Liputan6.com, Madrid - Striker Real Madrid Luka Jovic menghadapi masalah baru. Pemain asal Serbia itu dikabarkan terjebak di negaranya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jovic pergi dari Spanyol saat masih menjalani isolasi mandiri bersama rekan-rekannya di Real Madrid. Isolasi dilakukan setelah pemain basket Real Madrid Baloncesto, Trey Thompkins, dinyatakan positif terjangkit Corona Covid-19.
Jovic melakukan perjalanan ke Beogard, Serbia. Ia dikabarkan ingin menghadiri perayaan ulang tahun sang kekasih, Sofija Milosevic.
Advertisement
Keputusan Jovic menimbulkan masalah baru. Sebab, seperti dilansir AS, Jumat (20/3/2020), Serbia kini memberlakukan penutupan perbatasan mereka hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Dengan demikian, Jovic tidak bisa kembali ke Real Madrid. Ia harus tetap di Serbia hingga periode yang belum diketahui.
Rabu (18/3/2020) lalu, Uni Eropa juga menutup perbatasannya. Karena Serbia tidak termasuk dalam wilayah komunitas, itu dilihat sebagai negara ketiga, hal ini berarti warganya tidak dapat memasuki wilayah Uni Eropa.
Â
Saksikan video Luka Jovic berikut ini
Hanya Penerbangan Luar Biasa yang Diizinkan
Penutupan perbatasan Serbia berlaku mutlak. Tak ada akses melalui darat, maupun udara. Penerbangan komersial telah dibatalkan dan hanya pesawat terbang dengan barang, serta pejabat dan tenaga medis yang diizinkan untuk pindah.
Penerbangan reguler terakhir mendarat di Bandara Nikola Tesla Beograd, Jumat (20/3/2020) pukul 05:20 setempat, dari New York. Tak lama kemudian, A330 berangkat ke Shanghai untuk mendapatkan pasokan medis yang diperlukan.
Sebuah pesawat juga akan berangkat ke Amsterdam setelah melalui Paris yang akan memulangkan warga Serbia yang terperangkap di bandara-bandara. Kedua penerbangan ini, dari Air Serbia, adalah satu-satunya yang memiliki izin terbang hari ini.
Bahkan jet pribadi, seperti yang digunakan Luka Jovic untuk perjalanannya, tidak diizinkan untuk pergi atau memasuki Serbia.
Â
Â
Advertisement
Terancam Penjara 8 Tahun
Seperti dilansir Blic, polisi Serbia telah melaporkan Jovic. Dia dituding telah melanggar aturan karantina dan mengabaikan prosedur keselamatan terkait penyebaran virus Corona Covid-19 di negaranya.
Juru bicara Departemen Jaksa Penuntut Umum, Slavica Jokic, mengatakan, pihaknya akan mengajukan tuntutan terhadap sejumlah orang, termasuk Luka Jovic. Kini pemain berusia 22 tahun itu dihadapkan kepada hukuman penjara maksimal tiga tahun atau denda yang sangat besar.
Namun bila Jovic terbukti menularkan Corona Covid-19 kepada orang lain, hukumannya bisa mencapai 8 tahun penjara.