Liputan6.com, Paris - Amiens resmi mengambil langkah hukum untuk melawan keputusan operator Ligue 1 Prancis yang menghentikan kompetisi 2019/2020 akibat pandemi virus Covid-19.
Mereka mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Administrasi Paris setelah merasa dirugikan. Amiens terkena degradasi menyusul sikap pelaksana kompetisi.
"Kami merasa keputusan ini menentang keadilan olahraga. Ketetapan itu merupakan hukuman dari liga," kata presiden Amiens Bernard Joannin, dilansir AFP.
Advertisement
"Terpaksa kami berjuang, menuju pengadilan untuk berusaha membatalkan keputusan yang tidak adil ini," tambahnya.
Sebelumnya Olympique Lyon juga membawa keputusan operator Ligue 1 ke meja hijau. Berada di peringkat tujuh, mereka kecewa karena penghentian kompetisi berarti kegagalan lolos ke kompetisi Eropa.
Operator Ligue 1 menyelesaikan persaingan 2019/2020 akhir bulan lalu meski peserta rata-rata menyisakan 10 pertandingan. Pandemi Covid-19 jadi penyebabnya.
Mereka merasa tidak mungkin melanjutkan persaingan sebab Pemerintah Prancis mengeluarkan larangan berkumpulnya massa hingga September.
Operator kompetisi kemudian menobatkan pimpinan klasemen Paris Saint-Germain sebagai juara. Sementara penghuni dua urutan terbawah, Amiens dan Toulouse, tergusur ke Ligue 2.
Pandemi Covid-19 juga memaksa Belanda mengambil langkah serupa. Namun, operator Eredivisie tidak menetapkan juara atau tim yang terdegradasi.
Yakin Bisa Tinggalkan Zona Merah
Amiens terpaut empat poin dari zona aman ketika kompetisi dihentikan. Mereka percaya bisa keluar zona merah karena dijadwalkan menghadapi sesama tim papan bawah dalam perjuangan menghindari degradasi.
"Kami tidak menentang keputusan menghentikan musim. Kurang pantas melakukannya. Yang kami gugat adalah konsekuensi-konsekuensi dari sikap tersebut," ujar pengacara klub, Christophe Bertrand.
Advertisement