Jakarta - Konflik antara PSSI dengan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mencuat belakangan ini. Kedua pihak mengumbar opini masing-masing melalui media.
Pemicunya, wawancara Shin Tae-yong dengan media Korea Selatan. Arsitek berusia 49 tahun itu menyinggung perubahan sikap PSSI, membahas pengunduran diri Ratu Tisha Destria dari posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, dan menyinggung nama Indra Sjafri.
Sebelumnya, kedua kubu telah berseberangan mengenai lokasi pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19. Shin Tae-yong ingin digelar di Korea Selatan, sementara PSSI kekeuh melaksanakannya di Tanah Air.
Advertisement
Belakangan, Shin Tae-yong mulai melunak. Namun, PSSI terlanjur tersulut emosi. Ketua Satgas Timnas Indonesia, Syarif Bastaman, memberikan deadline kepada Shin Tae-yong. Jika ia tidak kembali ke Jakarta pada pekan ini, maka pemecatan menjadi ancamannya.
Jika Shin Tae-yong dipecat, PSSI akan rugi besar. Pria asal Korea Selatan itu merupakan nakhoda dua level Timnas Indonesia sekaligus, senior dan U-19. Lalu, kerugian apa lagi yang akan dirasakan oleh PSSI?
Persiapan Berantakan
Persiapan Timnas Indonesia U-19 akan berantakan. Shin Tae-yong telah membuat formula untuk timnas tersebut sejak jauh-jauh hari. Januari lalu, timnas U-19 berlatih selama beberapa pekan di Chiang Mai, Thailand.
Harusnya pada pertengahan tahun ini, Timnas Indonesia U-19 akan dikirimkan ke Jerman dan Spanyol untuk berlatih di sana. Namun, rencana tersebut kemungkinan dibatalkan karena pandemi virus corona.
Shin Tae-yong juga telah mengubah wajah Timnas Indonesia U-19. Aspek-aspek dasar seperti kondisi fisik, pemilihan makanan hingga aktivitas sehari-hari begitu diperhatikan olehnya.
Ingat, Timnas Indonesia U-19 akan bertanding lebih dulu di Piala AFC U-19 2020 pada Oktober mendatang sebelum terjun di Piala Dunia U-20 2021 pada Mei tahun depan. Jika Shin Tae-yong dipecat, apakah bisa pengganti dirinya nantinya mempersiapkan tim dalam kurun waktu yang cukup mepet, di masa virus corona pula?
Advertisement
Bayar Kompensasi Kontrak
PSSI baru mengeluarkan uang banyak untuk membayar kompensasi kontrak terhadap Simon McMenemy, mantan pelatih Timnas Indonesia. Kas PSSI akan terkuras apabila harus kembali mencairkan dana pemutusan kerja sama dengan Shin Tae-yong.
Kabarnya, Shin Tae-yong menerima gaji sebesar 1 juta dollar alias Rp14 miliar. Untuk kontraknya selama empat tahun, PSSI harus membayar 4 juta dollar (Rp56 miliar).
Baru juga setengah tahun, PSSI sudah ingin pisah dengan Shin Tae-yong. Entah berapa miliar yang harus dikucurkan PSSI nantinya apabila memutus kontrak sang pelatih.
Jika PSSI beralasan kontrak Shin Tae-yong diputus karena yang bersangkutan indisipliner, PSSI masih belum selamat dari pembayaran kompensasi. Mantan pelaih Seongnam Ilhwa Chunma ini tetap bisa memperjuangkan hak-haknya dengan melaporkannya kepada FIFA.
"PSSI juga jangan reaktif sampai mengancam untuk memecat Shin Tae-yong. Semuanya sudah diatur dalam kontrak. Dan apapun hasilnya, PSSI dan Timnas Indonesia yang dirugikan. FIFA akan berpihak kepada pelatih sesuai kontrak," kata Presiden Madura United, Achsanul Qosasi kepada Bola.com.
Reputasi PSSI Bisa Tercoreng
Reputasi PSSI bisa tercoreng di mata masyarakat Indonesia dan di publik internasional apabila bersikukuh untuk memecat Shin Tae-yong
Baru membuat geger dengan ancaman pemecatan dan membuka rahasia dapur Shin Tae-yong ke publik pun, PSSI telah dikritik oleh warganet.
Jangan kaget apabila nantinya Mochamad Iriawan, Ketua PSSI, menjadi sasaran amarah suporter. Risikonya, teriakan "Iwan Bule Out" berpeluang menggema di laga Timnas Indonesia.
"Shin Tae-yong sosok pelatih yang berada di komunitas internasional. Pendekatan PSSI seharusnya juga berkelas. Ketika menjadi rebut, yang diwaspadai bukan hanya sekadar teknis. Sorotan dunia pun akan," kata pengamat sepak bola, Tommy Welly dalam diskusi dengan I'M GenZ Official di platform Zoom dan YouTube.
Disadur dari: Bola.com (penulis M Adiyaksa, editor Wiwig P, published 23/6/2020)
Advertisement