Liputan6.com, Jakarta - Kabar depresi yang dialami Pele membuat Tim Vickery angkat bicara. Jurnalis kenamaan Ameriak Selatan itu menyebut Pele akan tetap dikenang sebagai legenda.
Legenda sepak bola dunia asal Brasil, Pele, mengalami depresi setelah kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik usai menjalani operasi pinggul.
Baca Juga
Penyebabnya, Pele tidak melakukan fisioterapi dan rehabilitasi yang ideal setelah operasi pinggul tersebut. Pele enggan meninggalkan rumah karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan.
Advertisement
Dalam beberapa kemunculannya di publik belakangan ini, pria bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu terlihat memakai tongkat atau kursi roda. Pria berusia 79 tahun itu ternyata malu ketika harus selalu dibantu orang ketika menjalankan aktivitas.
Sang anak, Edinho mengungkapkan, Pele menjadi sulit dalam mobilitas menjalani kegiatan. Pemain yang juara di tiga edisi Piala Dunia ini menjadi depresi, karena tidak terlihat seperti yang selalu dia inginkan.
Â
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Komentar Vickery
"Saya pikir Pele adalah orang tersukses sepanjang sejarah Brasil, dan juga sepak bola. Saya tidak melihat orang lain yang mampu memasarkan sepak bola sepertinya," kata Vickery seperti dilansir Offtheball.
"Dia selalu menggambarkan Brasil sebagai negara yang bahagia, sama seperti dia memainkan bola. Jika dibandingkan dengan sosok di Inggris maka Pele merupakan Ben Stokes, Lord Nelson, Winston Churcill dan Gary Lineker menjadi satu."
"Pele mampu membuktikan kalau menjadi pesepak bola juga bisa sukses. Namun memang benar kondisinya kurang menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir."
Advertisement
Karier Pele
Pele menghabiskan sebagian besar karier sepakbolanya bersama klub Brasil, Santos sebelum pindah ke New York Cosmos pada 1970-an. Pele bermain di empat edisi Piala Dunia berbeda, 1958, 1962, 1966, dan 1970.
Ia mampu menyumbangkan tiga gelar Piala Dunia dan beberapa gelar individu prestisius.