Sukses

5 Pelatih Asing Liga 1 dengan Pengalaman Internasional

Ada sejumlah pelatih asing di Liga 1 yang pernah mengenyam pengalaman menangani klub yang menjadi langganan kompetisi elite di berbagai dunia.

Jakarta - Sejak era Liga 1 dimulai pada 2017 hal yang paling menjadi sorotan adalah munculnya pemain-pemain asing dengan level dunia berlabel marquee player dan kemunculan banyak pemain muda lokal Indonesia karena kewajiban klub untuk memberikan menit bermain. Namun, tanpa disadari standar kompetisi sepak bola Indonesia kian meningkat dengan hadirnya beberapa pelatih dengan pengalaman mentereng.

Ketika Edy Rahmayadi baru terpilih sebagai ketua umum PSSI, mantan Pangkostrad itu memberlakukan sejumlah aturan baru untuk klub peserta kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang diperkenalkan dengan brand baru, Liga 1. Saat itu, kompetisi sepak bola Indonesia menjadi menarik karena adanya marquee player yang didatangkan oleh klub-klub.

Michael Essien adalah sosok yang paling terkemuka saat itu, di mana mantan gelandang Chelsea itu bergabung bersama Persib Bandung.

Selain itu ada Anmar Al Mubaraki (Persiba Balikpapan), Bruno Lopes (Persija), Didier Zokora (Semen Padang), Douglas Packer (Barito Putera), Elio Martins (PS TNI), Jose Coelho (Persela Lamongan), Juan Pino (Arema FC), Mohamed Sissoko (Mitra Kukar), Peter Odemwingie (Madura United), Nick van der Velden (Bali United), Paulo Sergio (Bhayangkara FC), Shane Smeltz (Borneo FC), Tijani Belaid (Sriwijaya FC), dan Wiljan Pluim (PSM Makassar).

Keberadaan pemain yang statusnya dibedakan dengan pemain asing lain berdasarkan pengalaman mereka bermain di beberapa liga top Eropa atau pernah tampil di Piala Dunia bersama tim nasionalnya masing-masing, memberikan pengaruh cukup besar bagi sepak bola Indonesia.

Mata internasional mulai melihat Indonesia sebagai arena baru untuk berkarier. Namun, yang menarik sejumlah klub peserta Liga 1, mulai dari 2017 hingga saat ini, ternyata tidak ragu untuk mendatangkan pelatih asing yang ternyata memiliki pengalaman mentereng dengan menangani tim elite di seluruh dunia, baik di level tim nasional maupun di level klub.

Bola.com mengulas lima pelatih asing dengan pengalaman mentereng di level internasional yang pernah berkiprah di era Liga 1.

2 dari 6 halaman

Mario Gomez

Pelatih asal Argentina itu kini menangani Arema FC Liga 1 2020. Mario Gomez bukan sosok pelatih baru di Indonesia.

Persib Bandung menjadi tim Indonesia pertama yang ditanganinya. Pelatih berusia 63 tahun itu menangani Maung Bandung pada musim 2017 hingga 2018. Setelah itu, Borneo FC ditanganinya di Liga 1 2019.

Namun, jauh sebelum datang ke Indonesia, Mario Gomez pernah menjadi bagian dari tim kepelatihan dua klub La Liga, Mallorca dan Valencia. Selain itu, ia juga pernah ada di staf kepelatihan Inter Milan.

Mario Gomez menjadi asisten pelatih Mallorca pada 1999, yang dalam waktu singkat langsung hijrah ke klub Spanyol lainnya, Valencia, pada 1999 hingga 2001. Gomez kemudian berada di Inter Milan selama dua musim, yaitu mulai dari 2001 hingga 2003, sebagai asisten dari Hector Cuper, pelatih yang juga berasal dari Argentina.

Setelah meninggalkan Inter Milan, Mario Gomez mulai beraksi sebagai pelatih kepala dan berpengalaman menangani enam klub Argentina, satu klub Yunani, dan satu klub Ekuador sebelum datang ke Asia untuk menangani South China.

Mario Gomez kemudian sempat menangani klub raksasa Malaysia, Johor Darul Ta'zim, dan membawa tim tersebut menjadi juara Piala AFC 2015, yang membuat klub tersebut menjadi tim pertama dari Asia Tenggara yang memenangi kompetisi tersebut. Ia pun menjadi pelatih terbaik di Malaysia pada saat itu.

3 dari 6 halaman

Julio Banuelos

Julio Banuelos datang ke Indonesia untuk pertama kali adalah sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia era Luis Milla. Julio ditunjuk Luis Milla untuk menggantikan posisi Eduardo Perez yang meninggalkan Tim Garuda karena mendapatkan tanggung jawab di Qatar.

Namun, setelah Luis Milla berhenti menjadi pelatih Tim Garuda, Julio Banuelos sempat tak terdengar kabarnya. Hingga akhirnya pelatih asal Spanyol itu kembali ke Indonesia untuk menjadi pelatih Persija Jakarta, menggantikan Ivan Kolev yang mundur di pertengahan musim Liga 1 2019.

Sayang, usia Julio Banuelos di Persija pun tidak cukup lama. Tidak sampai Liga 1 2019 selesai, pelatih tersebut harus angkat kaki dari klub ibu kota.

Banuelos sebenarnya merupakan pelatih yang pernah punya pengalaman melatih beberapa klub di Eropa. Ia pernah menjadi pelatih Deportivo Alaves di Liga Spanyol pada 2006. Ia juga pernah menjadi asisten pelatih di klub Siprus yang menjadi langganan Liga Champions, APOEL, dan juga menjadi asisten pelatih di klub Inggris, Leeds United.

Namun, sayang pengalamannya di beberapa klub Eropa tersebut tidak memberikan pengaruh apa pun saat dirinya menangani Persija Jakarta pada Liga 1 2019.

4 dari 6 halaman

Edson Tavares

Kepergian Julio Banuelos membuat Persija Jakarta kembali mencari pelatih baru. Tampaknya tim ibu kota itu cukup jelas saat memilih pelatih baru setelah kesuksesan menjadi juara Liga 1 2018 bersama Stefano Cugurra Teco.

Persija tampak cocok dengan pelatih asal Brasil dan Edson Tavares pun menjadi pelatih yang dipilih oleh manajemen Macan Kemayoran untuk membawa Persija menjalani sisa musim 2019, di mana targetnya adalah melepaskan tim dari papan bawah dan tetap bertahan di Liga 1.

Berbekal pengalamannya melatih di Brasil, Timur Tengah, dan China, Edson Tavares mampu membawa Persija benar-benar lepas dari jurang degradasi. Pelatih asal Brasil ini memang punya segudang pengalaman, satu di antaranya adalah menjadi asisten pelatih Timnas Chile pada 1989.

Sejak saat itu, pintu Edson Tavares ke dunia internasional memang terbuka. Ia pernah berkarier sebagai pelatih di Arab Saudi dan Kuwait sebelum dipercaya menjadi pelatih Timnas Vietnam pada 1995.

Edson kemudian lama berkiprah di Liga China, mulai dari 1998 hingga 2003 sebelum kembali ke Vietnam untuk menangani tim nasional untuk kedua kalinya. Segudang pengalaman, termasuk melatih di klub Jepang, Yokohama FC, membuat Persija memutuskan merekrutnya.

Namun, keberhasilan Edson untuk menyelamatkan Persija dari jurang degradasi tidak berujung manis. Persija tidak memperpanjang kontraknya dan Edson Tavares pun bergabung bersama Borneo FC untuk Liga 1 2020.

5 dari 6 halaman

Sergio Farias

Setelah tidak lagi menggunakan Edson Tavares sebagai pelatih untuk kompetisi 2020, Persija menunjuk Sergio Farias sebagai arsitek tim yang baru di Liga 1 2020. Pelatih yang juga berasal dari Brasil ini memang punya segudang pengalaman melatih sejak 1993.

Sergio Farias pernah menangani sejumlah tim nasional kelompok umur Brasil, seperti U-20 dan U-17. Ia kemudian mendapatkan kesuksesan di Korea Selatan saat bergabung bersama Pohang Steelers pada 2005 hingga 2009.

Tidak hanya memberikan gelar juara domestik seperti K League 2007, Piala FA Korea 2008, dan Piala Liga Korea 2009, Sergio Farias memberikan Pohang Steelers gelar juara Liga Champions Asia 2009. Prestasi itu membuatnya membawa klub tersebut meraih peringkat ketiga Piala Dunia Antar Klub 2009.

Namun, setelah itu Sergio Farias tak lagi meraih prestasi apapun bersama klub-klub yang ditanganinya. Tercatat setelah meninggalkan Pohang Steelers, Sergio Farias menangani delapan klub, hingga akhirnya bergabung bersama Persija Jakarta pada musim 2020.

6 dari 6 halaman

Igor Kriushenko

Igor Kriushenko datang ke Indonesia untuk menangani Tira Persikabo pada pekan-pekan akhir Liga 1 2019. Pelatih asal Belarusia itu datang menggantikan Rahmad Darmawan yang mundur sekitar satu pekan sebelumnya.

Menangani Tira Persikabo menjadi pengalaman pertama pelatih berusia 56 tahun itu di Indonesia. Hingga Liga 1 2020 dimulai, Igor masih dipercaya menangani tim yang bermarkas di Stadion Pakansari, Bogor, itu.

Sebelum menangani Tira Persikabo, Igor Kriushenko merupakan pelatih yang menangani tim nasional negara asalnya. Memulai karier kepelatihan pada 1999, Igor sempat menangani klub elite di negara asalnya, BATE Borisov, yang merupakan langganan di Liga Champions.

Disadur dari Bola.com (Benediktus Gerendo Pradigdo)