London- Fans Arsenal tentu masih ingat Andrey Arshavin. Pemain asal Rusia itu dulu menjadi idola suporter The Gunners dan pernah memberikan mimpi buruk bagi raksasa Premier League lainnya, Liverpool.
Nama Arshavin sebenarnya tidak begitu santer terdengar saat masih memperkuat Zenit Saint-Petersburg. Tetapi semuanya berubah saat Timnas Rusia memberinya kesempatan untuk unjuk gigi di pentas Piala Eropa 2008 dan kemudian gabung Arsenal.
Baca Juga
Carlo Ancelotti Kehilangan Kepercayaan pada Ferland Mendy dan Fran Garcia, Terancam Akan Tersingkir dari Skuad Real Madrid
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
Pengamat Sarankan Shin Tae-yong Tetap Jadi Pelatih hingga Selesai di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Aksinya membuat Timnas Rusia menjadi salah satu tim kuda hitam yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Dia juga yang membuat Rusia berhasil menjungkalkan Belanda dengan skor 3-1 di babak perempat final.
Advertisement
Sayang, aksi heroiknya tidak terulang sewaktu Rusia bermain di laga semifinal. Rusia kalah dengan skor telak 0-3 dari Spanyol, yang kemudian melaju sampai merengkuh trofi juara setelah menang atas Jerman 1-0.
Selang beberapa bulan setelah aksi magisnya bersama Timnas Rusia, Arshavin memutuskan bergabung dengan Arsenal. Ia menjadi salah satu pemain Arsenal yang menakutkan bagi barisan pertahanan lawan.
Cetak Empat Gol
Salah satu tim yang pernah merasakan kekejaman Arshavin di lapangan adalah Liverpool. Pada laga Premier League 21 April 2009, Arsenal dan Liverpool bertemu dalam pentas Premier League. Kedua tim bermain dengan kedudukan imbang 4-4 di laga tersebut.
Keempat gol Liverpool diciptakan oleh Fernando Torres dan Yossi Benayoun, yang sama-sama mengantongi dua gol. Tapi Arsenal hanya butuh satu orang pemain untuk menjebol gawang the Reds dan dia adalah Arshavin.
Salah satu momen yang paling bisa diingat dari laga kali ini adalah saat Arshavin membukukan gol keduanya. Dengan memanfaatkan kesalahan dari Alvaro Arbeloa, ia tanpa ampun menggetarkan gawang Liverpool dari luar kotak penalti seorang diri.
Kendati menjadi sosok bintang di Arsenal, Arshavin tidak mampu mengasimliasikan dirinya dengan rekan-rekannya. Meskipun sudah mahir berbahasa Inggris, namun ia tetap mengasingkan diri dari Theo Walcott dkk.
Advertisement
Sosok Introvert
Kesendirian Arshavin terekam jelas di benak mantan kiper Arsenal, Manuel Almunia. "Dia tidak begitu terbuka kepada kami, sama sekali, dan saya pikir dia tidak senang berada di London," ujarnya.
"Saat anda memiliki masalah dalam hidup, saya pikir akan membantu jika ada orang di sekitar yang bisa diajak sekadar berbincang atau berbagi masalah."
"Jika anda bisa membagikan hal-hal yang terjadi dalam hidup anda, maka pada akhirnya anda akan merasa lebih baik. Tapi Andrey sangatlah introvert," imbuh Almunia.
Pada Desember 2018, Arshavin mengumumkan akan gantung sepatu. Namun pada suatu waktu, ia pernah mengerahkan isi hatinya yang merasa takut dengan masa-masa di mana dirinya tidak menendang bola lagi.
"Saya pikir pengujung karier saya sudah semakin dekat. Saya masih belum lelah dengan sepak bola, itu adalah hal yang paling favorit dalam hidup," ujar Arshavin ke Championat.
"Kami akan lihat bagaimana hidup berjalan. Pemikiran itu terkadang membuat saya takut, tapi perasaan itu lewat dan semuanya baik-baik saja untuk sementara, lalu saya ketakutan lagi," tutupnya.
Arshavin menutup kariernya yang panjang dengan koleksi 141 gol dari 623 penampilan di semua ajang. Tim asal Kazakhstan, Kairat, beruntung bisa menjadi tempat labuhan terakhir sang maestro dari Rusia tersebut.
Sumber: Planet Football
Disadur dari Bola.net (Penulis Yaumil Azis, published: 2/6/2020)