Sukses

Pesepak Bola Indonesia yang Meramaikan Liga Malaysia dalam 10 Tahun Terakhir

Pesepak bola Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi klub-klub Malaysia. Siapa saja yang pernah bermain di Negeri Jiran dalam 10 tahun terakhir?

Jakarta - Indonesia banyak melahirkan pesepak bola berkualitas. Tak jarang, penampilan apik mereka terdengar hingga ke Negeri Jiran, Malaysia.

Bukan sesuatu yang langka melihat pesepak bola Indonesia bermain di Malaysia. Sudah sejak dulu, pemain Indonesia laris manis menjadi buruan klub-klub Malaysia.

Secara kualitas, liga di Malaysia memang berada di bawah Indonesia. Faktor itulah yang membuat seorang pemain Indonesia tak sulit untuk beradaptasi dengan Liga Malaysia.

Di sisi lain, faktor uang biasanya mendasari pemain Indonesia bersedia bermain di Malaysia. Maklum, klub-klub Negeri Jiran berani membayar mahal demi merekrut pemain Indonesia yang berkualitas.

Fenomena banyaknya pemain Indonesia yang merumput di Malaysia meningkat pada 2000-an. Ketika itu ada sejumlah nama yang memilih berkarier di Malaysia semisal Kurniawan Dwi Yulianto Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, Ilham Jayakesuma, dan Budi Sudarsono.

Tak jarang, para pemain Indonesia punya peran penting di Malaysia. Hal itu dialami Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy yang berhasil mempersembahkan tiga gelar buat Selangor FA yakni Malaysia Premier League 2005, Malaysia FA Cup 2005, dan Malaysia Cup 2005.

Fenomena pemain Indonesia bermain di Malaysia masih belanjut. Terhitung ada sembilan nama dalam 10 tahun terakhir yang mencicipi liga di Negeri Jiran tersebut.

Berikut lima pesepak bola Indonesia yang meramaikan Liga Malaysia dalam 10 tahun terakhir.

2 dari 7 halaman

Andik Vermansah

Musim 2013 bisa dibilang menjadi awal dari kiprah Andik Vermansah di internasional. Penampilan apik Andik di Persebaya ketika itu sempat membuat klub Amerika, Jepang, dan Malaysia kepicut.

Andik kemudian mendapatkan kesempatan trial di Amerika Serikat bersama DC United hingga klub Jepang, Ventforet Kofu. Namun, Andik enggan bergabung dengan klub karena dasar kepentingan, bukan karena kemampuannya di lapangan.

Setelah gagal bergabung dengan klub Jepang, Andik kemudian dibidik klub Malaysia, Terengganu FA. Namun, Andik belum berani menandatangani kontrak meskipun sudah sepakat masalah harga.

Kemudian, Selangor FA datang dengan minat untuk meminang Andik. Tanpa pikir panjang, Andik menerima pinangan Selangor FA.

"Akhirnya saya deal sama Selangor karena saya lihat di Selangor banyak mantan pemain Indonesia yang pernah bermain, seperti Pak Ristomoyo, Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, jadi mungkin untuk ke sananya lebih mudah," ujar Andik.

"Waktu itu juga saya ditawarkan kontrak dua tahun, tapi saya enggak mau dan ingin satu tahun dulu. Alhamdulillah dalam perjalanannya semua pendukung Selangor sayang sama saya," ucap Andik.

Keputusan bergabung dengan Selangor FA cukup tepat. Andik ketika itu bersinar bersama klub berjulukan Gergasi Merah dan mencatatkan 67 penampilan dan 11 gol. Andik juga berhasil mempersembahkan gelar Piala Malaysia 2015 untuk Selangor.

3 dari 7 halaman

Evan Dimas

Evan Dimas sempat mencicipi Liga Malaysia pada 2018. Ketika itu, Evan Dimas bergabung dengan Selangor FA.

Penampilan apiknya di Bhayangkara FC pada 2017 menjadi alasan utama Selangor FA tertarik pada Evan Dimas. Selain itu, Selangor FA juga merupakan tempat banyaknya pesepak bola Indonesia berkarier sejak dulu.

Tana pikir panjang, Evan Dimas langsung menerima pinangan Selangor FA. Namun, karier Evan Dimas tak berlangsung lama di Malaysia.

Pada musim 2018, Selangor FA hanya memberikan kesempatan 20 pertandingan untuk Evan Dimas. Pemain berusia 25 tahun itu sukses mencetak dua gol.

Kontrak Evan Dimas tak diperpanjang pada akhir musim. Evan Dimas kemudian kembali ke Indonesia untuk bergabung dengan Barito Putera. Pada 2020, Evan melanjutkan petualangannya di Persija Jakarta.

4 dari 7 halaman

Ilham Udin Armaiyn

Ilham Udin Armaiyn bergabung dengan Selangor FA pada 2018. Ketika itu, Selangor FA kepincut dengan jasa Ilham Udin setelah membantu Bhayangkara FC meraih gelar Liga 1 2017.

Namun, karier Ilham Udin di Malaysia tak berlangsung lama. Pada akhir musim, Selangor FA melepas Ilham Udin dengan total 16 penampilan dan mencetak 1 gol.

Ilham Udin kemudian kembali ke Bhayangkara FC. Pada 2020, Ilham Udin kemudian melanjutkan kariernya di Barito Putera untuk bermain di bawah asuhan pelatih Djadjang Nurdjaman.

5 dari 7 halaman

Ahmad Jufriyanto

Ahmad Jufriyanto hijrah ke Malaysia pada 2018. Ketika itu, Ahmad Jufriyanto bergabung dengan Kuala Lumpur FA.

Nama besar Ahmad Jufriyanto di Indonesia menjadi alasan utama Kuala Lumpur FA dalam merekrutnya. Akan tetapi, kariernya hanya berlangsung setahun di Malaysia.

Pada Februari 2019, Ahmad Jufriyanto dilepas Kuala Lumpur FA dengan total 17 pertandingan. Ahmad Jufriyanto kemudian kembali ke Persib Bandung.

Kini, Ahmad Jufriyanto sedang menjalani masa pinjaman di Bhayangkara FC. Pemain berusia 33 tahun itu menjadi pilihan utama pelatih Paul Munster di lini belakang.

6 dari 7 halaman

Saddil Ramdani

Tahun 2019 menjadi babak baru buat Saddil Ramdani. Pahang FA berani mendatangkan sang pemain untuk memperkuat tim di Liga Super Malaysia Malaysia.

Saddil tampil gemilang bersama Pahang dan dengan menorehkan 21 pertandingan serta menyumbang dua gol di liga. Bersama Saddil, Pahang FA finis di peringkat kedua klasemen akhir musim 2019.

Secara mengejutkan, pada akhir musim Saddil mengonfirmasi kepergian dari Pahang. Saddil mengaku tak sanggup dengan tekanan tinggi yang dialamatkan padanya.

"Saya mendapatkan tekanan di Malaysia. Jadi, pemain asing itu dituntut harus kerja keras lagi dan lagi," ucap Saddil.

7 dari 7 halaman

Daftar Pemain Indonesia

1. Hamka Hamzah (PKNS-2013)

2. Patrich Wanggai (T-Team-2014)

3. Andik Vermansah (Selangor FA-2013, Kedah FA-2018)

4. Dedi Kusnandar (Sabah FA-2016)

5. Evan Dimas (Selangor FA-2018)

6. Achmad Jufriyanto (Kuala Lumpur FA-2018)

7. Ferdinand Sinaga (Kelantan FA-2018)

8. David Laly (Felcra FA-2018)

9. Saddil Ramdani (Pahang FA-2019)

 

Disadur dari Bola.com (Penulis Zulfirdaus Harahap / Editor Gregah Nurikhsani, Published 27/4/2020)