Jakarta - Label sebagai alumnus Timnas Kroasia berbagai level usia, termasuk U-21, tidak menjamin masa depan Marko Simic. Saat rekan-rekannya yang seangkatannya mentas di Eropa, penyerang kelahiran 23 Januari 1988 ini malah terpental ke Indonesia.
Namun, di Indonesia, Marko Simic bak raja. Aman menilai bahwa penyerang bertinggi 187 cm itu menjadi pemain paling populer seantero Nusantara saat ini. Dia adalah satu di antara pemain dengan bayaran termahal di Shopee Liga 1.
Namanya disebut di mana-mana. Maklum, selain karena keahliannya sebagai pembobol gawang lawan, pemain bernomor punggung sembilan ini juga bermodalkan paras yang menawan.
Advertisement
Sebelum berjodoh dengan Persija Jakarta, Simic bukan siapa-siapa. Dari Latvia, Rusia, Hungaria, Polandia, Slovenia hingga Italia pernah disinggahinya. Takdir membawanya ke Vietnam pada 2015. Popularitasnya mulai terangkat.
Dari Vietnam, Marko Simic mendarat di Malaysia pada 2017. Penampilannya bersama Negeri Sembilan pada putaran pertama kompetisi kasta kedua Liga Malaysia menarik perhatian Melaka United, klub divisi teratas Negeri Jiran. Dia pindah pada pertengahan musim.
Di Malaysia, Marko Simic mulai diperhitungkan sebagai penyerang haus gol. Ketika kompetisi selesai, dia mendapatkan tawaran dari Persija Jakarta. Di Indonesia, dia merasakan puncak karier kesuksesan.
Marko Simic berhasil mengantar Persija ke tangga juara Liga 1 2018. Semusim berselang, dia dinobatkan sebagai top scorer kompetisi dengan catatan 28 gol. Total selama dua tahun, pemain kelahiran Rijeka ini mengemas 62 gol termasuk di Liga 1, Piala AFC, Liga Champions Asia, dan Piala Indonesia.
Teraktual, Marko Simic mendapatkan ganjaran perpanjangan masa bakti tiga tahun dari Persija. Konon, nilai kontraknya melebihi Rp12 miliar.
16 Klub dalam 13 Tahun
Sejak memulai karier sebagai pemain profesional pada 2007, Marko Simic bermain untuk 13 klub. Tim pertamanya adalah Khimki, klub asal Rusia.
Berdasarkan Transfermarkt, Marko Simic pernah membela lebih dari satu klub pada tahun yang sama. Masing-masing saat dia membela NK Lomotiva (Kroasia) dan NK Sesvete (Kroasia) pada 2011, Vasas FC (Hungaria). Ferencvaros (Hungaria), dan GKS Belchatow (Polandia) pada 2013, Inter Zapresic (Kroasia), Pordenone (Italia), dan Becamex Binh Duong (Vietnam) pada 2015, Dong Thap FC (Vietnam) dan Long An (Vietnam) pada 2016, dan Negeri Sembilan (Malaysia) dan Melaka United (Malaysia) pada 2017.
Persija tercatat sebagai klub terlama yang pernah dibela Marko Simic. Dia tengah mengarungi tiga musim bersama tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut.
Karier Marko Simic:
- Khimki (Rusia) 2007-2009
- Daugavpils (Latvia) 2008
- NK Lokomotiva (Kroasia) 2009-2011
- NK Sesvete (Kroasia) 2011
- Vasas FC (Hungaria) 2012
- Ferencvaros (Hungaria) 2012
- GKS Belchatow (Polandia) 2012
- NS Mura (Slovenia) 2013
- Inter Zapresic (Kroasia) 2013-2015
- Pordenone (Italia) 2015
- Becamex Binh Duong (Vietnam) 2015
- Dong Thap FC (Vietnam) 2015-2016
- Long An (Veitnam) 2016
- Negeri Sembilan (Malaysia) 2017
- Melaka United (Malaysia) 2017
- Persija Jakarta (2018-)
Advertisement
Ditemukan Super Agen di Vietnam
Potensi Marko Simic tercium di Vietnam. Kala itu, sang pemain mulai dipantau oleh super agen asal Indonesia, Gabriel Budi Liminto.
"Saya memantau Marko Simic sejak di Liga Vietnam. Saya melihatnya sebagai bomber dengan kualitas dalam melakukan penalti. Lalu kami beberapa kali berkomunikasi karena dia tahu saya dari beberapa pemain Balkan dan pemain-pemain di Liga Vietnam," ujar Gabriel Budi dikutip dari video wawancaranya dengan Jebreeetmedia TV di YouTube.
"Lalu dia pindah ke Malaysia. Kami tetap berkomunikasi. Setelah dia dari Melaka United, waktu itu dia ada kesempatan untuk bermain dengan tim Malaysia lain, tapi saya punya tawaran ke Persija," jelas Gabriel Budi.
Saat kontraknya berakhir dengan Melaka United, Marko Simic hampir bergabung dengan Kelantan FA. Namun, menurut laporan Semuanya Bola, kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan. Gabriel Budi lalu mengajak Simic untuk bergabung dengan Persija.
"Kami berbicara, di Liga Indonesia ada plus dan minusnya. Di sini punya atmosfer penggemar yang luar biasa. Lalu, sepak bola juga sudah menjadi industri dan dikelola dengan baik," tuturnya.
"Kamu bisa dapat sesuatu lebih di luar sepak bola. Kemudian kami bicara dan diskusi. Kami setuju dengan Persija. Puji tuhan, dia datang dengan veni, vidi, dan vici. Dia bawa tim menjadi juara dan dan menjadi top scorer," ucap Gabriel Budi.
Menolak 2 Klub Eropa demi Persija
Sebelum memperpanjang kontraknya bersama Persija pada akhir tahun lalu, Marko Simic mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan tawaran dari dua klub Eropa, Fenerbahce dan AZ Alkmaar. Namun, dia menolaknya demi Macan Kemayoran.
"Saya mendapatkan tawaran dari AZ Alkmaar dan Fenerbahce sebelum memutuskan untuk memperpanjang kontrak di Persija," ujar Marko Simic kepada Bola.com, Desember 2019.
"Mereka menghubungi saya. Itu terjadi sekitar 6-7 hari yang lalu. Tapi, saya memilih untuk bertahan. Ya, saya memutuskan untuk terus bermain di Persija,” kata Marko Simic.
Advertisement
Menyumbangkan Rp100 Juta untuk Membantu Mencegah Virus Corona
Marko Simic turut berpartisipasi dalam perjuangan menghadapi pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Dia menyalurkan bantuan pribadinya dengan uang tunai sebesar Rp100 juta.
Bantuan Marko Simic ini disalurkan melalui gerakan "Satu Hati Melawan Corona" yang merupakan program Persija dan kitabisa.com.
Mengenai alasan dirinya tergerak untuk mengeluarkan kocek pribadi, Simic mengaku merasa terpanggil karena sudah menganggap Jakarta sebagai rumah keduany.
"Saya memutuskan dengan kerendahan hati memberikan donasi untuk melawan COVID-19 dengan menyumbang uang 100 juta rupiah. Hal ini saya lakukan karena Jakarta sangat berjasa bagi saya," ujar Marko Simic dilansir dari situs resmi klub.
"Sudah saatnya saya membalas budi apa yang sudah diberikan oleh Jakarta untuk saya," jelas Marko Simic.
Marko Simic berharap bantuan yang diberikannya bisa membantu perjuangan melawan COVID-19 yang melanda Indonesia, terutama di Jakarta.
Ia berharap kompetisi sepak bola Indonesia bisa kembali dimulai karena dirinya sudah mulai rindu bermain dengan Persija Jakarta di depan The Jakmania.
2 Kali Tersangkut Kasus Dugaan Asusila
Selama membela Persija, Marko Simic dua kali tersandung kasus dugaan pelecehan seksual. Pertama, saat dia disangka mengirimkan pesan senonoh kepada pedangdut Via Vallen medio Juni 2018.
Kedua, Marko Simic juga dituduh melakukan perbuatan yang sama kepada penumpang wanita di dalam pesawat ketika Persija hendak pergi ke Australia pada Januari tahun lalu. Kasus ini berujung panjang karena dia dilaporkan ke kepolisian Australia.
Setelah beberapa kali mengikuti persidangan, Marko Simic ditetapkan sebagai tahanan kota dan harus menetap di Negeri Kanguru hingga Mei 2019. Hingga kepulangannya ke Indonesia, dia tidak terbukti melakukan pelecehan seksual.
"Mereka mengambil paspor saya selama empat bulan dan kemudian membebaskan saya di pengadilan tanpa ada catatan kasus, karena saya tidak melakukan apa-apa. Saya memang tidak tidak bersalah dalam kasus ini," kata Marko Simic dalam wawancaranya dengan media Kroasia, Jutarnji.
"Dia adalah seorang gadis dari Indonesia yang sepertinya tahu siapa saya. Selama dua bulan dilakukan investigasi. Rekaman kamera diperiksa, semua penumpang di pesawat dan semua pramugari dimintai keterangan, dan tidak ada yang mengatakan apa-apa dan tidak ada yang melihat apapun karena tidak ada yang bisa dilihat," imbuh Marko Simic melanjutkan.
Pihak kepolisian Australia, disebut Simic, kesulitan menemukan bukti konkrit sang pemain melakukan telah melakukan tindakan asusila ke wanita asal Indonesia itu.
"Di samping saya ada dua rekan tim, di depan dan di belakang juga ada pemain Persija lainnya. Polisi sangat tidak memiliki bukti apa pun untuk menahan saya. Tetapi saya merana, saya tidak memiliki pengacara dengan cepat, dan mereka menangkap saya. Gadis itu kemudian dipanggil kembali untuk ditanyai dan mengubah kesaksiannya beberapa kali."
Belakangan, menurut mantan pemain Melaka United itu, pihak kepolisian Negeri Kanguru menemukan fakta baru yang dipakai sebagai sebuah kesimpulan dalam penanganan kasus ini.
"Akhirnya, polisi menyadari telah melakukan kesalahan. Teman gadis itu pernah diperkosa di pesawat dan dia takut seseorang akan memperkosanya. Polisi melihat catatan medis bahwa gadis itu memiliki masalah mental. Hakim bertindak serius dan berpengalaman, saya dibiarkan pulang," kata Marko Simic.
Disadur dari Bola.com (Muhammad Adiyaksa/Wiwig Prayugi, published 30/4/2020)
Advertisement