Sukses

12 Nama Unik Klub Sepak Bola Indonesia: Ada Persikomet dan PS Urakan

Tentu ada alasan atau sejarah mengapa tim-tim sepak bola tersebut memilih nama unik tersebut.

Jakarta - PSSI selaku induk sepak bola Indonesia memiliki ratusan anggota yang tersebar di seluruh nusantara. Dari jumlah tersebut, terdapat klub yang memiliki nama menarik karena terkesan unik atau lucu.

Tentu ada alasan atau sejarah mengapa tim-tim sepak bola ini memilih nama unik tersebut. Namun, hal itu tetap membuat mereka yang membaca atau mendengar nama tersebut tersenyum.

Mau tahu klub yang punya nama unik dan lucu itu? Beberapa di antaranya mungkin sudah sering Anda dengar, tapi mungkin ada juga yang terbilang asing.

Simak daftar 12 klub sepak bola Indonesia yang memiliki nama unik dan lucu versi Bola.com:

2 dari 3 halaman

1-6

1. Persepak

Persatuan Sepak Bola Payakumbuh merupakan klub kebanggaan warga kota Payakumbuh, kota kedua terbesar di Sumatera Barat. Populasi kota ini berdasarkan sensus terakhir adalah 122.000 orang.

Skuat Persepak ini kebanyakan putra daerah yang berasal dari kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota. Saat ini Persepak masih berkompetisi di level Liga Nusantara. Meski bernama Persepak, pastinya klub yang satu ini emoh "disepak-sepak".

2. Persabar

Terbentuknya klub ini mengikuti pemekaran berbagai kabupaten dan kota yang terjadi di Aceh. Aceh Barat memiliki ibu kota kabupaten di Meulaboh. Mengikuti singkatan atau penamaan klub amatir kebanyakan di Indonesia, nama yang dipilih akhirnya adalah Persabar atau Persatuan Sepak Bola Aceh Barat. Barangkali klub yang berlaga Liga Nusantara ini punya stok sabar yang tinggi.

3. Persibaja

Klub kasta Liga Nusantara ini bermarkas di Stadion Madya Batu Raja, Ogan Komering Ulu, Sumaetra Selatan. Klub dengan nama lengkap Persatuan Sepak Bola Indonesia Batu Raja ini memiliki suporter yang tergabung dalam The Batman alias Batu Raja Mania. Daerah tempat Persibaja berada terkenal dengan batu akik.

Sekadar diketahui, batu akik yang dipakai untuk cendera mata Konferensi Asia Afrika 2015 lalu berasal dari kota Batu Raja. Pemain klub ini bukan Superman yang kuat bak baja, bukan?

4. Persilat

Tidak ada yang lebih cocok dan mudah dilafalkan selain Persilat untuk menyingkat nama Persatuan Sepak Bola Indonesia Lampung Tengah. Klub kasta Liga Nusantara ini adalah kebanggaan masyarakat kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Klub ini belum pernah sekalipun menapak ke kompetisi profesional karena selalu gagal dalam penyisihan di kompetisi amatir. Yang pasti pemain klub ini tak akan melakukan silat ketika di lapangan.

5. Persikomet

Bukan, klub ini bukan berasal dari luar angkasa. Komet, seperti diketahui merupakan benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau bahasa sederhananya adalah bintang berekor.

Tapi, bila komet dipakai untuk nama klub sepak bola, paling pas dipakai Persatuan Sepak bola Indonesia Kota Metro alias Persikomet. Kota Metro terletak di Provinsi Lampung. Kota ini juga dikenal sebagai tempat kelahiran pelatih papan atas Indonesia: Rahmad Darmawan.

6. Perserang

Klub ini mungkin punya hobi "menyerang" lawan di lapangan. Tapi yang pasti, klub ini salah satu yang legendaris di Banten. Sebagai klub yang terletak di ibu kota provinsi Banten, Perserang bermarkas di Stadion Maulana Yusuf Serang. Tim ini bermain di kasta Divisi Utama dan sebentar lagi bila Piala Kemerdekaan 2015 jadi digelar, akan bertindak sebagai tuan rumah. Klub ini terakhir kali dilatih oleh Widyantoro.

3 dari 3 halaman

7-12

7. PS. Urakan

Don't judge the book from the cover. Peribahasa itu cocok untuk menggambarkan nama dari klub amatir asal Jakarta Timur, PS Urakan. Kata Urakan tidak seperti arti sebenarnya, tetapi singkatan dari Ulet, Rajin, Kreatif, Anti Narkoba.

Klub ini didirikan almarhum Ekat Pramono bin H. Imam Sumadi pada 1986. PS Urakan juga punya nama yang sedikit lebih beken, yaitu Urakan FC. Klub ini terbilang andal dalam melahirkan pemain nasional. Dua di antaranya yang terkenal adalah M. Roby dan Kurnia Meiga, dan kiper Timnas U-19, Awan Setho Rahardjo.

8. Kompak FC

Klub ini merupakan satu dari sekian banyak perkumpulan sepak bola yang ada di ibu kota negara, Jakarta. Klub ini beredar di kasta Liga Nusantara. Soal pemilihan nama, klub yang sering berpindah-pindah tempat latihan ini, sengaja memilih yang simpel dan mudah diingat. Alhasil dipilihlah nama Kompak yang diharapkan bisa menular dalam prinsip pemain, baik di dalam maupun luar lapangan.

9. 007 Madiun Putra

Klub ini adalah hasil merger antara 007 Bandung FC dan Madiun Putra. Maka, terjadilah nama . Merger dilakukan pada 2009 karena Madiun007 Madiun Putra Putra sebagai klub amatir yang baru terbentuk ingin langsung berkiprah di kompetisi nasional kasta Divisi II.

Bila merujuk pada angka 007, jelas ingatan kita langsung ke James Bond, sosok fiksi agen rahasia Inggris yang identik dengan angka itu. Tapi, belum bisa dipastikan apakah pendiri 007 Bandung FC terinspirasi dengan James Bond.

10. Persinga

Klub ini bermarkas di Stadion Ketonggo, Ngawi. Persatuan Sepak Bola Indonesia Ngawi, disingkat Persinga merupakan yang bermain di level Divisi Utama. Ngawi merupakan suatu daerah pinggiran Jawa Timur yang letaknya berada di perbatasan dengan Jawa Tengah. Nama kelompok suporternya pun unik: Pastimania, yang merupakan kependekan dari Pasukan Suporter Sejati Ngawi.

Catatan menarik lainnya, tempat klub ini berada merupakan daerah asal CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, yang juga mantan Sekjen PSSI.

11. Persikat

Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Kalimantan Barat. Klub ini bermain di Liga Nusantara dan bermarkas di Stadion Tantemak. Kelompok suporter klub ini menamakan komunitasnya dengan Betuah Pawan. Pemain klub ini pasti rajin "menyikat" lawan-lawannya di lapangan.

12. Persekap

Persatuan Sepak Bola Kapuas, demikian kepanjangan dari Persekap. Klub ini bermain di Stadion Panunjung Tarung dan berlaga di level Liga Nusantara. Secara administratif Persekap berada dalam wilayah Asosiasi Provinsi PSSI Kalimantan Tengah. Duh, bagaimana ya rasanya "disekap" Persekap?

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Hendry Wibowo/Editor: Aning Jati, published 17/4/2020)

Video Terkini