan Manchester City yang berada di posisi kedua atau Leicester City yang berada di posisi ketiga yang terlalu jauh membuat Spurs paling realistis ada di posisi empat besar pada akhir musim ini.
Spurs saat ini memiliki 37 poin (tertinggal 12 poin dari Leicester dan 14 lebih sedikit dari City).
Chelsea saat ini duduk di posisi ke-4, seringkali menderita kekalahan tak terduga, sekalipun permainan The Blues bisa dibilang menghibur.
Sheffield United telah mengejutkan semua orang dengan penampilan mereka musim ini dan kini berada di urutan ke-6, tetapi produktivitas mereka amat buruk. Klub tersebut juga tidak punya nama besar, stabilitas permainan selalu jadi masalah bagi tim-tim kelas medioker.
Manchester United dan Wolves juga berada dalam jarak yang sangat dekat, mereka hanya tertinggal 2 poin di belakang Spurs dan 6 poin dari empat besar. Namun, rapor mereka juga tak stabil.
United seringkali kalah di laga-laga menghadapi tim kecil, sementara Wolves yang punya pemain terbatas konsentrasinya terbelah dengan Liga Europa.
Konsistensi tengah dibangun Jose Mourinho di Tottenham. Sang pelatih dikenal sebagai sosok yang tahu bagaimana cara untuk menang. Dan hal itu belakangan mulai terlihat. Spurs seringkali tampil jelek, namun ujungnya mereka memenangi laga.
Advertisement
Faktor Jose Mourinho
Tottenham Hotspur mengangkat Jose Mourinho sebagai manajer mereka kembali pada bulan November. Ia adalah sosok The Spesial One, spesialis juara.
Memang manajer asal Portugal itu butuh beberapa waktu membentuk tim seperti yang diinginkan. Pelan namun pasti, kerja Jose mulai terlihat.
Di sisi lain Chelsea dan Manchester United dikendalikan Frank Lampard dan Ole Gunnar Solskjaer, pelatih kemarin sore yang minim pengalaman.
Di luar kedua klub itu, Chris Wilder di Sheffield United tengah menjalani musim pertamanya di pentas Premier League. Nuno Espirito Santo di Wolves mungkin satu-satunya pesaing sepadan Mourinho.
Pembelian Pemain yang Tepat
Jendela transfer Januari jadi momen Tottenham Hotspur melakukan peremajaan tim sesuai kebutuhan.Â
Tottenham memang gagal mendatangkan striker pengganti Harry Kane yang cedera, namun mereka dapat dua pemain berkualitas. mungkin belum kembali menghantui mereka.
Gelandang Gedson Fernandes tiba dari Benfica untuk memberi Jose Mourinho pengganti Moussa Sissoko yang cedera, sementara Steven Bergwijn didatangkan dari PSV Eindhoven untuk memberi amunisi tambahan di sektor serang. Klub juga mematenkan status gelandang kreatif Giovani Lo Celso.
Kondisi internal tim pun membaik setelah Christian Eriksen dan Danny Rose pergi. Status mereka yang abu-abu selama ini membuat suasana tim tak kondusif.
Sumber: Sportskeeda
Advertisement