Sukses

Kiper Persib Tidak Mudik demi Memutus Rantai Penyebaran Corona Covid-19

Sejak bergabung dengan Persib Bandung pada 2013 lalu, untuk kali pertama I Made Wirawan tidak mudik ke kampung halaman, Bali.

Liputan6.com, Bandung - I Made Wirawan tidak bisa mudik untuk kali pertama sejak bergabung dengan Persib Bandung pada 2013 lalu. Kiper berusia 38 tahun itu memutuskan tetap di Bandung bersama keluarganya sebagai bentuk dukungan untuk pemerintah dalam memutus rantai penyebaran corona Covid-19.

Tahun-tahun sebelumnya, Made biasa menghabiskan waktu libur latihan Persib bersama keluarga di Bali. Apalagi, jika tidak ada latihan dan pertandingan dengan waktu lebih lama, seperti libur lebaran, jeda kompetisi atau akhir kompetisi.

Tetapi kali ini, Made tetap berada di Bandung. Padahal, pemain bernomor punggung 78 tersebut dan rekan-rekannya sudah tidak berlatih lebih dari dua bulan. Itu dia lakukan untuk kebaikan bersama.

"Lebaran atau libur kali ini ingin sekali bisa mudik ke Bali. Tetapi, sesuai anjuran pemerintah, niat itu saya batalkan. Jadi tetap di Bandung dan di rumah saja. Ini jadi pertama libur tidak pulang," katanya seperti dikutip dari laman resmi Persib.

 

 

2 dari 3 halaman

Demi Kebaikan Keluarga

Tidak mudik juga Made suarakan buat semua bobotoh alias pendukung Persib. Walau sedih tak bisa bertemu keluarga, setidaknya bisa diobati melalui video call.

Menurutnya, lebih baik tidak mudik demi kebaikan keluarga di kampung halaman. "Ini untuk membantu memutus rantai penyebaran Covid-19. Semoga dengan menahan diri untuk tidak mudik bisa membuat semua kembali normal lebih cepat," ucap Made.

 

 

3 dari 3 halaman

Tolerasi Beragama

Made mengaku bangga dengan toleransi beragama di Persib. Dia menyebut hal tersebut menunjukkan kesatuan di dalam tim.

Made Wirawan memberi contoh selama menjalani latihan selama Ramadan. Persib biasanya mengubah waktu latihan dari pagi menjadi sore hari selama di bulan suci.

Made yang beragama Hindu mengaku sempat canggung saat hendak minum ketika berlatih. Namun, pemain muslim tidak mempermasalahkan itu dan menjunjung tinggi perbedaan.

"Awalnya saya tanya dulu dan mereka mengizinkan buat minum," ucap Made. "Memang ngumpet-ngumpet kalau minum (saat latihan), biasanya di balik tiang. Saya tak mungkin juga minum di depan teman yang puasa," pungkasnya.