London- Legenda Tottenham Hotspur, Jermaine Jenas, menilai Jose Mourinho tak seharusnya disalahkan dengan performa turun-naik Spurs belakangan ini. Pelatih asal Portugal membutuhkan para pemain yang dapat mengerti sistem permainan yang ia bangun. Sayangnya pemain yang ada terlihat tak satupun memahaminya.
Tottenham Hotspur kalah 2-3 di kandang saat menjamu Wolves dalam lanjutan Premier League pada Minggu (1/3/2020). Kekalahan yang menyedihkan karena mereka sempat unggul dua kali, sebelum akhirnya kebobolan gol-gol mudah karena kesalahan individu pemain lawan.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Hal ini dinilai sudah berulangkali terjadi. Bukan hanya saat laga melawan Wolves.
Advertisement
"Tottenham terus bermain dalam sistem yang sepertinya tidak mereka mengerti. Tidak ada identitas yang jelas, layaknya sebagai tim elite. Saya tidak ingat kapan terakhir kali Tottenham bermain bagus. Mereka telah mendapatkan hasil tetapi saya tidak bisa melihat karena sistem yang diterapkan.
Apakah mereka tim yang akan bekerja lama? Apakah mereka tim yang akan melewati batas? Apakah mereka tim yang bermain dari belakang? Apakah mereka tim yang mendasarkan permainan mereka pada penekanan penguasaan bola? Apakah mereka tim yang mendasarkan permainan pada sistem melebar? Saya tidak tak tahu, yang terlihat tidak jelas," kata Jenas yang kini berprofesi sebagai pundit.
Jenas bisa memahami jika Tottenham Hotspur kehilangan gereget karena kehilangan dua mesin gol, Harry Kane dan Son Heung-min, yang dihantam cedera panjang.
"Ya benar kehilangan Harry Kane dan Son Heung-min akan berdampak pada tim Anda. Tapi krisis ini telah berlangsung lama, dan tidak ada solusinya," ujarnya.
Jose Mourinho dinilai kerepotan karena pemain-pemain Spurs peninggalan Mauricio Pochettino. "Dia tidak bisa, atau tidak mau memilih pemain dan mengandalkan mereka. Sistem yang ia pakai tidak cocok dengan mereka," kata Jenas.
Ironisnya, Pochettino pada akhir masa jabatannya sebagai manajer Tottenham juga kerepotan mengurai masalah timnya. Ia telah mencoba segalanya untuk memperbaikinya, namun gagal.
Video
Musim Depan Situasi Akan Membaik
Perjudian Jose Mourinho menyimpan duo stoper berpengalaman, Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen, pada laga akhir pekan lalu menimbulkan petaka. Kombinasi Japhet Tanganga, Davinson Sanchez, Eric Dier, berantakan. Mereka melakukan blunder-blunder bodoh.
"Dier adalah pemain yang saya terus lihat dan merasa dia tidak cukup baik untuk bermain untuk Tottenham sekarang, bersama dengan beberapa lainnya."
Jermaine Jenas sejatinya mengaku paham dengan sistem permainan yang diinginkan The Special One. "Saya mengerti metode yang ia harapkan, pemain bergerak mobil mondar-mandir di dua sisi lebar. Ia menginginkan seorang yang keluar naik membantu serangan saat menguasai bola. Dan untuk mewujudkannya ia harus punya gelandang tengah berkarakter kuat."
Maksud dari Jenas, Tottenham tak punya gelandang jangkar yang agresif membentengi pertahanan. Eric Dier terbukti gagal menjalankan peran itu.
"Saya senang memberikan penilaian pada Jose sampai awal musim depan, karena saya ingin melihat pemain tertentu pergi dan pemain lain masuk," papar Jermaine Jenas.
Sumber: BBC
Disadur dari Bola.com (penulis Ario Yosia, Published 3/3/2020)
Advertisement