Jakarta - Jelang Liga 1 2019 bergulir, striker asing Persija, Marko Simic sempat ditahan di Australia karena tuduhan pelecehan seksual. Beberapa bulan ia harus absen membela Tim Macan Kemayoran. Setelah setahun berlalu, bomber berusia 32 tahun itu mau buka-bukaan menceritakan detail kasus yang menderanya.
Sekadar informasi, Simic diduga melakukan pelecehan terhadap seorang wanita berinisial RW dalam penerbangan menuju Sydney, Australia, 12 Februari 2019. Kejadiannya tepat menjelang laga Persija Jakarta menghadapi Newcastle Jets di Kualifikasi Liga Champions Asia.
Baca Juga
Marko Simic sempat ditahan di Australia dan harus menjalani proses hukum di Negeri Kanguru. Setelah hampir tiga bulan berada di Australia, striker asal Kroasia itu diperbolehkan kembali ke Indonesia.
Advertisement
Simic belum pernah berbicara kepada awak media di Indonesia terkait hal buruk yang menimpanya itu. Pihak klub tak jarang memberi batas-batasan pertanyaan agar kisah itu segera berakhir.
"Mereka mengambil paspor saya selama empat bulan dan kemudian membebaskan saya di pengadilan tanpa ada catatan kasus, karena saya tidak melakukan apa-apa. Saya memang tidak tidak bersalah dalam kasus ini," kata Marko Simic dalam wawancaranya dengan salah satu media Kroasia, Jutarnji.
Predator kelahiran 23 Januari 1988 tersebut membuka identitas wanita yang menuduhnya melakukan pelecehan seksual.
"Dia adalah seorang gadis dari Indonesia yang sepertinya tahu siapa saya. Selama dua bulan dilakukan investigasi. Rekaman kamera diperiksa, semua penumpang di pesawat dan semua pramugari dimintai keterangan, dan tidak ada yang mengatakan apa-apa dan tidak ada yang melihat apapun karena tidak ada yang bisa dilihat," Simic melanjutkan.
Penuduh Punya Masalah Mental
Pihak kepolisian Australia, disebut Simic, kesulitan menemukan bukti konkrit sang pemain melakukan telah melakukan tindakan asusila ke wanita asal Indonesia itu.
"Di samping saya ada dua rekan tim, di depan dan di belakang juga ada pemain Persija lainnya. Polisi sangat tidak memiliki bukti apa pun untuk menahan saya. Tetapi saya merana, saya tidak memiliki pengacara dengan cepat, dan mereka menangkap saya. Gadis itu kemudian dipanggil kembali untuk ditanyai dan mengubah kesaksiannya beberapa kali."
Belakangan, menurut mantan pemain Melaka United itu, pihak kepolisian Negeri Kanguru menemukan fakta baru yang dipakai sebagai sebuah kesimpulan dalam penanganan kasus ini.
"Akhirnya, polisi menyadari telah melakukan kesalahan. Teman gadis itu pernah diperkosa di pesawat dan dia takut seseorang akan memperkosanya. Polisi melihat catatan medis bahwa gadis itu memiliki masalah mental. Hakim bertindak serius dan berpengalaman, saya dibiarkan pulang," kata Marko Simic.
Uniknya, walau dihantam kasus pelecehan, Marko Simic tetap tokcer. Saat kembali membela Persija ia langsung unjuk ketajaman. Ia malah sukses menuntaskan Liga 1 2019 dengan 28 gol dan dinobatkan sebagai top scorer kompetisi.
"Selama berada di Australia saya intens latihan menjaga kondisi kebugaran. Saya tak ingin gara-gara kasus ini saya kehilangan pekerjaan sebagai pemain bola,"katanya.
Namun, Simic mengakui dalam wawancara itu bahwa kejadian di Australia membuatnya kehilangan banyak sponsor. Selama kurun waktu enam bulan setelah kembali ke Jakarta, Simic juga belum pernah dikontak lagi oleh pihak-pihak komersil.
Sumber: Jutarnji
Disadur dari Bola.com (Ario Yosia/Ario Yosia, published 25/4/2020)Â
Advertisement