Liputan6.com, London - Liga Inggris musim 2019/20 rencananya bergulir kembali tengah pekan ini setelah berhenti karena pandemi corona covid-19. Namun, hal itu tidak menghentikan kerugian yang diderita setiap klub selama masa rehat tiga bulan.
Seperti dilansir Sportskeeda, perusahaan finansial Deloitte memprediksi total kerugian kolektif klub-klub Liga Inggris mencapai 1 miliar pound sterling atau sekitar Rp 17 triliun.
Deloitte menilai sumber kerugian klub bermacam-macam. Salah satunya keharusan membayar ganti uang hak siar yang jumlah totalnya mencapai 500 juta pound sterling.
Advertisement
"Kami memprediksi, pandemi yang sedang berlangsung membuat pengurangan pendapatan dan kerugian di sepak bola Eropa untuk perhitungan finansial musim ini," kata Dan Jones selaku Kepala Bisnis Deloitte.
Liga Inggris musim 2019/20 berhenti sejak Maret. Pemerintah melarang aktivitas olahraga demi mencegah penularan virus corona.
Akibatnya, klub-klub tidak dapat bertanding dan mendapat pemasukan dari tiket pertandingan, uang hak siar, dan bayaran pertandingan (match fee). Pemain dari beberapa klub pun harus mendapat pemotongan gaji demi menyelamatkan keuangan klub.
Tengah pekan ini, Liga Inggris berencana bergulir lagi tanpa penonton. Itu setelah pandemi corona yang mulai mereda.
Â
Tidak Tertutupi
Jones menambahkan, klub-klub Liga Inggris biasanya menerima pemasukan sangat tinggi jika musim berjalan lancar. Ia mengungkapkan pendapatan itu bisa mencapai 680 juta pound sterling.
Namun, pandemi membuat klub-klub diprediksi hanya mendapat 350 juta poundsterling. Jones mengatakan, hal itu tidak dapat menutupi kerugian yang diderita.
"Klub harus mengendalikan efek finansial yang beragam, termasuk membayar ganti uang hak siar, juga kehilangan pemasukan dari pertandingan dan pendapatan lainnya," ujarnya.
Advertisement
Hanya Bisa Dibatasi
Lebih lanjut, Jones menyambut baik rencana bergulirnya lagi Liga Inggris. Menurutnya hal itu penting meski klub-klub kini hanya bisa membatasi kerugian agar tidak semakin parah.
"Kembalinya sepak bola penting untuk membatasi dampak finansial karena pandmei," katanya mengakhiri.