Sukses

Inovasi dan Solidaritas Sosial Kunci Hadapi Krisis Pandemi Corona Covid-19

Untuk bisa bangkit dari krisis Covid-19, dibutuhkan inovasi dan solidaritas sosial.

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi virus corona Covid-19 telah menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan yang dampaknya tidak terbayangkan sebelumnya. Untuk bisa bangkit dari krisis, dibutuhkan inovasi dan solidaritas sosial.

Hal ini diutarakan Koordinator Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana. Pria yang juga Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat (PP) Kagama itu mengajak masyarakat untuk melihat kembali kekuatan yang dimiliki untuk bangkit melawan krisis akibat virus corona Covid-19.

"Sebuah bangsa akan teruji dalam mengatasi krisis kalau dia mau melihat lagi tingkat ketangguhan dan ketahanan bangsanya. Kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit merupakan modal penting bagi setiap bangsa untuk menghadapi krisis," ujar Ari.

Ari menuturkan dalam situasi sulit ini desa memiliki posisi yang amat penting. Desa, kata Ari, memiliki sumber daya dan kekuatan yang amat adaptif dalam menghadapi krisis. Meskipun ikut dihantam krisis, namun ada ketahanan yang dibangun masyarakat desa dalam menghadapi masa-masa sulit.

Kembali ke desa, kata Ari, adalah salah satu cara untuk menata lagi strategi ke depan dalam membangun bangsa ini.

“Saya gembira teman-teman Kagama mulai melihat arti penting desa. Karena desa ini menjadi salah satu kekuatan yang kita miliki sekarang dalam menghadapi berbagai hal, termasuk dalam situasi krisis” ujar alumnus Fisipol UGM angkatan 1990 ini.

 

 

2 dari 3 halaman

Strategi

Dalam berbagai kesempatan, kata Ari, Presiden Jokowi menekankan strategi yang berbasis pada kearifan lokal dan melibatkan komunitas lokal untuk menangani persoalan kesehatan maupun ekonomi.

"Itulah sebabnya desa menjadi ujung tombak yang sangat penting dalam pengendalian krisis,” imbuh Koordinator Staf Khusus Presiden RI ini.

Hal tersebut Ari sampaikan dalam webinar Kagama bertajuk Desa Inklusif: Basis Solidaritas Bangsa. Selain Ari, hadir dalam webinar tersebut Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo; Sekjen Kemendes PDTT/ Wakil Ketua Umum II PP Kagama, Anwar Sanusi; serta para narasumber: Bito Wikantosa (Kabid Organisasi dan Sosial Kagama Prodesa, Direktur PSD Kemendesa PDTT); Andi Wahyuli (Kepala Desa Mallari, Kab. Bone, Sulawesi Selatan); Arie Sujito (Ketua Departemen Sosiologi UGM); Ade Siti Barokah (Pengurus Kagama, Pegiat Desa Inklusif The Asia Foundation).

 

3 dari 3 halaman

Inovasi

Selain itu, Ari juga mendorong munculnya inovasi. Di masa krisis ini, kreativitas perlu didorong untuk memunculkan inovasi.

Berbagai inovasi yang muncul, kata Ari, merupakan salah satu bentuk solidaritas yang inovatif. Misalnya yang dilakukan oleh Kagama dengan program canthelan.

"Jadi, solidaritas itu perlu inovasi untuk dijalankan. Bagaimana KAGAMA bisa menginisiasi itu di berbagai tempat, dan bekerja sama dengan berbagai kelompok sosial dan masyarakat desa.”

"Solidaritas dan inovasi itu saling menguatkan saling berkait satu sama lain," ujarnya.

Ari meyakini bahwa pelajaran penting yang dapat diambil dari situasi krisis ini di tingkat desa, baik dalam bentuk membangun kesetaraan sosial, membangun solidaritas, dan inovasi merupakan modal yang sangat kuat di masa depan dalam menata desa yang lebih maju dan berjaya.

“Memang itu tidak cukup dengan diskusi atau sekedar kita bicarakan, namun perlu kita gerakkan dan wujudkan dalam bentuk aksi nyata dan konkrit,” pungkasnya.

Disadur dari: News Liputan6.com (penulis Rinaldo)