Jakarta- Indonesia tidak pernah kehabisan talenta. Hampir setiap tahunnya, selalu lahir pemain-pemain yang mampu mengguncang panggung sepak bola nasional.
Tren sepak bola modern yang mulai memberikan tempat kepada pemain muda turut populer di Indonesia. Terobosan PSSI yang memulai berbagai kompetisi usia dini, antara lain Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-16, U-18, dan U-20 mampu membuka jalan bocah bau kencur untuk berkembang.
Atensi masyarakat kepada para pemain muda juga lebih besar seiring dengan lesunya prestasi Timnas Indonesia senior dibanding timnas kelompok usia. Kesuksesan Timnas U-16, U-19, dan U-22 di berbagai turnamen membuat para pemain muda lebih percaya diri ketika melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.
Advertisement
Jangan lupakan pula proyek kerja sama yang dilakukan PSSIÂ dengan rutin mengirimkan 24 pemain muda ke Inggris dan Italia dalam balutan skuat Garuda Select. Program yang telah berlangsung sejak 2019 ini bertujuan untuk mencetak pemain demi masa depan Timnas Indonesia.
Terkini, para pemain muda malah telah berani merantau ke negeri orang pada usia yang masih sangat hijau. Bola.com merangkum lima wonderkid Indonesia yang paling menjanjikan saat ini:
Egy Maulana Vikri
Egy Maulana Vikri masih dianggap sebagai pemain muda Indonesia paling menjanjikan. Setidaknya, dia mampu membuktikan dengan berkarier di Eropa bersama Lechia Gdansk yang mengarungi Liga Polandia.
Saat masa bersama Timnas Indonesia U-19 pada periode 2017-2018, Egy disebut-sebut sebagai talenta terbaik saat itu, di mana ia punya segalanya. Kemampuannya di atas rata-rata. Namun, banyak pula yang ragu terhadap pilihannya menimba ilmu di Eropa.
Dengan usia yang masih sangat muda, belum genap 18 tahun, Egy memilih untuk menerima tawaran kontrak tiga tahun dari Lechia Gdansk. Beberapa pihak menilai dia salah langkah. Dibandingkan harus ke Eropa, Egy disarankan untuk menaklukkan Asia lebih dulu.
Posisi awal Egy adalah gelandang serang. Belakangan, dia banyak bermain melebar. Peran playmaker yang mulai terkikis di sepak bola modern membuatnya terbuang ke posisi gelandang sayap kanan. Karena berkaki kidal, Egy kerap menusuk ke tengah dibanding harus menggiring bola ke depan seraya beradu kecepatan dengan pemain lawan.
Sejauh ini, Egy masih berlabel pemain cadangan di Lechia Gdansk. Selama dua musim, dia baru membukukan tiga penampilan dan mencetak 56 menit bermain. Egy lebih banyak ditaruh di Lechia Gdansk II, skuat reserve kampiun Piala Polandia 2018-2019 tersebut.
Advertisement
Witan Sulaeman
Kisah Witan Sulaeman mirip dengan Egy. Kebetulan, kedua pemain ini diageni oleh orang yang sama, Dusan Bogdanovic.
Setelah membawa Egy ke Polandia, giliran Witan yang mendapatkan jatah. Pemain berusia 18 tahun itu meneken kontrak tiga setengah tahun bersama klub Serbia, FK Radnik Surdulica.
Witan adalah rekan seangkatan Egy di Timnas Indonesia U-19. Namun, usianya lebih muda satu tahun. Sebelum bergabung dengan Radnik, Witan memulai karier profesionalnya bersama klub Liga 2, PSIM Yogyakarta, pada 2019.
Posisi ideal Witan masih belum ditemukan. Selama ini, dia banyak ditaruh di sisi sayap. Namun, Witan perlu melatih lagi instingnya sebagai gelandang sayap. Kapan harus melewati lawan dan kapan mesti mengirimkan umpan lambung ke lini depan.
Sejauh ini, Witan masih diperhitungkan sebagai pemain muda berbakat Indonesia. Meski kerap berada di bawah bayang-bayang Egy, gelandang kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, itu tetap mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Bagus Kahfi
Bagus Kahfi digadang-gadang sebagai pemain Indonesia dengan potensi paling besar saat ini. Bahkan, melebihi Egy.
Dalam usia yang masih sangat hijau, Bagus Kahfi telah meraih gelar di timnas kelompok umur. Dia mengantar Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16. Dia juga menyelesaikan turnamen itu sebagai pencetak gol terbanyak dengan 13 gol.
Pada awal 2019, Bagus Kahfi terpilih untuk masuk skuat Garuda Select yang berlatih dan beruji coba di Inggris. Pada awal 2020, dia kembali masuk ke dalam tim yang sama.
Bersama Garuda Select angkatan kedua, Bagus Kahfi tercatat sebagai pemain tersubur dengan 16 gol sebelum dihajar pemain lawan dan mengalami cedera patah pergelangan kaki pada Maret 2020.
Saat bergabung dengan Garuda Select angkatan kedua, Bagus Kahfi mengaku mulai dilirik tim-tim Eropa. Namun, keinginan untuk berkarier di benua biru tersandung kontraknya bersama Barito Putera.
"Saya masih ada kontrak di Barito Putera. Durasinya sampai 2021. Tapi, dulu itu ada kesepakatan kalau saya dapat tawaran ke Eropa, Barito Putera akan melepas. Semoga janji Barito Putera akan ditepati," imbuh Bagus Kahfi.
Sebagai seorang striker, Bagus bertipe sebagai pemain bernomor punggung 9. Dia tidak hanya berbahaya di depan gawang lawan, tapi juga mengerikan ketika menyentuh bola.
Advertisement
Beckham Putra Nugraha
Sesungguhnya, Beckham Putra Nugraha telah melejit menjadi wonderkid Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, baru pada 2019, dia memeroleh kesempatan dipanggil Timnas Indonesia U-19.
Beckham telah malang melintang di tim junior Persib Bandung. Dia adalah bagian dari tim berjulukan Maung Ngora ini saat menjuarai Liga 1 U-19 2018 sekaligus didapuk sebagai pemain tersubur dengan sembilan gol.
Beckham adalah rekan seangkatan Bagus di Timnas Indonesia U-19. Dia langsung diplot sebagai starter di posisi gelandang serang oleh pelatih Fakhri Husaini.
Masih berusia 18 tahun, Beckham telah dipromosikan ke skuat senior Persib pada musim lalu. Adik dari Gian Zola ini adalah talenta terbaik di posisinya sebagai gelandang serang.
Layaknya seorang gelandang serang, skill Beckham di atas rata-rata. Dia juga mahir dalam melewati pemain lawan. Kemampuannya dalam menggiring bola juga terbilang mengesankan. Dia tinggal membutuhkan waktu untuk menjadi pemain utama di Persib.
Mochamad Supriadi
Indonesia juga tidak pernah kehabisan stok penyerang sayap berkualitas. Ketika nama-nama seperti Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay baru beredar, sudah muncul generasi penerusnya dalam diri Mochamad Supriadi.
Supri, panggilannya, adalah alumnus Timnas Indonesia U-16 yang kini promosi ke Timnas Indonesia U-19. Waktu usianya masih berusia 17 tahun, dia telah dipercaya untuk mencetak debut bersama Persebaya Surabaya pada Liga 1 musim lalu.
Supri adalah top scorer Garuda Select angkatan pertama dengan sembilan gol.
Sejumlah pihak menilai gaya main Supri mirip dengan legenda Timnas Indonesia, Budi Sudarsono. Maklum, keduanya gemar menyisir dari posisi sayap. Namun, Supriadi lebih mengedepankan kecepatan. Pada aspek ini, Supri lebih identik dengan Andik Vermansah.
Disadur dari Bola.com
Advertisement