Sukses

Pandemi Virus Corona Covid-19, Petenis 'Bengal' Bersedia Antar Makanan ke Rumah Warga

Petenis Australia, Nick Kyrgios, bersedia turun langsung membantu warga terdampak pandemi virus Corona Covid-19.

Liputan6.com, Canberra - Pandemi virus Corona Covid-19 telah mengubah citra petenis 'bengal' Nick Kyrgios. Dikenal sebagai pria tempramental di atas lapangan, Kyrgios kini tampil sebagai sosok yang humanis.

Nick Kyrgios seperti diketahui tengah menjalani hukuman percobaan dari otoritas tenis putra akibat tingkah lakunya di lapangan tahun lalu. Namun di balik sifat bengalnya, Kyrgios muncul sebagai pahlawan saat Australia dilanda bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutala) awal tahun ini.

Saat itu, petenis berusia 24 tahun itu berinisiatif untuk menggalang dana sebelum dan selama Australian Open Grand Slam berlangsung di Melbourne, Australia. Dan yang terkumpul sebanyak jutaan dolar Amerika Serikat itu kemudian disalurkan untuk membantu korban krisis tersebut.

Belum lama ini, Kyrgios kembali muncul saat negaranya tengah memerangi penyebaran virus Corona Covid-19. Sekali lagi, petenis peringkat 40 dunia itu menunjukkan jiwa sosial dalam dirinya.

 

2 dari 3 halaman

Bersedia Antar Makanan

Seperti dilansir Channel News Asia, kali Kyrgios bahkan rela turun langsung ke lapangan. Dia bersedia mengantar makanan kepada siapapun yang membutuhkannya selama pandemi virus Corona Covid-19.

"Jika ada yang tidak bekerja dan tidak punya pemasukan dan kehabisan makanan atau dalam kesulitan, tolong jangan tidur dalam kondisi perut lapar," kata Kyrgios lewat akun Instagram-nya.

"Jangan takut atau malu untuk mengirim pesan langsung kepadaku. Saya akan sangat senang membagi apa yang saya punya," tulisnya.

"Meskipun itu hanya sebungkus mie, sepotong roti atau susu, saya akan meletakkannya di depan pintu Anda, tidak perlu ada pertanyaan," tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Tinggal di Canberra

Kyrgios saat ini tinggal di Canberra. Pandemi virus Corona Covid-19 telah menghentikan seluruh agenda olahraga di sana hingga Juli mendatang.

Kegiatan warga juga terbatas setelah pemerintah Australia menerapkan kebijakan lockdown untuk menekan laju penularan virus yang telah membunuh ribuan orang di dunia.