Jakarta - Andrea Iannone buka suara soal pengalamannya di MotoGP. Ia menceritakannya saat live chat dengan juara dunia kelas 250 cc sebanyak empat kali, Max Biaggi di jejaring sosial Instagram, Senin (31/3/2020).
Begitu banyak pertanyaan yang ditujukan kepada Iannone. Salah satunya penyesalan terbesar selama berkarier di MotoGP.
Pembalap asal Italia itu pun menjawab momen meninggalkan Ducati pada akhir tahun 2016 merupakan yang paling disesalinya.
Advertisement
"Kalau dipikir-pikir, Anda akan selalu ingin mengubah sesuatu dari masa lalu. Dalam kasus saya pribadi, saya seharusnya tidak meninggalkan Ducati," kata Iannone.
"Musim 2015 dan 2016 sangat baik bagi saya. Motor Ducati khususnya sangat mengesankan dalam hal akselerasi dan pengereman. Meski begitu buruk ketika masuk tikungan," tambahnya.
Untuk diketahui, Iannone merupakan pembalap pertama yang berhasil memecahkan telur kemenangan Ducati di MotoGP sejak era kesuksesan Casey Stoner.
Dari Ducati ke Suzuki
Iannone sukses finis pertama pada lomba di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, tahun 2016. Kala itu ia mengalahkan rekan setimnya, Andrea Dovizioso.
Namun pada akhir musim 2016, Iannone membuat keputusan besar dengan meninggalkan Ducati dan gabung Suzuki yang saat itu masih membangun kekuatan.
"Saya kemudian hengkang ke Suzuki dan karakteristik motornya berbanding terbalik dengan Ducati," ucap Iannone yang merasakan empat podium selama gabung Suzuki.
Tahun 2018, Iannone kembali hengkang dan kini memilih merapat ke Aprilia, tim pabrikan paling lemah di grid MotoGP. Dua tahun bersama tim pabrikan asal Italia itu, Iannone belum merasakan podium.
Namun ia percaya, kans Aprilia bersinar di MotoGP 2020 begitu besar. "Aprilia berkembang sangat pesat dan penundaan MotoGP 2020 membuat kami bisa meningkatkan motor," ucap Iannone yang masih menunggu keputusan doping yang menjeratnya.
Sumber: Crash.net
Disadur dari: Bola.com (penulis Hendry W, published 31/3/2020)
Advertisement