Sukses

Update Pandemi Virus Corona Covid-19 di Indonesia, Selasa 2 Juni 2020, Pasien Sembuh Terus Melonjak

Data pasien virus corona covid-19 ini tercatat sejak Senin 1 Juni 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona covid-19 masih terjadi di Indonesia. Hari ini, Selasa (2/6/2020), ada 298 pasien yang sembuh dan negatif dari virus corona covid-19.

Total jumlah pasien yang sembuh sudah mencapai 7.935 orang. Sementara jumlah pasien yang positif virus corona covid-19 bertambah 609 orang.

Sehingga total yang positif covid-19 mencapai  27.549 orang. Penambahan juga terjadi pada pasien yang meninggal dunia yakni bertambah 22 orang.

Total jumlah pasien yang meninggal dunia karena virus corona covid-19 adalah 1.663 orang.

Data pasien virus corona covid-19 ini tercatat sejak Senin 1 Juni 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

2 dari 5 halaman

Dokter Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Muhammad Adib Khumaidi mengatakan, hingga hari ini sudah 30 dokter meninggal selama pandemi Covid-19 berlangsung.

"Terakhir datanya 30 dokter meninggal," kata Adib, Selasa (2/6/2020).

Ignatius Stanislaus Tjahjadi menambah daftar panjang dokter meninggal. Dia mengembuskan napas terakhir pada Minggu (31/5/2020).

Menurut Adib, Ignatius Stanislaus Tjahjadi meninggal setelah menjalani perawatan di ICU RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Saat itu, dia berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

"Tjahjadi dokter terakhir yang meninggal di Surabaya," ujarnya.

3 dari 5 halaman

17 Perawat Meninggal

Selain 30 dokter, lanjut Adib, ada 17 perawat yang meninggal dunia terkait Covid-19. Data tersebut diperoleh dari Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah. Sementara itu, sudah sebanyak tujuh dokter gigi meninggal dunia selama pandemi Covid-19.

"Itu data terakhir yang saya dapat 17 perawat, 7 dokter gigi meninggal," ujarnya.

4 dari 5 halaman

New Normal Bukan Euforia

Sementara itu, terkait penetapan new normal di tengah pandemi Covid-19, Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta, keputusan ini tidak disalahartikan.

"Ini bukan euforia yang diekspresikan dengan merasa bebas, bebas untuk melakukan apapun, bertindak apapun, siapapun dengan abaikan protokol kesehatan, dengan abaikan kebiasaan baru yang harus dibentuk," ujar Yurianto saat konferensi pers di Gedung BNPB, Selasa (2/6/2020).

5 dari 5 halaman

Jangan Bawa Orang Tua

Dia mengatakan, apabila kemudian ada pusat perbelanjaan yang sudah dibuka, bukan berarti bebas membawa orangtua yang punya penyakit bawaan dan balita untuk berbondong-bondong datang. 

"Risiko akan semakin besar," dia menambahkan

Pria yang akrab disapa Yuri ini mengatakan, keluarga memegang peran penting dalam memutuskan mata rantai Covid-19 di tengah rencana kebijakan new normal atau tatanan kehidupan baru.