Liputan6.com, Porto - Striker FC Porto, Moussa Marega, mengalami pelecehan rasial pada pertandingan Primeira Liga, Minggu (16/2/2020), saat menghadapi Vitoria Guimaraes. Marega sepanjang pertandingan melandapat pelecehan dari pendukung tuan rumah di Estadio D Afonso Henriques.
Perlakuan tak menyenangkan ini sontak membuat penyerang FC Porto asal Mali ini, emosi dan marah. Marega menyebut suporter Vitoria Guimaraes idiot.
Bahkan, saat penyerang berusia 28 tahun ini, mencetak gol kemenangan untuk Porto, Marega merayakannya sambil menunjuk kulitnya. Tapi, reaksinya tersebut dinilai wasit berlebihan dan memberinya kartu kuining.
Advertisement
Manajer FC Porto Sergio Conceicao mengambil keputusan untuk menggantikan Marega pada menit ke-72. Saat meninggalkan lapangan, Marega mengarahkan ibu jari ke arah kerumunan penonton serta membuat gerakan cabul, tetapi aksinya itu berhasil diredam rekan satu tim.
Krtitik di Medsos
Marega, yang menghabiskan musim 2016/17 dengan status pinjaman di Vitoria, memposting pesan di Instagram. Ia mengkritik pendukung yang menargetkan dia dan juga menyebut wasit pertandingan Luis Godinho "aib".
"Saya juga ingin menunjukkan rasa terima kasih saya kepada wasit yang tidak membela saya dan yang memberi saya kartu kuning karena membela warna kulit saya. Saya harap saya tidak pernah bertemu Anda di lapangan sepakbola lagi. Anda memalukan , "tambahnya.
Advertisement
Dibela Manajer
Bos Porto Conceicao membela tindakan pemainnya, dan mengatakan kepada wartawan setelah pertandingan: "Kami benar-benar marah.
"Mereka menghina Marega sejak pemanasan. Kita semua adalah keluarga di sini, terlepas dari kebangsaan, warna kulit, tinggi atau warna rambut kita dan kita semua pantas dihormati. Apa yang terjadi di sini keterlaluan.
"Saya tahu para penggemar di sini sangat bersemangat tentang klub mereka dan banyak penggemar yang tidak diwakili oleh beberapa orang yang ada di kerumunan hari ini."
Ogah Komentari
Sementara itu, pelatih Vitoria Ivo Vieira mengaku tidak ingin mengomentari insiden itu, karena dia tidak yakin apa yang telah terjadi.
"Saya lebih suka untuk tidak berbicara tentang suatu situasi tanpa mengetahui semua fakta. Tetapi jika pemain diprovokasi, maka dia seharusnya tidak," katanya.
Pertandingan itu sendiri dimenangkan Porto dan menempatkannya di urutan kedua. Mereka membuntuti pemimpin klasemen liga, Benfica, dengan selisih satu poin dari 21 pertandingan.
Advertisement