Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang memilih menghangatkan makanan saat sahur di Bulan Ramadan karena alasan keterbatasan waktu. Beberapa berpendapat, cara tersebut akan mengurangi nilai gizi masakan. Benarkah demikian?
Dokter spesialis gizi klinis Diana Sunardi mengatakan, tak semua makanan yang dipanaskan nilai gizinya berkurang.
"Kalau sumber protein enggak masalah karena enggak rusak. Namun, kalau sayur, semakin dipanasin ya kandungan nilai gizi berkurang. Kalau mineralnya sih masih tapi vitamin dalam sayuran yang sedikit berkurang," kata Diana di Jakarta beberapa waktu silam.
Advertisement
Diana juga tidak terlalu mempermasalahkan sayuran yang dihangatkan untuk sahur. Yang penting, kata dia, masih ada kandungan serat dalam sayur yang dipanaskan.
"Agar asupan vitamin dalam tubuh tidak kurang, tinggal makan buah saja cukup," kata wanita yang sehari-hari beraktivitas di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Â
Cara Tepat Memasak Sayuran
Jika ingin mendapatkan manfaat maksimal dari sayur yang kita santap, perlu memperhatikan cara memasak. Cara memasak terbaik untuk sayur adalah dengan menumisnya.
"Sayur itu yang paling baik kan ditumis, karena tidak direbus terlalu lama," kata Diana.
Namun, memang tidak banyak masakan Indonesia yang diolah dengan cara ditumis. Biasanya kangkung dan bayam yang lazim ditumis.
(Benedikta Desederia / Dyah Puspita Wisnuwardani)
Â
Advertisement