Yamaha Ancam Mundur dari MotoGP 2020

Bos Yamaha Sebut Marquez Sengaja Memprovokasi Rossi — Bos Yamaha, Lin Jarvis, protes jadwal MotoGP 2020.

Liputan6.com, Tokyo - Pabrikan asal Jepang meminta solusi terhadap masalah yang muncul dari jadwal sementara MotoGP 2020. Salah satunya terkait masalah izin tinggal kru.

Dorna selaku operator kompetisi memutuskan MotoGP musim ini berlangsung di Eropa. Ada 13 putaran, dengan status balapan di luar Eropa menunggu perkembangan.

Namun, kondisi ini menyulitkan kru tim. Yamaha contohnya yang memiliki mekanik dari Jepang dan Australia. Pada dasarnya mereka bisa pergi ke Eropa.

Tapi, para kru tersebut tidak dapat kembali ke kampung halaman di jeda balapan karena pembatasan wilayah. Artinya, mereka harus tinggal di Eropa selama kompetisi berlangsung.

Di sisi lain, visa tinggal di Uni Eropa hanya berlaku 90 hari per enam bulan. Sedangkan berdasar jadwal MotoGP 2020 di Eropa berlangsung empat bulan.

"Kami sudah tegaskan sebelumnya. Kami hanya bisa ikut MotoGP jika solusi atas masalah ini ditemukan. Insinyur mesin kami dari Jepang harus hadir saat balapan," ungkap Jarvis, dilansir Crash.

2 dari 3 halaman

Berantakan akibat Corona

Lin Jarvis, Valentino Rossi, dan Maverick Vinales — Bos Movistar Yamaha Lin Jarvis (kiri) dan Valentino Rossi berfoto bersama dalam pesta perayaan ulang tahun Maverick Vinales (kanan) pada Kamis (12/1/2017). (Bola.com/Twitter/maverickmack25)

MotoGP 2020 semestinya dimulai pada Maret. Beberapa seri balapan kemudian ditunda dan dibatalkan karena pandemi virus Corona.

Dorna baru bisa mengeluarkan kalender baru kompetisi pekan lalu. Kompetisi menghadirkan 13 seri dengan lima sirkuit menggelar balapan ganda.

Ada skenario berlangsungnya balapan di luar Eropa, yakni Amerika Serikat, Argentina, Malaysia, dan Thailand. Ajang itu kemungkinan berlangsung setelah pertengahan November.

3 dari 3 halaman