Jakarta - Sejak Liga Indonesia pertama kali bergulir pada 1994, hampir setiap musim muncul penyerang-penyerang top di Tanah Air. Liga Indonesia merupakan penggabungan kompetisi Perserikatan dan Galatama.
Namun, sampai kompetisi kini bernama Liga 1, terhitung hanya lima pemain yang mampu mencetak 30 gol atau lebih dalam semusim.
Indonesia boleh berbangga karena dua dari lima striker tersebut adalah penyerang lokal. Hal itu menjadi bukti kalau sumber daya pemain yang dimiliki Indonesia mampu bersaing dengan gempuran penyerang asing.
Advertisement
Namun, berkaca pada data dalam 10 tahun terakhir, hanya satu pemain lokal yang berhasil mengganggu dominasi penyerang asing. Sosok tersebut adalah Boaz Solossa yang meraih sepatu emas pada 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Sejak trofi sepatu emas terakhir yang diraih Boaz, dominasi pencetak gol terbanyak Liga Indonesia kembali dikuasai penyerang asing. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran akan menurunnya kualitas penyerang lokal.
Pada Liga 1 2018, penyerang lokal hanya mampu menghuni peringkat kedelapan tabel pencetak gol terbanyak. Sosok tersebut adalah Samsul Arif yang menyumbang 14 gol untuk Barito Putera.
Sementara itu, di Liga 1 musim lalu, Alberto Goncalves yang berstatus pemain naturalisasi berada di urutan kedua. Striker Madura United itu mengoleksi 18 gol, tertinggal 10 gol dari bomber Persija Jakarta, Marko Simic, yang menempati posisi teratas.
Lalu, siapa saja pemain-pemain lokal yang pernah meraih predikat penyerang tersubur? Berikut ini adalah lima penyerang lokal paling ganas dalam sejarah Liga Indonesia:
5. Bambang Pamungkas (24 gol pada Liga Indonesia 1999–2000)
Usianya baru menyentuh angka 20 tahun, namun ketika itu Bambang Pamungkas berhasil membuktikan diri sebagai salah satu pemain tajam di Liga Indonesia.
Pemain yang akrab disapa Bepe itu sukses menyabet sepatu emas Liga Indonesia 1999-2000 setelah mencetak 24 gol dalam semusim.
Tak hanya dikancah lokal, Bepe juga pernah meraih sepatu emas di Piala AFF 2002 dengan raihan delapan gol bersama Timnas Indonesia. Ketika berkarier di Malaysia bersama Selangor FA, Bepe juga pernah menjadi pemain tersubur pada musim 2005 dengan raihan 23 gol.
Advertisement
4. Ilham Jaya Kesuma (26 gol pada Liga Indonesia 2002)
Ilham Jaya Kesuma pernah meraih masa-masa kejayaan sebagai penyerang tersubur di Liga Indonesia. Prestasi tersebut diraihnya bersama Persita Tangerang pada 2002 dan 2004.
Salah satu yang berkesan adalah pada edisi Liga Indonesia 2002 ketika Ilham Jaya Kesuma mencetak 26 gol dalam semusim. Pencapaian itu membuat dirinya menjadi salah satu andalan di lini depan Timnas Indonesia.
3. Boaz Solossa (28 gol pada Liga Super Indonesia 2008-2009)
Boaz Solossa menjadi salah satu penyerang tersubur yang pernah bermain di Liga Indonesia. Putra asli Papua itu pernah mencatatkan tiga trofi sepatu emas yakni pada 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Ketiga pencapaian itu diraih Boaz bersama Persipura Jayapura. Namun, yang paling berkesan adalah pada musim 2008-2009 ketika mencetak 28 gol dalam semusim. Boaz kini masih aktif bermain untuk Persipura.
Advertisement
2. Cristian Gonzales (32 gol pada Liga Indonesia 2007)
Cristian Gonzales berhasil meraih sepatu emas di Liga Indonesia pada 2005. Ketika itu, Gonzales yang berseragam Persik Kediri menyarangkan 32 gol dalam semusim.
Lima tahun berselang, Gonzales akhirnya mengucap sumpah untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Pada usianya yang sudah menginjak 42 tahun, Gonzales masih aktif bermain bahkan berhasil mencetak 15 gol bersama PSS Sleman di Liga 2 2018.
1. Peri Sandria (34 gol pada Liga Indonesia 1994-1995)
Predikat pemain lokal paling ganas di Liga Indonesia sampai saat ini masih dipegang Peri Sandria. Ketika itu, Peri sukses mencetak 34 gol bersama Pelita Bandung Raya pada Liga Indonesia 1994-1995.
Belum ada pemain lokal yang mampu menyaingi catatan jumlah gol Peri dalam semusim di Liga Indonesia itu. Hanya saja, catatan tersebut berhasil dipatahkan pemain asing yang membela Bali United, Sylvano Comvalius, dengan raihan 37 gol pada Liga 1 2017.
Disadur dari Bola.com (Penulis Zulfirdaus Harahap dan Rizki Hidayat / Editor Ario Yosia, Published 11/4/2020)
Advertisement