Sukses

3 Kontroversi Timnas Indonesia di Piala AFF, Salah Satunya Sepak Bola Gajah Lawan Thailand

Apa saja catatan kelam yang mengiringi kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF?

Jakarta - Timnas Indonesia belum berjodoh dengan Piala AFF. Tim Garuda gagal merebut gelar meski sudah berpartisipasi 12 kali.

Pada turnamen yang sebelumnya bernama Piala Tiger ini, capaian terbaik Timnas Indonesia adalah melaju ke final sebanyak lima kali.

Keberuntungan belum juga berpihak pada Timnas Indonesia. Dalam lima laga final yang dimainkan, semuanya gagal berbuah gelar.

Padahal, secara kualitas Timnas Indonesia punya sumber daya pemain yang bagus. Bahkan, selalu mampu bersaing sejak babak penyisihan grup.

Akan tetapi, hal itu ternyata tak cukup untuk bisa meraih gelar juara di kawasan ASEAN. Timnas Indonesia juga membutuhkan faktor keberuntungan untuk bisa mengakhiri puasa gelar.

Lantas, apa saja catatan kelam yang mengiringi kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF? Bola.com mencatat ada tiga catatan yang membuat publik Indonesia kecewa dengan Timnas Indonesia.

Saksikan Video Timnas Indonesia Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Sepak Bola Gajah

Piala AFF 1998 menjadi edisi kedua yang diikuti Timnas Indonesia. Ketika itu, turnamen antarnegara ASEAN masih bernama Piala Tiger.

Timnas Indonesia ketika itu berada di Grup A bersama Thailand, Myanmar, dan Filipina. Timnas Indonesia berhasil menyegel tiket semifinal setelah memenangi dua laga babak penyisihan.

Pada laga pamungkas, Timnas Indonesia berjumpa Thailand. Laga ini sekaligus menjadi ajang perebutan status juara Grup A.

Di sinilah kejanggalan mulai terjadi. Thailand dan Timnas Indonesia ternyata sama-sama tak ingin bertemu dengan Vietnam yang ketika itu disegani.

Skenarionya adalah mengalah demi tak menjadi juara Grup A. Saat itu, Vietnam menghuni peringkat kedua klasemen Grup B.

Untuk menjadi runner-up, Thailand cukup bermain imbang melawan Timnas Indonesia. Adapun Tim Merah Putih butuh kekalahan demi lolos sebagai runner-up.

Bejo Sugiantoro saat berduel dengan salah satu pemain Thailand di Piala Tiger 1998. (Bola.com/Dok. AFF)

Laga yang berlangsung di Stadion Thong Nat itu mulai berlangsung tak normal. Dalam 45 menit babak pertama, belum ada gol yang terjadi.

Timnas Indonesia kemudian mencetak gol lebih dulu melalui aksi Miro Baldo Bento. Thailand berhasil menyamakan kedudukan melalui aksi Krisada Piandit sepuluh menit kemudian.

Aji Santoso kemudian berhasil mencetak gol pada menit ke-83. Adapun Thailand kembali mencetak gol penyeimbang pada menit ke-86 melalui Therdsak Chaiman.

Pada menit ke-90, Musyid Effendi dengan sengaja mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia. Kiper Kurnia Sandy ketika itu tak bereaksi seakan membiarkan bola melaju ke gawangnya. Timnas Indonesia pun sukses 'mengalah' 2-3 dari Thailand dan menjadi runner-up Grup A.

Timnas Indonesia akhirnya berjumpa Singapura pada laga semifinal. Namun, di luar dugaan Singapura justru berhasil menang 2-1 hingga akhirnya menjadi juara Piala Tiger 1998.

3 dari 4 halaman

Kalah Penalti

Piala Tiger 2002 menjadi momentum Timnas Indonesia untuk meraih gelar juara. Ketika itu, lini depan Timnas Indonesia memang sangat menakutkan karena dihuni Gendut Doni Christiawan, Bambang Pamungkas, dan Zaenal Arif.

Timnas Indonesia berhasil melaju ke semifinal setelah menjadi runner-up Grup A. Ketika itu, Tim Merah Putih tak terkalahkan setelah meraih dua kemenangan dan dua kali imbang.

Pada laga semifinal, Timnas Indonesia sukses mendepak Malaysia melalui gol tunggal Bambang Pamungkas. Tiket final pun dalam genggaman dan Timnas Indonesia akan berjumpa Thailand.

Dalam laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) itu, Timnas Indonesia tertinggal dua gol lebih dulu. Namun, pada babak kedua Tim Merah Putih berhasil mencetak gol penyeimbang melalui aksi Yaris Riyadi dan Gendut Doni.

Skor 2-2 tak berubah sampai berakhirnya waktu normal. Pertandingan dilanjutkan ke babak tendangan penalti.

Ketika itu, gelar Piala Tiger 2002 melayang setelah Timnas Indonesia takluk 2-4 dari Thailand. Tendangan Bejo Sugiantoro dan Muhammad Sandy gagal merobek menjadi gol. Adapun dari lima eksekutor Thailand, hanya Kisatisuk Senamuang yang gagal.

4 dari 4 halaman

Dugaan Suap

Piala AFF 2010 menjadi momen paling kelam yang dimiliki Timnas Indonesia. Ketika itu, Timnas Indonesia punya peluang besar untuk menjadi juara.

Pada laga penyisihan, Timnas Indonesia keluar sebagai juara Grup A dengan nilai sempurna tiga kemenangan. Timnas Indonesia kemudian berjumpa Filipina pada laga semifinal.

Tim Merah Putih asuhan Alfred Riedl tak terbendung dan meraih dua kemenangan dalam semifinal dengan skor identik 1-0 atas Filipina. Timnas Indonesia kemudian kembali berjumpa dengan Malaysia, lawan yang pernah dikalahkan dengan skor 5-1 pada babak penyisihan grup.

Laga final leg perdana digelar di Stadion Bukit Jali. Di luar dugaaan, Timnas Indonesia menyerah 0-3 dari Malaysia.

Para pemain Timnas Indonesia merayakan gol yang dilesakkan Bambang Pamungkas (tengah) saat bertemu Thailand dalam partai penutup Grup A Piala AFF 2010 di Jakarta, 7 Desember 2010. AFP PHOTO/Bay ISMOYO

Ketika itu, terjadi serangkain kejadian aneh dalam pertandingan. Mulai dari serangan laser yang diterima kiper Marcus Haris Maulana hingga ada dugaan suap.

Tuduhan itu mengarah ke Maman Abdurrahman yang pada sebuah kesempatan dianggap sengaja memberi ruang kepada pemain Malaysia. Akibat blunder itu, Malaysia mampu mencetak gol perdana.

Timnas Indonesia akhirnya gagal menjadi juara pada Piala AFF 2010. Dalam leg kedua yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia berhasil menang 2-1, namun kalah secara agregat dari Malaysia dengan skor 2-4.

Kasus ini sempat kembali dibuka dan diselidiki oleh Satgas Antimatia Sepak Bola pada 2018. Akan tetapi, sampai saat ini tuduhan yang diajukan ke Maman tak terbukti.

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Zulfirdaus Harahap/Editor: Wiwig Prayugi, published 10/7/2020)