Sukses

4 Pemain yang Memenangkan Trofi Liga Champions Berturut-turut dengan Klub Berbeda

Hanya segelitir pemain yang mampu memenangkan trofi Liga Champions berturut-turut dengan klub yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Liga Champions telah menjadi kompetisi paling bergengsi di sepak bola Eropa selama lebih dari enam dekade. Setiap pesepak bola bermimpi bermain di kompetisi ini.

Liga Champions tidak hanya menawarkan beberapa keuntungan finansial yang menggiurkan. Tetapi, juga pengalaman bermain sepak bola di level paling tinggi.

Banyak pemain luar biasa yang bermain di kompetisi ini selama bertahun-tahun. Mereka memberikan pertunjukkan yang tidak akan pernah bisa dilupakan.

Namun, hanya sedikit dari mereka yang mengangkat trofi Liga Champions. Hanya beberapa pemain yang bisa memenangkan trofi bergengsi tersebut secara beruntun dengan klub berbeda.

Berikut 4 pemain yang memenangkan trofi Liga Champions secara beruntun dengan klub berbeda seperti dikutip dari Ronaldo.com

 

 

 

 

 

2 dari 5 halaman

1. Marcel Desailly (1993 - Marseille / 1994 - AC Milan)

Marcel Desailly adalah bagian dari skuat Marseille yang terkenal mengalahkan AC Milan 1-0 di final Liga Champions 1993. Menariknya, ia bergabung dengan Rossoneri untuk musim berikutnya.

Gelandang asal Prancis itu langsung mendapat tempat di lini tengah AC Milan. Desailly mencetak gol saat Rossoneri menang 4-0 atas Barcelona di final Liga Champions 1994.

Faktanya, Desailly adalah pemain pertama dalam sejarah yang memenangkan Liga Champions dua kali berturut-turut dengan dua klub berbeda.

Setelah memenangkan dua gelar Serie A bersama AC Milan, Desailly bergabung dengan Chelsea pada 1998. Dia mengadopsi peran defensif sentral di Stamford Bridge, sambil menjadi kapten dan memenangkan Piala FA pada 2000.

Dia pensiun pada 2005 setelah bermain semusim di Qatar. 

3 dari 5 halaman

2. Paulo Sousa (1996 - Juventus / 1997 - Borussia Dortmund)

Poula Sousa memenangkan trofi Liga Champions berturut-turut antara 1996 dan 1997. Mantan pemain Timnas Portugal itu pertama kali mengangkat trofi bergengsi tersebut bersama Juventus.

Sousa membawa Juventus mengalahkan Ajax melalui adu penalti dalam laga final di Roma, Italia. Dia kemudian pindah ke Borussia Dortmund dengan transfer 3,60 juta euro.

Meski sempat kesulitan di awal musim, ia akhirnya mampu tampil solid bersama Dortmund. Dan yang terpenting di final Liga Champions melawan Dortmund.

Ia bermain 90 menit penuh saat Dortmund mengalahkan Juventus di final Liga Champions. Itu adalah trofi Liga Champions pertama Dortmund.

Sousa saat ini melatih Bordeaux di Ligue 1 Prancis.

4 dari 5 halaman

3. Gerard Pique (2008 - Manchester United / 2009 - Barcelona)

Baru keluar dari akademi muda Barcelona, ​Gerard ​Pique menandatangani kontrak dengan Manchester United (MU) dalam kesepakatan € 5,25 juta. Itu bayaran yang cukup besar, mengingat usianya baru 17 tahun saat itu.

Tetapi, Pique gagal mendapat tempat di skuat utama MU. Manajer MU Sir Alex Ferguson lebih percayakepada dua bek tengah andalannya, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.

Meski tak bermain saat MU mengalahkan Chelsea di final Lagia Champions 2008, Pique mendapatkan medali pemenang.

Dia kembali ke Barcelona pada tahun berikutnya dan langsung menjadi pemain reguler di bawah Pep Guardiola. Pique kemudian memainkan pertandingan penuh dalam kemenangan Barcelona 2-0 atas MU di final Liga Champions 2009.

Sejauh ini, Pique telah memenangkan empat trofi Liga Champions.

 

5 dari 5 halaman

4. Samuel Eto’o (2009 - Barcelona / 2010 - Inter Milan)

Samuel Eto'o dianggap salah satu pemain Afrika terbesar sepanjang masa. Dia pertama kali datang ke Eropa melalui skuat muda di Real Madrid sebelum menikmati gol dan musim yang sarat trofi dengan Barcelona antara 2004 dan 2009.

Eto'o mencetak 130 gol untuk Blaugrana hanya dalam 199 penampilan di semua kompetisi. Selain itu, dia membantu klub Catalan itu memenangkan delapan trofi, termasuk tiga gelar La Liga Spanyol dan dua mahkota Liga Champions.

Eto'o mencetak gol di kedua final Liga Champions untuk Blaugrana dengan gol pembuka pada menit ke-10 melawan Manchester United pada 2009. Sukses itu membawa tim asuhan Pep Guardiola ini di jalur menuju treble winner yang luar biasa.

Pemain asal Kamerun kemudian pindah ke Inter Milan di musim berikutnya dan memenangkan trofi Liga Champions ketiga di bawah asuhan Jose Mourinho. Ia juga membuat trebles berurutan sebagai hasil dari kesuksesan Inter di Serie A dan Coppa Italia.