Liputan6.com, Jakarta- Utara Kim Jong-Un, Pemimpin Korea Utama, menyebut negerinya berhasil meredam virus corona covid-19. Dia pun memuji apa yang disebutnya sebagai "keberhasilan yang bersinar" di negaranya dalam menahan masuk virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu.
Hal itu disampaikan oleh Kim Jong-un pada pertemuan Partai Buruh pada Kamis kemarin yang juga membahas dampak virus corona, enam bulan setelah Korea Utara menutup perbatasan dan membuat ribuan orang di isolasi, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (3/7/2020).
Baca Juga
KCNA melaporkan bahwa setelah mengkaji upaya-upaya, Kim Jong-un mengatakan kami telah benar-benar mencegah penyebaran virus ganas" dan "mempertahankan situasi anti-epidemi yang stabil meskipun dunia mengalami krisis kesehatan.
Advertisement
Kim Jong-un memuji "keberhasilan yang gemilang yang diraih oleh kepemimpinan Komite Pusat Partai."
Ia menganggap semua pihak di negara itu memiliki pandangan jauh ke depan dengan semangat sukarela yang ditunjukkan oleh semua orang yang bergerak sesuai perintah Komite Sentral Partai dalam memerangi corona.
Namun dia juga menekankan perlunya "mempertahankan kewaspadaan maksimum" terutama mengingat wabah baru di "negara-negara tetangga".
Belum Ada Kasus Mematikan
Pyongyang belum mengkonfirmasi satu kasus mematikan yang melanda dunia setelah pertama kali muncul di negara tetangga China.
Korea Utara telah memberlakukan aturan ketat, termasuk menutup perbatasan dan sekolahnya, dan menempatkan ribuan warganya ke dalam isolasi.
Â
Advertisement
Isu Kelaparan di Korea Utara Â
Para analis mengatakan, Korut tidak mungkin menghindari infeksi dari virus itu, dan sistem kesehatannya yang bobrok bisa berujung pada wabah besar.
Bulan lalu, seorang pakar hak-hak PBB memperingatkan kerawanan pangan semakin dalam dan beberapa orang "kelaparan" sebagai hasil dari upaya Korea Utara untuk menangkal wabah, terutama menutup perbatasan.
Â
Rawan Pangan
Sebelum krisis Virus Corona, lebih dari 40 persen orang di Korea Utara sudah dianggap rawan kekurangan pangan, dengan banyak yang menderita kekurangan gizi.
Menyentuh hampir setiap negara di muka bumi, COVID-19 telah menginfeksi setidaknya 10,7 juta orang dan merenggut sekitar 516.000 nyawa.
(Teddy Tri Setio Berty)
Advertisement