Liputan6.com, Paderborn - Pemain Bundesliga pertama yang dinyatakan positif Covid-19, Luca Kilian, mengaku sangat takut saat mengetahui dirinya terjangkit virus Corona model terbaru. Dari pengamalannya, Killian berpesan agar jangan pernah menganggap remeh penyakit yang telah menewaskan ribuan orang di seluruh dunia itu.
Kilian merupakan pemain SC Paderborn yang bermain di divisi teratas Bundesliga. Seperti dilansir Channel News Asia, Kilian sempat absen selama 7 laga akibat cedera otot yang dialami, akhir Januari lalu. Dalam laga terakhir sebelum Bundesliga dihentikan, timnya kalah dari Cologne, 6 Maret lalu.Â
Gejala pertama dirasakan Kilian pada 10 Maret 2020. Saat itu, Kilian merasakan gangguan di tenggorokan. Sehari kemudian, dia mulai mengalami sakit kepala. "Tapi saya masih tetap berlatih," kata Kilian kepada surat kabar Westfalen-Blatt seperti dilansir dari Channel News Asia.Â
Advertisement
"Pada 12 Maret saya mulai merasa panas dan semakin kuat pada hari berikutnya. Demam dan panas tinggi. Saat itulah saya mulai merasa takut untuk pertama kalinya," beber pemain 20 tahun itu.Â
"Butuh empat hari agar demamnya turun, dan setelah itu saya merasa baikan selama sehari."
Virus Corona model terbaru penyebab Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, akhir tahun lalu. Namun sejak saat itu, virus terus menyebar ke berbagai negara, termasuk Jerman. Â
Â
Â
Dirawat Ibunya
Kilian yang baru pindah dari Borussia Dortmund 2 tidak pergi ke rumah sakit. Dia memilih kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga untuk selanjutnya dirawat oleh ibunya yang kebetulan perawat.
"Kalau saya bertahan sendirian di Paderborn, saya sudah pergi ke rumah sakit," katanya.Â
Â
Â
Advertisement
Pesan Kilian
Kilian merupakan satu dari sederet atlet yang terjangkit virus Corona model terbaru. Penyebaran Covic-19 yang tidak terkendali juga memaksa seluruh laga Bundesliga ditunda hingga 4 April 2020.Â
"Sekarang saya bisa menceritakan pengalamanku. Saya seorang olahragawan dan dalam kondisi yang bagus, tapi saya tetap harus berjuang keras melawan virus ini. Bagi orang-orang yang sudah punya masalah dengan kesehatan, virus itu akan sangat berbahaya bagi hidup mereka," kata Kilian.Â
Akhir Minggu lalu, setidaknya sudah 55 orang yang meninggal di Jerman karena virus Corona model terbaru. Sementara 18.610 lainnya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Kanselir Jerman, Angela Merkel bahkan saat ini harus dikarantina karena sempat kontak dengan dokter yang positif Covid-19.
Guna mengurangi laju penyebaran, Merkel telah melarang warganya untuk melakukan pertemuan yang dihadiri lebih dari dua orang. Selain itu Merkel juga mengumumkan langkah pengendalian lainnya.
Â
Anak Muda Tidak Kebal
Berbagai kebijakan telah ditempuh oleh berbagai negara untuk menekan laju penyebaran virus Corona Covid-19 yang telah menelan ribuan korban. Dari mulai penerapan social distancing yang belakangan berubah menjadi physical distancing hingga yang paling ekstrem, lockdown atau penutupan wilayah.Â
Meski demikian, tidak sedikit yang masih mengabaikan anjuran ini, termasuk anak muda. Anggapan bahwa virus Corona Covid-19 hanya berbahaya bagi orang lanjut usia membuat sebagian orang yang merasa sehat abai dengan hibauan-himbauan tadi. Bahkan tidak jarang anjuran untuk bertahan di rumah justru dimanfaatkan untuk berangkat liburan dan pergi ke tempat-tempat keramaian.Â
Organisasi kesehatan dunia, WHO berkali-kali mengingatkan, bahwa tidak ada yang kebal dengan virus ini, termasuk anak muda dengan fisik prima sekalipun. "Meskipun orang yang lebih tua adalah yang paling terdampak, orang yang lebih muda juga tidak diselamatkan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari Business Insiders Singapore pada Senin (23/2/2020).
Dia menambahkan, saat ini terlihat ada penambahan kasus COVID-19 secara signifikan pada orang-orang berusia di bawah 50 tahun. "Anda tidak kebal. Virus ini membuat Anda masuk rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh Anda," kata Tedros beberapa waktu lalu.Â
Kasus yang sama juga ditemukan di Italia yang kini menjadi negara kedua yang paling parah terpapar Covid-19. Italia bahkan kini berada di urutan teratas jumlah kematian terbanyak akibat virus ini.Â
Dr. Antonio Pesenti, kepala unit perawatan krisis intensif di Lombardy, Italia, tempat COVID-19 paling mewabah di Eropa mengatakan, banyak kelompok usia muda yang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah.
"Sebanyak 50 persen pasien di unit perawatan intensif kami, yang merupakan pasien terparah, berusia di atas 65 tahun. Namun, itu berarti bahwa 50 persen dari pasien kami, lebih muda di bawah 65," kata Pesenti seperti dikutip dari Sky News.
Dia menambahkan, dalam perawatan, banyak pasien berusia 20 atau 30-an tahun. Beberapa juga mengalami gejala parah seperti lansia.
Advertisement