Sukses

Update Corona Jumat 24 Juli: Bertambah 1.761, Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 95.418

Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah hingga hari ini, Jumat (24/7/2020).

Liputan6.com, Jakarta Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Hingga Jumat (24/7/2020) pukul 16.00, angka kasus positif bertambah 1.761 sehingga total penderita Covid-19 kini berjumlah 95.418 orang. 

Informasi ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang disampaikan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan bisa diakses dari laman www.covid19.go.id. Sementara angka pasien sembuh pada hari ini bertambah 1.781 orang dengan total akumulatif menjadi 53.945 orang. 

Sementara itu, jumlah pasien meninggal dunia masih mebgalami penambahan sebanyak 89 orang. Jadi, total akumulatif, ada 4.665 pasien Corona Covid-19 meninggal dunia di Indonesia sampai saat ini.

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Kamis, 23 Juli 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

2 dari 4 halaman

Sebelumnya Ada 93.657 Kasus

Sebelumnya, jumlah kasus positif Corona Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami penambahan. Ada 1.906 orang sudah terkonfirmasi positif pada hari ini, Kamis, 23 Juli 2020.

Dengan begitu, maka total akumulatif 93.657 orang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19 hingga saat ini.

Informasi ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Namun, data terkini terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 juga dapat dilihat melalui laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) www.covid19.kemkes.go.id.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh pada hari ini ada 1.909 orang. Jadi, total akumulatif hingga saat ini, sebanyak 53.164 orang berhasil sembuh dan negatif Corona Covid-19.

Kemudian, untuk pasien meninggal pada hari ini berjumlah 117 orang. Sehingga, total akumulatif ada 4.576 orang yang meninggal dunia akibat virus Corona Covid-19.

 

3 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

 

4 dari 4 halaman

Penanganan Intens

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.