Sukses

Catatan Spektakuler Rekor Gol Timnas Indonesia

Timnas Indonesia pernah membuat rekor gol fantastis sejak dulu.

Jakarta Timnas Indonesia memang belum mampu meraih prestasi membanggakan di kancah internasional. Akan tetapi, Garuda Asia pernah membuat rekor gol fantastis sejak dulu.

Soetjipto Soentoro, pemain Timnas Indonesia era 1965 hingga 1970 masih menjadi pencetak gol terbanyak dengan torehan 57 gol, disusul oleh Bambang Pamungkas (37) dan Kurniawan Dwi Yulianto (31 gol).

Kendati demikian, Ilham Jayakesuma masih menjadi yang terbaik dalam urusan rasio gol. Mantan striker Persita Tangerang itu memiliki rasio gol 0.72, dengan rincian 13 gol dari 18 penampilan.

Sementara Kurniawan, masih tercatat sebagai top scorer Timnas Indonesia di ajang Piala AFF. Ia sukses melesakkan 13 gol.

Kembali ke Soetjipto, pada 14 Juni 1965, eks Persija Jakarta tampil impresif ketika berhadapan dengan tim asal Jerman, Werder Bremen pada laga persahabatan. Timnas Indonesia memang kalah 5-6, pemain dengan julukan Gareng itu membuat tiga gol.

Usai laga, pelatih Bremen, Herr Brocker, disebut-sebut meminta Soetjipto bergabung, Namun, Kolonel Gatot Suwago mengatakan "Mereka (Soetjipto, Max Timisela dan John Simon) lebih mencintai main untuk bangsanya." ujar sang Kolonel. Alasan lain karena Soetjipto dan kawan-kawan sedang dalam rangka persiapan Asian Games 1966 di Tokyo.

Pada Turnamen Merdeka 1968, Soetjipto kembali memamerkan aksinya. Saat Timnas Indonesia berjumpa Republik China (sekarang China Taipei), Skuat Merah Putih menang telak 11-1, dan Soetjipto mencetak lima gol.

Kemenangan itu juga menjadi yang terbesar yang dibuat Timnas Indonesia sebelum digeser oleh rekor kemenangan 13-1 atas Filipina di pentas Piala Tiger 2002 (sekarang Piala AFF).

 

 

2 dari 5 halaman

Filipina, Dulu Sering Jadi Bulan-bulanan Timnas Indonesia

Filipina yang dulu bukanlah Filipina yang sekarang. Timnas Indonesia begitu digdaya ketika berhadapan dengan mereka.

Kemenangan dengan skor besar nyaris selalu didapat Timnas Indonesia kala bertanding melawan Filipina. Contohnya adalah di Merdeka Games Malaysia 1962.

Saat itu, Indonesia menang telak 9-0. Lebih istimewanya lagi, Indonesia juga keluar sebagai juara turnamen usai mengalahkan Pakistan dengan skor 2-1 di partai final.

Selang 10 tahun, Indonesia kembali panen gol atas Filipina. Berjumpa pada Turnamen President Cup, Indonesia yang dihuni Waskito, Iswadi Idris, dan Jacob Sihasale menang telak 12-1.

Kemenangan besar terakhir yang didapat Timnas Indonesia atas Filipina terjadi pada Piala Tiger 2002. Saat itu, Budi Sudarsono dkk. menang telak 13-1. Kemenangan itu sekaligus menjadi rekor hingga detik ini.

 

 

3 dari 5 halaman

Sejarah di SEA Games

Timnas Indonesia mencetak sejarah baru pada SEA Games 2019 silam. Osvaldo Haay cs. mencetak gol sepanjang turnamen, yang terbanyak dibandingkan negara peserta lainnya sepanjang sejarah kompetisi.

Rekor tersebut melewati raihan Timnas Indonesia pada SEA Games 1997. Kala itu, Indonesia berhasil membombardir gawang lawan sebanyak 16 kali, di mana Kurniawan menjadi top scorer dengan lima golnya.

Menariknya, kegarangan Timnas Indonesia sempat ternoda dengan kekalahan 0-2 dari Singapura pada partai pembuka. Bahkan pada partai ketiga, Egy Maulana Vikri dkk. juga tumbang 1-2.

Namun demikian, Indonesia mampu menunjukkan ketajamannya ketika membantai Brunei Darussalam dengan skor 8-0. Lalu pada laga pamungkas grup, giliran Laos yang dipangkas 0-4.

Pada laga semifinal, Indonesia mencetak empat gol ke gawang Myanmar. Sayang, keran 21 gol terhenti di final tatkala Vietnam menghancurkan Merah Putih dengan skor telak 0-3.

 

4 dari 5 halaman

Rekor Gol Timnas Indonesia di Ajang SEA Games

1977: 7 gol

1979: 6 gol

1981: 5 gol

1983: 3 gol

1985: 1 gol

1987: 7 gol

1989: 12 gol

1991: 5 gol

1993: 6 gol

1995: 14 gol

1997: 16 gol

1999: 11 gol

2001: 12 gol

2003: 1 gol

2005: 6 gol

2007: 4 gol

2009: 3 gol

2011: 14 gol

2013: 4 gol

2015: 11 gol

2017: 10 gol

2019: 21 gol

 

5 dari 5 halaman

Kekalahan dengan Skor Mencolok

Selain kemenangan besar, Indonesia juga pernah menelan kekalahan memalukan. Satu yang paling menyita perhatian tentu kekalahan telak 0-10 dari Bahrain pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Kala itu, Timnas Indonesia diarsiteki oleh Aji Santoso, yang menggantikan sosok Wim Rijsbergen.

Wim diminta mundur karena rentetan hasil buruk yang didapat Indonesia di sepanjang fase kualifikasi. Pelatih asal Belanda tersebut berkilah pencapaian buruk Tim Merah-Putih karena ia tidak punya kebebasan memilih pemain sendiri. Komposi pemain sudah disodorkan PSSI, yang kala itu dipimpin oleh duet Djohar Arifin dan Farid Rahman.

Berikut ini kekalahan besar yang dialami Timnas Indonesia

Indonesia Vs Denmark 0-9

Kekalahan dengan skor mencolok pertama kali dialami Timnas Indonesia pada 1974. Ketika itu, Timnas Indonesia yang sedang melakoni tur ke Eropa harus menerima kenyataan pahit kalah dengan skor telak kala dijamu Denmark, 3 September 1974.

Tim Merah Putih yang kala itu diarsiteki Aang Witarsa harus mengakui keperkasaan tuan rumah usai kebobolan 9 gol tanpa balas. Pertandingan uji coba antara kedua tim berlangsung di Kopenhagen.

Indonesia Vs Thailand 0-7

Timnas Indonesia harus menerima kenyataan kalah telak 0-7 dari Thailand di semifinal SEA Games 1985. Kekalahan itu sekaligus memupus asa tim asuhan Bertje Matulapelwa untuk melangkah ke partai puncak.

Kala itu, seperti dimuat di koran The Strait Times, lini belakang Tim Merah Putih tampil sangat buruk dalam yang berlangsung di Stadion Nasional, Bangkok. Bahkan, gawang Timnas Indonesia yang dikawal, Agus Waluyo sudah kebobolan 4 gol saat laga baru berjalan 30 menit.

Setelah itu, Timnas Indonesia yang diperkuat pemain sekelas Herry Kiswanto, Ashari Rangkuti, Ajat Sudrajat hingga Noah Meriem kembali kebobolan 3 gol di sisa waktu pertandingan. Timnas Indonesia pun akhirnya kalah dengan skor telak 0-7.

Indonesia Vs Suriah 0-7

Kekalahan telak juga dialami Indonesia kala bersua Suriah pada babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2010. Timnas Indonesia yang diarsiteki pelatih asal Bulgaria, Ivan Venkov Kolev kalah 0-7 pada laga yang berlangsung di Stadion Aleppo, 18 November 2007.

Pada leg kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2010 ini, Kolev memainkan beberapa pemain muda yang diproyeksikan untuk SEA Games 2007, salah satunya kiper Dian Agus Prasetyo. Sayang, hasilnya tidak terlalu menggembirakan bagi Tim Merah Putih.

Hasil minor usai kalah dengan skor 0-7 itu sekaligus menghentikan langkah Indonesia untuk melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2010. Maklum, pada leg pertama Timnas Indonesia kalah 1-4 dari Suriah di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 9 November 2007.

Ketika itu, satu-satunya gol Tim Merah Putih ke gawang Suriah dicetak pemain yang dikenal dengan julukan Si Ular Piton, Budi Sudarsono pada menit ke-39. Sementara empat gol kemenangan Suriah diceploskan Feras Esmaeel, Mohamed Al Zeno, Zyad Chaabo, dan Raja Rafe.

Indonesia Vs Uruguay 1-7

Kekalahan dengan skor telak kembali dialami Indonesia saat beruji coba dengan Uruguay di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 8 November 2010. Timnas Indonesia yang diperkuat para pemain terbaik harus mengakui keunggulan Uruguay dengan skor telak 1-7.

Meski sempat unggul lebih dahulu melalui Boaz Solossa, Uruguay membuktikan bahwa kelas mereka masih jauh di atas Indonesia. Terbukti, pasca gol dari striker Persipura Jayapura itu, La Celeste mampu tujuh kali membobol gawang Indonesia yang dikawal Markus Horison.

Pada laga ini, gol-gol kemenangan Uruguay yang diarsiteki Oscar Tabarez tercipta berkat hat-trick dari dua penyerang yang kini begitu ditakuti di Eropa, Edinson Cavani dan Luis Suarez. Sementara satu gol lainnya dicetak gelandang, Sebastian Eguren.

Disadur dari Bola.com (penulis Gregah Nurikhsani, Published 9/4/2020)