Sukses

3 Minggu Dirawat karena Covid-19, Mantan Pemain MU Dinyatakan Sembuh

Marouane Fellaini pindah ke Shandong Luneng setelah meninggalkan MU tahun lalu.

Liputan6.com, Jinan - Mantan pemain Manchester United (MU), Marouane Fellaini akhirnya bisa bernapas lega. Setelah sebelumnya sempat dirawat selama tiga pekan akibat terjangkit virus Corona Covid-19, Fellaini akhirnya diizinkaan meninggalkan rumah sakit di China, Selasa (14/4/2020) waktu setempat.

Fellaini yang saat ini bermain untuk klub Shandong Luneng usai meninggalkaan MU merupakan satu-satunya pemain Liga Super China (CSL) yang menderita Covid-19. Pemain asal Belgia itu dinyatakan positif setelah menjalani tes pada 22 Maret lalu.

Saat itu, Fellaini baru saja tiba di China usai pulang kampung. Fellaini tidak menunjukkan gejala saat dinyatakan positif Covid-19. Kepada penggemarnya, Fellaini bahkan mengaku dalam kondisi yang baik.

Fellaini lalu menjalani perawatan di rumah sakit di kota Jinan. Selama proses penyembuhan, Fellani rajin mengunggah kegiatannya, di rumah sakit, termasuk saat melakukan olahraga di ruangannya.

"Fellaini telah dinyatakan pulih dan diizinkan pulang hari ini," Shandong Luneng dalam penyataan resminya. Meski dinyatakan sudah pulih, Fellaini belum bisa bergerak bebas. Pasalnya, mantan pemain Everton tersebut masih harus menjalani karantina selama 14 hari di kediamannya.

 

2 dari 3 halaman

Menanti Musim Kedua

Fellaini bergabung dengaan Shandong Luneng pada Februari tahun lalu. Dia diboyong dari Everton dengan nilai transfer mencapai 7,2 juta euro.

Pada musim pertamanya, Fellaini tampil gemilang. Dia mampu mencetak12 gol dan lima assist dalam 34 pertandingan. Kini Fellaini harus bersabar. Sebab Liga Super China (CLS) masih terhenti. 

 

3 dari 3 halaman

Episentrum Pertama

Seperti diketahui, China merupakan episentrum pertama penyebaran virus Corona Covid-19. Virus ini awalnya ditemukan di kota Wuhan, Provinsi Hubei, akhir tahun lalu.

Namun saat ini, penyebaran virus telah meluas dan menjangkiti lebih dari 200 negara. Data terbaru menyebutkan, jumlah yang terinfeksi sudah hampir menyentuh angka 2 juta orang.