Sukses

Bola Ganjil: Mussolini, Timnas Prancis, dan Charlton Athletic

Charlton Athletic menjawab permintaan Prancis untuk menggantikan Italia melakoni uji coba di Paris, April 1937. Apa yang terjadi di laga itu?

Liputan6.com, Jakarta - Duel timnas dan klub di panggung sepak bola sudah biasa. Lain ceritanya jika laga itu terjadi dalam pemberitahuan singkat, terjadi sebelum Perang Dunia II, dengan tim pengganti meraih kemenangan besar.

Itulah yang terjadi saat Charlton Athletic menjawab permintaan Prancis untuk menggantikan Italia pada partai uji coba di Paris, April 1937.

Cerita berawal dari keengganan Italia pergi ke Prancis. Mereka khawatir akan keamanan tim dengan kelompok suporter sayap kiri Negeri Anggur berencana menggelar demonstrasi.

Tensi politik di Eropa pada saat itu sedang menuju klimaksnya. Italia mulai dikecam para tetangga karena paham fasisme Benito Mussolini. Timnas mereka pun merasakan dampak.

Pada uji coba tandang melawan Austria sebulan sebelumnya, laga harus dihentikan pada menit ke-73 karena tingginya kekerasan dan panasnya tensi. Sebanyak tiga pemain Italia pincang di laga ini. Sementara Austria kehilangan dua personel, masing-masing akibat cedera dan kartu merah.

Kedua tim tampil sangat bersemangat, tapi lebih karena dorongan politik ketimbang olahraga. Alhasil, sejak partai dimulai, pelanggaran dan perdebatan panas kedua tim berlangsung dalam waktu cepat.

Di luar lapangan, gestur fasis yang dilakukan pemain Italia sebelum pertandingan juga memancing reaksi negatif sekitar 40 ribu pendukung tuan rumah.

Khawatir hal sama terulang, Italia memutuskan mundur. "Stadion akan penuh dengan ribuan pendukung Italia melakukan gestur fasis. Sementara ribuan suporter Prancis memberi salut kepalan tangan (gerakan sayap kiri). Dalam situasi ini, mustahil menghindari kerusuhan yang kemudian bisa menciptakan polemik internasional," kata Achille Starace, Presiden Komite Olimpiade Italia ketika itu.

Saksikan Video Timnas Prancis Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Mencari Lawan

Perwakilan Asosiasi Sepak Bola Prancis Henri Delaunay kemudian mencari rival baru. Dia melamar ke Belgia, Belanda, dan Jerman.

Prancis akhirnya mengamankan lawan tanding pada 9 April, dua hari sebelum pertandingan. Identitas tim itu tidak ada yang menduga karena Charlton Athletic. Hingga sekarang masih menjadi misteri mengapa hal ini bisa terjadi.

"Jelas pertandingan menghadapi Charlton Athletic tidak memiliki gengsi sama seperti laga yang melibatkan dua negara. Partai nanti kehilangan gairah yang membuat pemain mengerahkan segalanya karena mempertaruhkan kehormatan bangsa," tulis majalah olahraga Prancis, Match.

Meski begitu, The Addicks tetap dianggap sebagai rival kuat. Charlton Athletic pada waktu itu mencatatkan diri sebagai tim yang konsisten masuk papan atas Inggris, tidak seperti sekarang.

3 dari 4 halaman

Kunci Kemenangan Charlton Athletic

Laga tersebut berlangsung di Parc des Princes, Minggu, 11 April. The Addicks juga tidak maksimal. Mereka menjamu Huddersfield Town pada Sabtu malam. Usai pertandingan mereka berangkat dari London ke Dover, menyeberang selat menggunakan feri, berlabuh di Dunkirk dan dibawa ke Paris.

Tiba di hotel, pemain istirahat sejenak. Pelatih Jimmy Seed kemudian hanya membuat tiga pergantian dari tim yang meladeni Huddersfield. Namun mereka mampu berjaya 5-2.

Charlton Atletic unggul lewat dua gol cepat. Prancis sukses menyamakan skor sebelum jeda. Tim tamu lalu menang lewat tiga gol di 10 menit akhir.

"Mereka menunjukkan Prancis cara bermain efisien. Pergerakan bola sangat cepat. Dalam hitungan detik, tanpa usaha besar, Charlton Athletic bisa berubah dari mangsa jadi predator," tulis Match.

4 dari 4 halaman

Hampir Terulang

Kehadiran Charlton Athletic sebagai lawan Prancis sudah mengejutkan. Uniknya, laga sama hampir terulang.

Pada April 1939, duel Prancis melawan Jerman di Paris juga dibatalkan mendadak, kembali akibat alasan keamanan. Prancis lalu menghubungi teman lama mereka di Inggris.

Charlton Athletic pada awalnya mengiyakan. Namun, mereka akhirnya urung tampil karena harus bertamu ke markas Stoke City sehari sebelum laga. Masalah logistik terlalu besar.