Liputan6.com, Jerez - Sejumlah tim peserta menyatakan sikap untuk menolak balapan MotoGP 2020 berlangsung tanpa penonton. Menurut bos tim satelit KTM Tech3, Herve Poncharal, hal itu akan sulit terwujud.
MotoGP 2020 harus tertunda setelah penyebaran virus corona Covid-19 semakin meluas. Empat balapan perdana yang seharusnya digelar yakni Qatar, Thailand, Amerika Serikat, dan Argentina memutuskan mundur karena khawatir serangan virus tersebut.
Poncharal mengatakan, setiap tim peserta MotoGP memerlukan balapan untuk mendapat keuntungan secara finansial. Dorna Sport sebagai penyelenggara diminta mendapatkan solusi terbaik untuk seluruh tim.
Advertisement
"Jika tak ada lagi Grand Prix, tak ada lagi pemasukan yang terkait dengan sponsor dan uang hadiah," kata Poncharal, seperti dilansir Crash.
Tetap menggelar balapan, tapi tanpa penonton juga dianggap bulan solusi. "Balapan tertutup, secara ekonomi, tak memungkinkan. Kami memerlukan pemasukan," ucap pria yang membawahi dua tim di MotoGP dan Moto3 ini.
Sementara itu, bos tim satelit Yamaha SRT, Johan Stigefelt, berpendapat, ada hal positif apabila jumlah balapan di kalender MotoGP tahun ini dikurangi demi penyesuaian.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Â
Skenario Lain
"Dalam skenario itu, kami sebagai tim juga akan tidak terlalu sering bepergian, jadi biaya perjalanan dan sebagainya tentu bisa berkurang," ungkap Stigefelt.
"Dengan jadwal nanti, kami mungkin akan bepergian dan membalap hingga akhir tahun ini, tidak menutup kemungkinan sampai Desember 2020. Dampaknya akan terasa di awal musim depan," ujar Stigefelt.
Advertisement
Ujian Mental
Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, mengaku secara fisik dia merasa akan bisa melalui potensi jadwal padat MotoGP 2020. "Secara mental itu akan menjadi ujian bagi kita semua," kata Joan Mir.