Sukses

Tekel Dilarang Akibat Virus Corona, Liga Inggris Jadi Santun?

Dalam sebuah protokol kesehatan Liga Inggris yang diterima pemain dan manajer, mereka harus mementingkan sosial distancing selama virus Corona Covid-19.

Liputan6.com, London - Liga Inggris direncanakan bergulir lagi pada 19 Juni mendatang. Bila dilanjutkan, akan ada protokol yang wajib dilakukan oleh semua tim, pelatih dan pemain.

Salah satu yang bakal dilarang di Liga Inggris adalah tekel. Dalam sebuah protokol kesehatan Liga Inggris yang diterima pemain dan manajer, mereka harus mementingkan sosial distancing selama virus Corona Covid-19.

Tekel dilarang karena pemerintah Inggris masih berperang dengan virus Corona. Hingga sekarang, ada lebih dari 229 ribu kasus Virus Corona telah di konfirmasi dengan jumlah kematian melebihi 33 ribu. 

Dalam protokol tersebut, pemain yang melakukan tekel bakal mendapatkan sanksi. Namun, dalam artikel BBC, sanksinya tidak dijelaskan dalam bentuk larangan bertanding, denda uang, atau lainnya.

Aturan tersebut bakal membuat Liga Inggris yang terkenal dengan permainan keras bakal menjadi santun. Pemain yang bisa melakukan tekel pun harus berhati-hati agar tidak terkena sanksi.

Pada Liga Inggris 2019/2020, pemain yang sering melakukan tekel adalah bek Leicester City Ricardo Domingos Barbosa (119 kali), bek MU Aaron Wan-Bissaka (99), bek Leicester City Wilfred Ndidi (91), dan pemain Wolves Joao Moutinho (79).

2 dari 3 halaman

Protokol Kesehatan Lainnya

Selain tekel, protokol kesehatan Liga Inggris lainnya adalah bendera corner, bola, tiang gawang, hingga lapangan pertandingan bakal didesinfeksi setelah selesai digunakan.

Protokol kesehatan ini juga mengatur porsi latihan tim. Bahkan, interior mobil pemain saat tiba di tempat latihan juga diminta dibersihkan secara teratur.

Pihak kesehatan juga mempertimbangkan pemain yang memiliki penyakit jantung dan paru-paru.

 

3 dari 3 halaman

Warna Kulit

Asosiasi Pemain Bola Profesional Inggris (PFA), dalam artikel BBC, juga mewaspadai penularan virus Corona Covid-19 berdasar warna kulit. PFA menyadari kalau etnis kulit hitam dan minoritas (Bame) lebih mudah terkena asma.

Berdasarkan data dari Kantor Statistik Nasional di Inggris dan Wales, pria dan perempuan yang memiliki warna kulit hitam punya rasio meninggal dunia dua kali lebih besar akibat virus Corona.