Jakarta - Kabar panas datang dari tim Repsol Honda pada pekan ini. Repsol Honda ingin mendepak Alex Marquez dan menggantikannya dengan Pol Espargaro untuk MotoGP 2021.
Jika benar, keputusan tim Repsol Honda sangat tidak adil untuk Alex. Karena adik dari Marc Marquez itu bahkan belum unjuk gigi di MotoGP 2020 yang masih ditunda akibat pandemi corona Covid-19.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Namun, sebaliknya bakat Pol bersama KTM memang sangat menggoda. Juara dunia Moto2 2013 itu sukses membawa motor KTM yang biasa saja bisa naik podium ketiga di MotoGP Valencia 2018.
Advertisement
Kini perlahan, motor KTM yang baru melakukan debut di MotoGP pada musim 2017, mulai merangsek ke baris tengah persaingan. Karena hal itu, bisa dimaklumi bakat adik dari pembalap Aprilia, Aleix Espargaro tersebut membuat tim Repsol Honda kepincut.
Namun jika melihat hubungan Marquez dan Pol di masa lalu, Repsol Honda harus berpikir ulang andai berencana menduetkan kedua di MotoGP 2021.
Moto2 2012
Ya, Pol dan Marc pernah terlibat rivalitas panas ketika keduanya masih sama-sama mentas di Moto2 pada tahun 2012. Kejadiannya berlangsung di Sirkuit Catalunya, Barcelona.
Dalam balapan tersebut, Marquez, Andrea Iannone, dan Thomas Luthi sengit memperebutkan posisi terdepan, dan aksi saling salip mereka membuat Espargaro bisa menyusul pada pertengahan balap.
Namun, di Tikungan 10, akibat senggolan dengan Luthi, Marquez melebar namun berhasil menghindari kecelakaan berkat aksi 'save'-nya.
Ia pun bertekad segera kembali ke garis balap yang benar, namun ia tak melihat Espargaro yang melaju menuju jalur dalam tikungan tersebut.
Keduanya bertabrakan, membuat Espargaro terjatuh dan gagal finis, sementara Marquez tetap melaju dan akhirnya finis ketiga di belakang Iannone dan Luthi.
Marquez dijatuhi hukuman satu menit atas insiden tersebut dan dinyatakan finis di posisi 23.
Uniknya, banyak tokoh, termasuk para rider MotoGP seperti Casey Stoner dan Valentino Rossi memberikan pembelaan kepadanya, dan meyakini itu hanya insiden balap biasa.
Tim Marquez kala itu, Catalunya Caixa Repsol, mengajukan banding ke Badan Pengawas Balap dan hukumannya dicabut.
Advertisement
Berbuntut Panjang
Pencabutan hukuman ini pun tak bisa diterima oleh tim Espargaro, Pons HP 40, yang mengajukan banding dan menuntut Marquez untuk dihukum.
"Sungguh mengkhawatirkan bahwa ia (Marquez) melupakan kewajiban untuk melihat situasi trek sekalinya ia meninggalkan trek, agar tak menabrak rider lain, meningkatkan kemungkinan cedera dalam olahraga yang melibatkan risiko nyawa partisipannya," ungkap Pons dalam pernyataan resminya seperti yang dikutip Motorsport.com.
Kasus ini pun dibawa ke Pengadilan FIM (Federasi Balap Motor Internasional) yang sidangnya digelar pada pekan balap MotoGP Belanda pada akhir Juni.
FIM memutuskan bahwa Marquez tetap tak bersalah, dan Pons pun membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) dan justru mendapatkan penolakan.
Sangat menarik tentunya jika Repsol Honda berencana menduetkan Pol Espargaro dan Marc Marquez. Ya, bisa jadi Pol masih memendam dendam kejadian tahun 2012 lalu.
Disadur dari Bola.com (Penulis / Editor Hendry Wibowo, Published 8/6/2020)