Jakarta - Kehadiran pemain asing di persepakbolaan Indonesia tak dipungkiri menjadi magnet tersendiri buat penikmatnya. Meski tak jarang gatot alias gagal total, klub-klub Liga Indonesia tetap menjadikan legiun asing sebagai aset dalam mengarungi kerasnya roda kompetisi.
Operator liga juga membuka keran lebar-lebar buat klub memiliki pemain asing. Pada Shopee Liga 1 2020, setiap tim diperbolehkan 'mengoleksi' paling banyak empat pemain asing. Dengan catatan, satu di antaranya harus berpaspor Asia.
Bak gayung bersambut, banyak agen pemain yang menilai Indonesia adalah negara yang tepat buat kliennya mengadu nasib. Eropa, Afrika, dan Asia menjadi benua favorit buat klub Liga Indonesia melempar jala seluas-luasnya.
Advertisement
Singapura menjadi salah satu negara pertama yang menyumbangkan pemain asing pertama di Liga Indonesia. Tak cuma satu, tapi dua pemain sekaligus, yakni Fandi Ahmad dan David Lee.
Pada 1980-an, sepak bola Indonesia memang tidak memiliki aturan yang jelas terkait keberadaan pemain asing. Baru pada Liga Indonesia (Ligina) edisi pertama tahun 1994, ada peraturan resmi mengenai hal ini.
Nama Fandi Ahmad memang cukup fenomenal di Singapura pada periode 1980-an. Ia merupakan pahlawan Timnas Singapura dan bisa dibilang devisa buat Asia Tenggara di dunia sepak bola internasional.
Fandi Ahmad resmi bergabung dengan Niac Mitra, klub Galatama dengan nilai kurs saat ini mencapai sekitar Rp 1 miliar. David Lee, berposisi sebagai penjaga gawang, memang tidak semahal Fandi, namun tetap angkanya cukup fantastis bila dibandingkan dengan rata-rata bayaran pesepak bola kala itu.
Keberadaan Fandi Ahmad seakan menjadi pembuka gerbang buat pemain asing untuk meneruskan karier di Tanah Air. Setelah itu, gelombang pemain asing terus membanjiri Liga Indonesia, bahkan mantan bintang Piala Dunia juga tertarik.
Mario Kempes, Roger Milla, Dejan Gluscevic: Lambang Supremasi Tiga Benua di Indonesia
Ketika Timnas Kamerun menciptakan sensasi dengan menembus perempat final Piala Dunia 1990, sosok Roger Milla jadi aktor utama di balik kesuksesan itu.
Siapa sangka usai membela Kamerun di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, Milla merumput di Liga Indonesia dengan bergabung membela Pelita Jaya. Di klub milik pengusaha Nirwan Dermawan Bakrie, Milla hanya bermain satu musim pada 1994-1995.
Penampilannya cukup lumayan dengan menciptakan 23 gol dari 23 pertandingan. Di tahun 1996, Milla memutuskan hengkang dari Pelita Jaya untuk selanjutnya berlabuh di Putra Samarinda. Saat membela Putra Samarinda, Milla berhasil menciptakan 18 gol dari 12 pertandingan.
Mantan bintang timnas Argentina di Piala Dunia 1978, Mario Kempes, juga pernah berlaga di Liga Indonesia, tepatnya bersama Pelita Jaya pada tahun 1999. Saat datang ke Indonesia usianya yang tak lagi muda (Kempes kelahiran 15 Juli 1954).
Striker andalan Albiceleste yang menyabet gelar Piala Dunia 1978 sekaligus jadi top scorer turnamen menyumbang 10 gol di 15 pertandingan yang dilakoni bersama Pelita. Produktivitas yang terhitung lumayan karena saat berkiprah di Liga Indonesia terlihat kalau badan Kempes sudah tampak tambun.
Dari benua Eropa, ada juga beberapa pemain yang pernah berlaga di Piala Dunia. Ivan Bosnjak misalnya, pernah berseragam Persija Jakarta. Bosnjak merupakan striker Timnas Kroasia pada Piala Dunia 2006.
Namun, sosok Dejan Gluscevic (Yugoslavia/Montenegro) bisa jadi merupakan pemain Eropa paling sukses di Liga Indonesia, setidaknya hingga kini.
Nama Dejan Gluscevic langsung menjadi buah bibir publik sepak bola nasional saat keran pemain asing dibuka pada Liga Indonesia 1994-1995. Bermain membawa bendera Pelita Jaya, sosok asal Serbia ini mampu merebut hati suporter. Produktivitasnya yang di atas rata-rata membuat Pelita Jaya jadi magnet penonton.
Konsistensinya dalam menjebol gawang lawan mencapai puncaknya saat bermain di Mastrans Bandung Raya (MBR). Memperkuat klub asal Bandung itu, Dejan berhasil mencetak 30 gol dari 33 laga dan mengantarkan MBR meraih gelar juara Liga Indonesia 1995-1996.
Gluscevic pernah membawa Timnas Vanuatu U-20 berbicara banyak di Piala Dunia U-20. Pada 2019 kemarin, ia sempat digosipkan bakal diboyong manajemen Persija Jakarta, namun akhirnya Macan Kemayoran memilih mengangkut Edson Tavares.
Advertisement
Idealisme Persib Bandung yang Luntur
Ketika klub-klub lain berlomba-lomba mendaratkan pemain asing terbaik sejak 1994, Persib seakan haram menggunakan pemain asing sebelumnya. Dan benar saja, generasi pemain asing pertama Persib justru berakhir pahit.
Persib pertama kali menggunakan 'servis internasional' pada 2003 dengan gerbong Polandia. Empat pemain asing itu yakni Mariusz Mucharski, Pavel Bocian, Maciej Dolega, dan Piotr Orlinski. Pelatih pun diimpor juga dari Polandia, yakni Marek Sledzianowski.
Akan tetapi, rombongan Polandia itu tak mampu mengangkat prestasi Persib yang bobrok pada Liga Indonesia 2003. Semuanya didepak jelang putaran kedua dan digantikan oleh gerbong Amerika Latin, yakni Juan Paez (pelatih), Alejandro Tobar, Claudio Lizama, Rodrigo Lemunao, dan Rodrigo Sanhueza.
Rombongan dari Chile itu sukses mencegah Persib dari ancaman degradasi. Setelah itu, manajemen sangat berhati-hati dalam melakukan perekrutan pemain asing, bahkan cenderung royal.
Persib pernah mendatangkan Michael Essien, mantan pemain Chelsea dan Timnas Ghana yang mendunia dan kenyang pengalaman di Eropa. Walau kariernya singkat, Essien tampak begitu menikmati sambutan hangat khas masyarakat Bandung.
Selain Essien, eks penyerang West Ham United, Chelsea, dan Timnas Inggris, Charlton Cole, juga turut merasakan asam manis rumput lapangan sepak bola Indonesia. Sama seperti Essien, kariernya tak lama.
Football Is Coming Home
Pesona Liga Indonesia juga menarik minat pemain asal Inggris, negara yang dikenal sebagai bapak sepak bola modern. Selain Charlton Cole, beberapa nama lain sempat mencicipi kompetisi di Tanah Air.
Lee Hendrie, pemain asal Inggris yang pernah bermain untuk Aston Villa dan Leicester City itu sempat bergabung dengan Bandung FC. Akan tetapi, kariernya hanya terhitung beberapa bulan saja.
Selain itu, ada nama Marcus Bent. Eks Everton itu membela Mitra Kukar pada musim 2011-2012. Sosok beken lainnya adalah Danny Guthrie, mantan penggawa Blackburn Rovers dan Liverpool yang juga sempat berseragam Mitra Kukar.
Pada Liga 1 2020, pemain bertahan Persiraja Banda Aceh, Adam Mitter menjadi pesepak bola impor dari Inggris terakhir di sepak bola Indonesia. Sayang, di saat kariernya sedang bagus bersama tim promosi itu, kompetisi harus dihentikan karena pandemi virus corona COVID-19.
Advertisement
Daftar Lengkap Pemain Asing di Liga 1 2020
Persija Jakarta:
- Marco Motta (Italia)
- Rohit Chand (Nepal)
- Marc Klok (Belanda)
- Marko Simic (Kroasia)
Persita Tangerang:
- Eldar Hasanovic (Bosnia Herzegovina)
- Mateo Bustos (Argentina)
- Yevhen Budnik (Ukraina)
- Tamirlan Kozubaev (Kirgizstan)
Borneo FC:
- Francisco Torres (Brasil)
- Diogo Campos (Brasil)
- Nuriddin Davronov (Tajikistan/Rusia)
- Javlon Guseynov (Uzbekistan)
Barito Putera:
- Alexandar Rakic - Serbia
- Danilo Sekulic - Serbia
- Yaser Islame Pinto - Palestina/Chile
- Claudio 'Cassio' de Jesus - Brasil
Bali United FC:
- Willian Pacheco - Brasil
- Brwa Nouri - Irak
- Paulo Sergio - Brasil
- Melvin Platje - Belanda
PSS Sleman:
- Alfonso de la Cruz - Spanyol
- Guilherme Batata - Brasil
- Yevhen Bokhasvili - Ukraina
- Aaron Evans - Australia/Kroasia
Arema FC:
- Oh In-Kyun - Korea Selatan
- Jonathan Bauman - Argentina
- Matias Malvino - Uruguay/Italia
- Elias Alderete - Argentina
Madura United:
- Jaimerson Xavier - Brasil
- Lutfulla Turaev - Uzbekistan
- Bruno Matos - Brasil
- Emmanuel Oti - Ghana
Persebaya Surabaya:
- Mahmoud Eid - Palestina/Swedia
- Makan Konate - Mali
- Aryn Williams - Australia/Inggris
- David da Silva - Brasil
PSM Makassar:
- Hussein El Dor - Lebanon/Pantai Gading
- Serif Hasic - Bosnia-Herzegovina
- Wiljan Pluim - Belanda
- Giancarlo Rodriguez - Brasil
Persib Bandung:
- Omid Nazari - Filipina/Iran
- Geoffrey Castillion - Belanda/Suriname
- Wander Luiz - Brasil
- Nick Kuipers - Belanda
Persik Kediri:
- Ante Bakmaz - Kroasia/Australia
- Jefferson Oliveira - Brasil
- Gaspar Vega - Argentina
- Patrick Bordon - Slovenia/Italia
Persipura Jayapura:
- Arthur Cunha - Brasil
- Takuya Matsunaga - Jepang
- Thiago Amaral - Brasil
- Sylvano Comvalius - Belanda/Suriname
PSIS Semarang:
- Wallace da Costa - Brasil
- Jonathan Cantillana - Palestina/Chile
- Flavio Beck Junior - Brasil/Kroasia
- Bruno Silva - Brasil
Persela Lamongan:
- Shunsuke Nakamura - Jepang
- Rafinha - Brasil
- Gabriel do Carmo - Brasil
- Jasmin Mecinovic - Makedonia Utara
Persiraja Banda Aceh:
- Adam Mitter - Inggris
- Samir Ayass - Lebanon/Bulgaria
- Bruno Dybal - Brasil/Polandia
- Vanderlei - Brasil
Bhayangkara FC:
- Lee Won-jae - Korea Selatan
- Harve Guy - Pantai Gading
- Renan Silva - Brasil
- Ezechiel Ndouasel - Chad
Tira Persikabo
- Artyom Filiposyan - Uzbekistan/Armenia
- Petteri Pennanen - Finlandia
- Ciro Alves - Brasil
- Alex Dos Santos - Brasil