Jakarta - Bandung pernah punya tim yang cukup disegani pada awal 90-an. Tim tersebut adalah Bandung Raya, yang melahirkan satu striker fenomenal bernama Peri Sandria. Pada Liga Indonesia 1994-1995, ia menorehkan rekor gol yang awet selama 22 tahun lamanya.
Dibentuk pada 17 Juni 1987 oleh Yayasan Bandung Raya yang merupakan basis klub UNI Bandung, Bandung Raya sempat kembang kempis di persepakbolaan Indonesia. Pada musim perdananya, Bandung Raya tercabik-cabik dan duduk di dasar klasemen Galatama 1987-1988.
Baca Juga
Ya, di era Galatama, Bandung Raya terbilang gagal selama era Galatama. Musim 1990-1991, mereka terpuruk di posisi 17, dan dua musim berikutnya hanya sanggup berkutat di papan bawah. Pada musim pamungkas, yakni 1993-1994, Bandung Raya berhasil mengunci posisi delapan wilayah barat.
Advertisement
Semuanya berubah 180 derajat tatkala PSSI menggabungkan dua kompetisi sepak bola Indonesia, yakni Perserikatan dan Galatama, menjadi Liga Indonesia. Sejak saat itu, nama Peri Sandria pun mencuat.
Pada musim pertama berlaga di Liga Indonesia, Bandung Raya berhasil lolos ke babak 8 besar. Langkahnya terhenti setelah pada putaran berikutnya di Grup A, Bandung Raya hanya menempati urutan ke-3.
Meski demikian, sosok Peri Sandria melambung tinggi. Ia menjadi top scorer Liga Indonesia perdana dengan torehan 34 gol. Catatan yang diraihnya ketika membela Bandung Raya itu menjadikannya sebagai pemain lokal paling tajam hingga saat ini.
Â
Bertahan Belasan Tahun
Sejak 1995, tidak ada satu pun pemain lokal yang mampu melewati catatan impresif Peri Sandria bersama Bandung Raya dengan torehan 34 gol dalam satu musim. Bahkan, menyentuh 30 gol pun tidak.
Striker asing asal Montenegro, Dejan Gluscevic yang juga bermain untuk Bandung Raya, pada musim 1995-1995 berhasil menjadi top scorer dengan catatan 30 gol. Pada musim yang sama, Bandung Raya juga keluar sebagai juara Liga Indonesia II.
Setelah itu, deretan pemain asing lebih mendominasi. Pada Liga Djarum Indonesia edisi 2005 hingga 2007, ada Christian Gonzales yang sukses hat-trick sebagai top scorer (25 gol, 29 gol, 32 gol), namun saat itu ia belum menjadi Warga Negara Indonesia.
Sebelumnya, pada Liga Bank Mandiri 2003, Oscar Aravena yang bermain di PSM Makassar juga keluar sebagai top scorer dengan torehan 31 gol. Tetap saja catatan tersebut belum bisa melampaui rekor gol Peri Sandria.
Striker lokal bukannya melempem. Pada Liga Indonesia 1999-2000, Bambang Pamungkas berhasil keluar sebagai top scorer dengan torehan 24 gol. Selanjutnya, Ilham Jayakesuma juga sukses menjadi pencetak gol terbanyak pada dua edisi, yakni musim 2002 (26 gol) dan 2004 (22 gol).
Memasuki era Liga Super Indonesia, giliran Boaz Solossa yang unjuk gigi. Sebanyak tiga kali, penyerang Persipura Jayapura itu menjadi top scorer, di antaranya pada musim 2008-2009 (28 gol), 2010-2011 (26 gol), dan 2013 (23 gol).
Setelah itu, tak ada nama striker lokal yang mampu mengalahkan rekor gol Peri Sandria bersama Bandung Raya. Namun, ada satu pemain asing yang akhirnya sanggup mengakhiri rekor 22 tahun Peri Sandria, yakni Sylvano Comvalius.
Pada Liga 1 2017, Sylvano Comvalius yang bermain di Bali United berhasil menjadi top scorer sekaligus memecahkan rekor gol milik Peri Sandria. Penyerang asal Belanda itu menorehkan 37 gol dalam semusim.
Â
Advertisement
Sepatu Emas Peri Sandria Diminta Sylvano Comvalius
Suatu hari, Peri Sandria berjanji akan memberikan trofi sepatu emasnya tatkala rekor golnya bisa dipecahkan. Sylvano Comvalius yang berhasil mematahkan rekor tersebut lantas menagihnya.
"Saya sudah berjanji sebelumnya melalui media, semua sudah tahu, kalau rekor gol saya pecah saya akan berikan sepatu emas kepada yang memecahkan rekor saya, terutama striker lokal," tegas Peri saat ditemui di Lapangan ABC Senayan, Kamis (5/4/2018).
"Waktu itu saya jumpa dengan Comvalius, saat acara penghargaan Liga 1, dia bilang 'katanya kalau rekor kamu pecah, kamu akan kasih sepatu emas kepada pemecah rekor itu'," ujar Peri menirukan ucapan Comvalius. "Saya bilang mau kasih, tetapi harus striker lokal, bukan pemain asing," jawabnya.
Peri Sandria boleh saja berkilah. Yang jelas, hal itu ia sampaikan agar memotivasi para pemain lokal untuk bisa menjadi yang terbaik di jajaran top scorer.
"Sepatu emas ini akan saya jadikan sebagai motivasi untuk striker lokal yang ada di kompetisi. Karena saat ini saya tidak lihat ada striker lokal yang muncul. Yang muncul kebanyakan pemain asing," kata Peri Sandria.
"Ini pekerjaan rumah juga untuk klub, nanti susahnya pada saat timnas membutuhkan striker, ternyata tidak ada. Contohnya pas lawan Islandia, enggak ada striker bagus yang kita punya," pungkasnya.
Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikhsani)