Sukses

4 Pesepak Bola Asing dengan Karier Terpanjang di Indonesia Saat Ini

Hanya ada segelintir pesepak bola asing yang awet bertahan di kancah sepak bola nasional.

Jakarta - Tidak banyak pesepak bola asing yang mampu bertahan lama di sepak bola Indonesia. Di Shopee Liga 1, hanya segelintir  yang bertahan sejak era Indonesia Super League (ISL).

Mayoritas klub-klub Shopee Liga 1 tidak mengikat pesepak bola asingnya dengan kontrak jangka panjang. Penyebabnya beragam. Satu di antaranya adalah penilaian terhadap performa dalam semusim.

Jika mampu berkontribusi dengan baik pada musim pertamanya, barulah para pemain asing diganjar kontrak lebih dari semusim. Apabila tidak, pindah ke klub lain menjadi solusinya.

Shopee Liga 1 sendiri bukan tujuan utama kompetisi sepak bola di Asia Tenggara. Itulah yang menyebabkan pemain asing yang tampil bagus di sini memutuskan untuk melanjutkan petualangannya di klub lain.

Gempuran para pemain asing pendatang baru juga mengancam eksistensi pemain asing yang telah lebih dulu berkarier di Tanah Air. Kebanyakan, harga dari rookie tersebut juga masih terhitung murah.

Berikut 4 pesepak bola terlama yang masih bertahan di Shopee Liga 1. Berikut sajiannya:

2 dari 5 halaman

Zah Rahan (2004-2014 dan 2017-sekarang)

Entah seberapa banyak pencinta sepak bola nasional yang masih mengingat perjalanan karier Zah Rahan di Indonesia. Sejak mengawali kiprahnya bersama Persekaba Badung pada 2004 silam, gelandang asal Liberia ini tercatat sebagai pemain asing terawet di Tanah Air saat ini.

Nama Zah Rahan mulai harum tatkala ia memperkuat Persekabpas Kabupaten Pasuruan pada 2005-2006 sebelum hijrah ke Sriwijaya FC pada 2007-2010. Di sini, Zah Rahan merasakan puncak kariernya.

Dia memenangi satu gelar Liga Indonesia pada 2007-2008 dan tiga trofi Piala Indonesia pada 2007-2008, 2008-2009, dan 2010.

Sukses bersama Sriwijaya FC, Zah Rahan lalu hijrah ke Persipura Jayapura untuk kurun waktu 2010-2014. Mantan pemain Timnas Liberia ini berhasil menyumbangkan dua gelar Liga Indonesia pada 2010-2011 dan 2012-2013 kepada mantan timnya itu.

Sempat pindah ke klub Malaysia, Felda United pada 2014-2017, Zah Rahan kembali ke Indonesia untuk membela Madura United pada 2018. Musim lalu, ia menganggur setahun akibat cedera. Di Liga 1 2020, tenaga Zah Rahan masih terpakai di PSS Sleman.

Total, Zah Rahan telah mengabdi 13 tahun sebagai pemain asing di kancah sepak bola nasional dan bermain untuk enam klub.

3 dari 5 halaman

Oh In-kyun (2010-sekarang)

Sepuluh tahun sudah Oh In-kyun berkarier di Liga Indonesia. PS Bengkulu menjadi klub pertamanya pada 2010.

Setelah itu, gelandang asal Korea Selatan ini hijrah ke PSMS Medan untuk 2011-2012, Persela Lamongan pada 2012-2014, Gresik United pada 2016, Mitra Kukar pada 2017, Persib Bandung pada 2018, Persipura Jayapura pada 2019, dan Arema FC pada 2020.

Susahnya mencari pemain Asia berkualitas membuat sejumlah tim rasional dengan pemain yang berpengalaman. Satu di antara pilihannya adalah Oh In-kyun.

4 dari 5 halaman

Makan Konate (2012-2014, 2018-sekarang)

Makan Konate sudah tampil di Indonesia sejak 2012 bersama PSPS Pekanbaru. Namun, pada kurun waktu 2015-2017, dia membela klub Liga Malaysia, T-Team.

Konate kembali ke Indonesia pada 2018 untuk bergabung dengan Sriwijaya FC. Saat ini, dia berseragam Persebaya Surabaya sebelum dua musim berbaju Arema FC.

Titik puncak Konate di Liga Indonesia terjadi pada 2014 bersama Persib Bandung. Saat itu, ia berhasil mengantar tim kebanggaan Bobotoh ini menjuarai kompetisi.

5 dari 5 halaman

Rohit Chand (2012-2015 dan 2017-sekarang)

Karier Rohit Chand mirip dengan Konate. Keduanya sama-sama memulai petualangannya di Indonesia dengan berkostum PSPS pada 2012.

Dia sempat keluar Indonesia pada periode 2015-2017 untuk memperkuat T-Team dan klub Nepal, Manang Marshyangdi. Setahun berselang, Rohit berkostum Persija Jakarta hingga saat ini.

Pada 2018, Rohit sukses mempersembahkan gelar Liga 1 untuk Persija. Gelandang Timnas Nepal ini juga didaulat sebagai pemain terbaik pada tahun yang sama.

Disadur dari Bola.com (Penulis Muhammad Adiyaksa / Editor Hendry Wibowo, Published 9/5/2020)